MENGUNGKAP TRINITAS YANG SELALU DIPERDEBATKAN

Buat Sdr-ku yg mempertanyakan ke-Tuhan-an Yesus dan Allah Tritunggal.

Yang tidak berkepentingan jangan membaca….!

Karya Yesus

YESUS NAIK KE SORGA; ROH KUDUS TURUN DARI SORGA; ALLAH BAPA SELALU ADA DI SORGA

 

Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. 

Yoh 14:16

Kepercayaan Kristen tentang Allah sesungguhnya adalah penyataan dan pewahyuan Allah sendiri kepada manusia melalui orang-orang pilihan-Nya dari generasi ke generasi, baik secara tradisi lisan turun temurun maupun bukti-bukti tulisan dan arkeologi yang ada. Yesus telah menggenapi seluruh nubuat tulisan nabi-nabi sebelumnya yang terangkum dalam kitab Perjanjian Lama (sebelum Kristus) bahwa Ia akan disalibkan, mati dan dikuburkan, serta bangkit dan pada akhirnya naik ke sorga. Kepercayaan ini sudah teruji dari jaman ke jaman dan dapat dibuktikan secara historis melalui penelitian baik saksi-saksi dan bukti-bukti sejarah. Janji Yesus tentang Penolong yang lain yaitu Roh Kudus juga sudah digenapi pada hari Pentakosta yaitu 50 hari setelah kebangkitan-Nya dari kubur (atau 10 hr stlh kenaikan-Nya ke sorga).

Sebelum Yesus naik ke sorga, Ia menjanjikan kepada murid-murid-Nya untuk memberikan seorang Penolong yaitu Roh Kudus. Kata “Penolong” dalam bahasa aslinya adalah Parakletos yang diterjemahkan Helper (NAS), Counselor (NIV), Comforter (KJV). Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah “Pribadi”, bukan hanya tenaga atau kuasa atau energi seperti yang dipercaya & diajarkan oleh agama “Saksi Jehova”. Buktinya Roh Kudus memiliki pikiran, perasaan & kehendak. Roh Kudus bisa mencegah rasul Paulus saat hendak memberitakan Injil ke Asia (baca Kis 16:6) membuktikan bahwa Roh Kudus memiliki kehendak. Roh Kudus juga memiliki pikiran. Terbukti Ia menyelidiki segala sesuatu, bahan hal-hal yang tersembunyi dari Allah (baca 1 Kor 2:10-11). Roh Kudus memiliki perasaan, dibuktikan melalui perkataan Yesus untuk tidak menghujat Roh Kudus (baca Mark 3:29) & nasehat rasul Paulus untuk tidak mendukakan Roh Kudus (Ef 4:30). Jika Roh Kudus bisa berduka berarti Ia memiliki perasaan.

Kita memiliki kepastian iman tentang Trinitas yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Yesus adalah Anak Allah (baca Maz. 2:7; Ibr 1:5; Ibr 5:5) dan bahwa Yesus pernah menjadi manusia dan hidup di bumi ini untuk misi penyelamatan manusia melalui pengorbanan-Nya. Sebelum jaman Yesus, dalam kepercayaan Yahudi yang ditetapkan Allah melalui nabi Musa, penebusan dosa harus melalui pengorbanan binatang; dan Yesus adalah gambaran dari Anak Domba yang dikorbankan itu (Yoh 1:36). Dalam Alkitab, hubungan Allah Bapa dan Allah Anak merupakan Pribadi yang bisa terpisah. Saat Yesus menjadi manusia, Ia memiliki kemandirian dan potensi kehendak diri yang dapat berbeda dari kehendak Allah Bapa. Ini dapat kita temukan saat Yesus berada di taman Getsemani dan berdoa “bukan kehendak-Ku yang jadi, tetapi kehendak-Mu.” Yesus juga mengatakan bahwa Allah Bapa meninggalkan-Nya saat detik terakhir Ia disalibkan sebelum menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa (Mat 27:46). Keterpisahan pribadi Anak dengan Bapa ini membuka kemungkinan Anak Allah memiliki kehendak yang berbeda dengan kehendak Bapa. Namun Yesus Sang Anak Allah mentaati kehendak Bapa dan membuktikan diri-Nya bahwa Ia adalah Tuhan (Fil 2:6-11). Jika kita menyebut kata Elohim (yang diterjemahkan Allah) ini berarti kita sedang menyebut Trinitas Allah yang terdiri dari Bapa, Anak dan Roh Kudus, dimana ketigaNya adalah esa. Yesus mengajarkan dalam doa, Bapa kami yang ada di sorga, mengindikasikan bahwa Pribadi Bapa ada di sorga dan “tidak ada” dimana-mana. Jika kita mempercayai bahwa Allah itu maha hadir, sesungguhnya manifestasi kehadiran-Nya adalah melalui Roh Kudus. Jika Yesus merupakan Pribadi yang terpisah dari Allah Bapa, tidak demikian dengan Roh Kudus. Roh Kudus merupakan Roh Allah Bapa sendiri dan tidak ditemukan bahwa Ia adalah Pribadi yang bisa terpisah dari Allah Bapa. Roh Kudus adalah Roh Allah yang keluar dari Allah Bapa dan merupakan manifestasi kehadiran Allah di segala tempat, di segala jaman dan waktu. Kita harus tahu bahwa Elohim adalah bentuk jamak dari “El”. Bentuk ini sudah ada sejak kekekalan (keberadaan Allah yang kekal). Artinya Allah dalam pengertian Trinitas sudah ada secara tersirat sebelum Yesus menjadi manusia di bumi melalui kelahiran-Nya. Yesus sendiri mengaku bahwa diri-Nya ada sebelum Abraham ada (Yoh 8:56-58). Jadi Elohim (Allah) adalah institusi keesaan Allah dimana Allah Bapa berada di tahta-Nya (sorga), Allah Anak duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan Roh Allah/Roh Kudus hadir di mana-mana mewakili institusi keesaan Allah. Roh Kudus adalah Roh Allah Bapa sendiri. Itulah sebabnya menghujat Anak Allah “saat itu” bisa diampuni, tetapi menghujat Roh Kudus tidak bisa diampuni (Luk 12:10).

Trinitas harus dipercayai sebagai Allah yang Esa sesuai dengan keterangan di atas dan tidaklah bertentangan dengan perkataan Yesus dalam Mark 12:29, “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa” tetapi merupakan penjabaran dari keesaan Allah. Ini adalah penyataan Allah sendiri dan bukan hasil rekayasa murid-murid Yesus atau konsili gereja-gereja. Konsili gereja hanya meneguhkan penyataan (bukan pernyataan) Allah sendiri bahwa ternyata Allah yang esa, Pencipta alam semesta adalah Allah Tritunggal (Trinitas).

Murid-murid Yesus tidak akan mampu membuat konsep Trinitas yang begitu rumit dan sulit ini, (seperti yang sering dituduhkan orang) jika bukan Allah sendiri yang menyatakannya. Jika murid-murid Yesus mau membuat agama dan memalsukan firman Tuhan dengan mengotak-atik Injil, pasti mereka akan membuat konsep tentang Allah yang mudah dimengerti dan dipercaya orang. Juga akan membuat ajaran dan hukum agama yang gampang. Tetapi kebenarannya ajaran Yesus masih tetap original sesuai dengan penyataan dan fakta-fakta tentang Yesus yang bisa kita baca dalam kitab Injil sekarang ini. Ajaran Yesus: “kasihilah musuhmu dan berkatilah mereka” masih tetap sama, padahal hal itu tidak masuk akal dan sulit dilakukan. Ajaran tentang pernikahan monogami dan menentang perceraian juga masih ajaran original, padahal jika murid-murid mau membuat agama, itu bisa dihilangkan agar gampang diterima oleh orang. Apalagi yang perlu dibuktikan dari ajaran Yesus? Apakah Anda sulit untuk mengerti dan memahami kebenaran tentang Allah ini? Puji Tuhan jika Anda sulit memahami Allah dengan akal Anda, karena Allah memang tidak bisa dipikirkan dengan otak manusia yang terbatas. Pikiran manusia terbatas sehingga tidak bisa memikirkan Allah yang tidak terbatas. Memang, Allah tidak untuk dipikirkan, tetapi untuk dipercayai. Pemahaman dengan logika kita tentang Allah secara teologi seharusnya hanya sampai kepada penelitian teks-teks dan bukti-bukti historis tentang dokumen-dokumen tentang Allah. Setelah kita yakin bahwa bukti-bukti tersebut sah, artinya tidak dipalsukan, dan tidak saling bertentangan, kita hanya tinggal mempercayai apa yang tertulis di dalamnya. Tetapi penelitian secara historis dan teologis pun belum tentu membuat orang percaya terhadap Allah yang benar, karena hanya oleh anugerah-Nya dan kuasa Roh Kudus kita bisa mempercayai Allah yang benar dan bahwa Yesus adalah Tuhan (1 Kor 12:3).

Intinya Injil adalah penyataan dan pewahyuan Allah melalui orang-orang pilihan-Nya oleh pengilhaman Roh Kudus. Percayalah! Hal ini telah teruji dan dibuktikan oleh waktu, dari generasi ke generasi dari jaman ke jaman melalui jutaan orang-orang yang menyelidikinya dan mempercayainya. Tetang penafsiran yang berbeda-beda dikarenakan pemahaman manusia terhadap Allah bersifat progresif. Alkitab tidak berubah dan Allah juga tidak berubah, tetapi pemahaman manusia tentang Allah melalui Alkitab itu bertumbuh (karena pikiran manusia terbatas) menjadi semakin jelas dan semakin terang oleh tuntunan Roh Kudus. Ini yang disebut sebagai pertumbuhan iman sampai kepada tingkat pengetahuan yang benar tentang Anak Allah dan kepenuhan Kristus (Ef 4:13).

Sekarang ini kita berada dalam peringatan 10 hari menjelang pencurahan Roh Kudus atau hari Pentakosta. Dan hari Pentakosta pasti jatuh pada hari minggu dimana hari itu adalah hari lahirnya gereja, saat Roh Kudus dicurahkan pertama kali di Yerusalem kepada 120 murid-murid dan pengikut Yesus (Kisah 2). Sekarang ini kita tidak perlu lagi menantikan pencurahan Roh Kudus, karena sudah digenapi dan Roh Kudus sudah diberikan kepada gereja-Nya, orang-orang kudus-Nya dua ribu tahun yang lalu. 10 hari menjelang hari Pentakosta boleh kita peringati kembali bukan dengan doa penantian pencurahan Roh Kudus, tetapi doa supaya kita terus menerus “dipenuhi” Roh Kudus, meskipun hal itu sesungguhnya bukan hanya 10 hari menjelang hari Pentakosta, tetapi setiap saat kita harus berdoa agar terus menerus “dipenuhi” Roh Kudus (Kis 4:31; 9:17; Ef 3:19). Baptisan Roh Kudus adalah pengalaman pertama saat kita lahir baru dan moment awal perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus. Sedangan “dipenuhi Roh Kudus” adalah proses terus menerus kita mengikuti, mempercayai, mengandalkan, dan mengalami pimpinan Roh Kudus. Dipenuhi Roh Kudus berarti pengambil-alihan kehendak diri kepada kehendak Allah secara total (lengkap) melalui Roh Kudus dalam diri kita. Inilah yang kita harapkan sekarang ini, yaitu kita semua mengalami kepenuhan Roh Kudus. Orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah orang yang memiliki cara berpikir seperti Roh Kudus yang hidupnya sesuai dengan kehendak Roh Kudus, diperintah dan dipimpin Roh Kudus secara “penuh.” Ini juga berarti merupakan proses dimana karakter kita dibentuk untuk tunduk pada kehendak Allah. Orang yang dipenuhi Roh Kudus tidak hanya memansifestasikan karunia, seperti nubuat, bahasa Roh, karunia kesembuhan dsb, tetapi juga memanifestasikan buah Roh (Gal 5:22-23). Jika gereja menitikberatkan manifestasi Roh Kudus hanya melalui karunia Roh, maka sesungguhnya kita sedang memperlemah pengajaran yang benar dan sehat mengenai Roh Kudus. Rasul Paulus mengajarkan bahwa karakter lebih utama dibandingkan dengan karunia Roh.  “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. (1 Kor 13:1-2) . Namun demikian, kita juga tidak boleh menolak karunia-karunia Roh dan gereja yang menggunakannya dengan menghakimi bahwa itu palsu, meskipun kita harus tetap waspada dan mengujinya apakah benar karunia-karunia Roh tersebut berasal dari Tuhan (1 Tes 5:21; 1 Yoh 4:1). Ketika Tuhan Yesus mengatakan, “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu” (Mat 7;15), tidak berarti Ia mengatakan bahwa semua nabi adalah palsu. Artinya ada nabi-nabi yang benar yang akan datang kemudian, tetapi akan ada nabi-nabi palsu yang menyamar seperti domba. Dalam ayat berikutnya Yesus berkata, “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka(Mat 7:16). “Buah” yang dimaksud merupakan acuan yang dapat kita pakai sebagai cara kita menguji dan melihat apakah mereka palsu ataukah asli dari Tuhan. Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.(Mat 7:17-18).  Buah yang dihasilkan juga bisa berwujud cara hidup mereka atau perbuatan mereka, apakah sesuai dengan firman Tuhan.

Di akhir zaman ini, marilah kita semakin teguh dengan iman kita, semakin mengenal siapa Allah kita dengan pengertian yang benar dan keyakinan kokoh serta pengajaran yang sehat sehingga tidak mudah diombang-ambingkan oleh pengajaran-pengajaran yang tidak sesuai dengan Alkitab, namun menjadi semakin dewasa sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan kepenuhan Kristus (Ef 4:12-13). Roh Kudus memampukan kita untuk “di dalam Dia kita hidup, kita bergerak dan kita ada (Kis 17:28). GBU All

PENUMPANGAN TANGAN

PENUMPANGAN TANGAN

Penumpangan tangan adalah tindakan meletakkan tangan atas seseorang untuk keperluan rohani atau impartasi pengurapan, dalam mendoakan atau menubuatkan seseorang. Penumpangan Tangan ini dilakukan oleh seorang Hamba Tuhan yang memiliki otoritas dan karunia Ilahi. Otoritas Ilahi ini diberikan Tuhan untuk meneguhkan dan mesahkan seseorang untuk melaksanakan tugas sebagai hamba Tuhan. Otoritas Ilahi tidak diberikan berdasarkan banyaknya pengalaman atau usia seseorang. Salah satu contohnya adalah Timotius dan Titus, seorang yang masih muda dan dipercayakan untuk menjadi gembala (pemimpin) jemaat oleh rasul Paulus. Bahkan meskipun masih muda, Titus diberikan otoritas oleh rasul Paulus untuk menetapkan penatua (mengangkat penatua) untuk jemaat Kreta (1 Titus 1:5) . Timotius juga diberikan wewenang untuk menumpangkan tangan atas seseorang, hanya dengan pesan jangan sembarangan mempergunakannya (1 Tim 5:22). Tetapi pada dasarnya wewenang untuk penumpangan tangan tidak didasarkan dari lamanya seseorang menjadi Kristen, tingkat pendidikan, atau usia seseorang.

Tujuan Penumpangan Tangan:

  1. Menyalurkan Berkat

Mark 10: 13-16 Tuhan Yesus memberkati anak-anak

Luk 24:50 Tuhan Yesus memberkati murid-muridNya

  1. Meneguhkan jabatan/tanggungjawab rohani (mentahbiskan),

Kis 6:1-6 diaken ditahbiskan rasul-rasul,

Bil 25:5-11 Orang Lewi ditahbiskan untuk melayani di Bait Allah.

Bil 27:18-23 Penetapkan Yosua sebagai pengganti Musa.

  1. Pelayanan Baptisan Roh Kudus

Kis 19:6 Paulus mendoakan orang di Efesus

  1. Mendoakan orang sakit.

Mark 16:16-17 “mereka akan menumpangkan tangan atas orang sakit dan mereka akan sembuh“.

  1. Impartasi Karunia Roh Kudus

1 Tim 4:14 & 2Tim 1:6 Timotius menerima karunia Roh Kudus karena penumpangan tangan Paulus

  1. Pengutusan

Kis 13:2-4 Barnabas dan Paulus diutus

DISIPLIN

“Karena itu kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (self-discipline)” [2 Timotius 1:6 – 7].

Disiplin adalah ciri kedewasaan seseorang yang merupakan bagian dari karakter Kristen, hasil dari kebiasaan dan gaya hidup benar dalam seluruh aspek kehidupannya. Disiplin membutuhkan latihan yang harus dimulai sejak usia dini yang ditanamkan orang tua kepada anak-anaknya. Disiplin sesungguhnya merupakan karakter ilahi dimana peraturan-peraturan dan etika kehidupan bukanlah sebagai hukum yang tertulis melainkan telah menjadi sikap dan cara hidup sehari-hari.
Seseorang yang baru bertobat terkadang memiliki kebiasaan lama yang perlu diubah agar selaras dengan kehendak Tuhan. Cara berpikir, cara berbicara, cara bertindak mutlak harus mengalami perubahan seiring dengan pertobatan hidupnya. Ini yang sering kurang ditekankan dalam kehidupan jemaat. Orang tua harus diajarkan untuk mendidik anak-anaknya sedini mungkin untuk menerapkan pola hidup disiplin. Membuang sampah ke tempat yang benar adalah contoh kecil yang bisa diajarkan kepada anak-anak usia dini. Jika Saudara merasa hidup Saudara kurang teratur dan tertib dalam segala sesuatu, saatnya melatih hidup kita untuk disiplin.
Dalam hal ibadah pun kita harus melatih diri untuk berdisiplin. Rasul Paulus mengingatkan, “Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang” (1 Tim. 4:7-8). Adakah hari-hari ini Saudara sudah melakukan Saat Teduh setiap pagi? Atau Membaca Alkitab secara rutin? Atau berdoa secara khusus sebelum beraktifitas setiap hari? Disiplin Ibadah sesungguhnya tidak hanya mencakup hal-hal rohani semata, karena seluruh hidup kita akan dipertanggungjawabkan secara penuh di hadapan Tuhan. Bukankah ibadah yang sejati adalah mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah? (Rm 12:2). Tentu saja ini berbicara tentang hidup Saudara sehari-hari di setiap waktu. Perbedaan sifat dewasa dan kanak-kanak dapat dilihat dari disiplin hidup seseorang.
Dalam konteks organisasi, perusahaan, pemerintahan, dan militer pelanggaran terhadap kedisiplinan akan mendapatkan sanksi tertentu. Demikian juga yang seharusnya diterapkan dalam gereja. Alkitab mengingatkan setiap kita untuk menegor, memberi peringatan, memberikan sangsi terhadap seorang yang melanggar ketetapan Tuhan dalam gereja-Nya. Ini adalah bagian kehidupan gerejani yang wajar dan tidak perlu disikapi secara berlebihan. Oleh karena itu kehidupan yang disiplin harus menjadi kehidupan sehari-hari umat Tuhan di manapun mereka berada. Rasul Petrus memberikan nasehat, “Milikilah CARA HIDUP yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka. 1 Pet 2:12

Tujuan Disiplin

Tujuan utama Disiplin Rohani adalah untuk membawa kita pada kedewasaan penuh [Ef.4:13] dan menjadi seperti Kristus [ Fil. 2:5-8].

“Orang boleh saja mengabdikan diri, mempersembahkan diri dan menyediakan dirinya, tetapi itu semua nilainya hanya sedikit, jika tidak berdisiplin.” Hudson Taylor [1 Korintus 9:24-27]
Jadi pelayanan seharusnya merupakan hasil dari disiplin rohani.
Tujuan pendisiplinan adalah:

1. Untuk membuang kotoran & ragi yang dibawa oleh dosa [1 Kor.5:6-8].
2. Untuk menjaga orang-orang percaya lainnya dari melakukan dosa dan mengarahkan jemaat untuk hidup kudus [Gal.6:1; 1 Tim.5:20].
3. Agar jemaat hidup tertib dan sehat dalam iman [1 Tes. 5:14; Tit. 1:13].
4. Membawa kembali dalam pertobatan dan memulihkan kehidupan mereka [2 Kor.2:5-11].

Sikap dalam melaksanakan disiplin:
1. Dengan Roh lemah lembut [Gal 6:1]
2. Tidak keras dan dengan penuh kemurnian [1 Tim 5:1-2]
3. Tanpa prasangka dan tanpa memihak [1 Tim 5:20,21]
4. Dengan kesabaran dan dengan pengajaran [2 Tim 4:2]
5. Penuh kasih [2 Tes.3:9-15]
6. Memiliki roh yang suka mengampuni [2 Kor.2:5-11]
7. Tegas; tidak kompromi dengan dosa [Tit.1:13].

Prinsip dalam disiplin:
1. Tidak memihak [1 Tim.5:21].
2. Tidak terburu-buru, tetapi dengan pertimbangan [Mat.18:15-20].
3. Memiliki motivasi untuk memulihkan-mengkoreksi [2 Kor.2:6-8].

Siapa yang harus didisiplin secara khusus?
1. Penatua yang kena tuduhan-berdosa [1 Tim.5:19-20].
2. Seorang yang melakukan dosa [Mat.18:15-20].
3. Seorang yang melakukan suatu pelanggaran [Gal.6:1].
4. Seorang yang susah diatur [2 Tes.3:6].
5. Guru-guru palsu [Tit.1:10-16].
6. Orang yang suka berselisih/bertengkar dan memecah belah [Tit.3:8-11; Roma 16:17].
7. Seorang yang jatuh dalam dosa moral [1 Kor.5:1-13]

Disiplin adalah cara hidup orang percaya sekaligus menandakan kedewasaan seseorang. Disiplin rohani merupakan gaya hidup orang percaya yang juga menandakan kedewasaan rohani seseorang. Gereja seharusnya menumbuhkan kedisiplinan jemaat sebagai mandat Tuhan untuk menjadikan mereka murid (disciple) Yesus. Firman Tuhan adalah dasar untuk menerapkan pola hidup disiplin setiap orang percaya. “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (2 Tim 3:16).

KUNJUNGI VIDEO RENUNGAN SINGKAT DI YOUTUBE/CHRISTYA MINISTRY/PDT. OBED KRISNANTYO AJI

Kunjungi Renungan Singkat Yang Akan Menguatkan Iman Anda.
Beban masalah, persoalan, kekuatiran, ketakutan, sakit penyakit, kebencian, luka batin, sakit hati, kecewa, dikhianati, kekurangan dan kemiskinan serta penderitaan adalah akibat kejatuhan manusia dalam dosa yang harus kita tanggung. Namun ADA SATU JALAN KELUAR sehingga Anda mampu dan sanggup melewati itu semua. Bahkan Semua itu akan digantikan dengan damai sejahtera dan sukacita oleh kuasa dan mujizat Tuhan.
IMAN TIMBUL DARI PENDENGARAN AKAN FIRMAN KRISTUS (Rm.10:17).
Video ini disajikan untuk pendengar yang tidak punya banyak waktu (hanya 4-14 menit), bisa dilihat/didengar sambil santai, makan, pada waktu istirahat kantor, dsb. Daripada melamun, nge-gosip kunjungi link berikut ini.
Menang dalam Ujian Iman http://youtu.be/s3Y0ZwXKg-w
Bertumbuh di Dalam Dia http://youtu.be/o0EamWqFEFU
Berbuah di Dalam Dia http://youtu.be/6H30G5GlbhU
Pertobatan http://youtu.be/w0eB0Q-tgcM
Kasih Dan Pengampunan http://youtu.be/VproX97GwsU
Berakar di Dalam Dia http://youtu.be/dPPCMFco-28
Mengalahkan Kemustahilan http://youtu.be/6aHVM7ErtZA
Arti Hidup http://youtu.be/I4h23UVV0J0

HANCURKAN SETIAP DOSA YANG SAUDARA KENALI

( JC. Ryle, Thoughts for Young Men, Amityville, New York :Calvary Press, 1991, hal. 29-32, 44-46 )

  1. Pada mulanya, manusia dibentuk oleh Allah dan keluar dengan jujur -Pkh.7:29.

Manusia itu “sungguh amat baik”- Kej.1:31.

  1. Setelah manusia jatuh, dosa berdiam secara alamiah di dalam hati setiap orang yang pernah hidup di muka bumi -Pkh.7:20 ; Rm. 3:23.

†        Dosa mencemari pikiran, perkataan dan perbuatan kita secara terus-menerus – Kej. 6:5; Mat.15:19.

†        Dosa menjadikan kita bersalah dan menunjukkan dalam pandangan Allah yang Maha Kudus-Yes. 64:6; Hab.1:13.

†        Dosa membuat kita sama sekali tidak memiliki pengharapan akan keselamatan – Mzm.143:2; Roma 3:20.

†        Buah dosa adalah aib di dunia sekarang ini, dan upah dosa di dunia yang akan datang adalah maut -Rm. 6:21, 23.

  1. Bagaimanakah manusia sekarang ? II Tim. 3:1-9.

Makhluk yang jatuh, suatu reruntuhan, makhluk yang menunjukkan tanda-tanda kebobrokan di sekujur dirinya, hatinya seperti Nebukadnesar, merosot derajatnya dan melata di tanah, memandang ke bawah dan bukan ke atas. Rasa kasihnya seperti rumah tangga yang porak-poranda, tidak tunduk pada pimpinan, semuanya serba boros dan kacau. Pengertiannya seperti lampu yang berkedip-kedip dan tidak sanggup menuntunnya, tidak tahu membedakan antara yang baik dan yang jahat. Kehendaknya seperti kapal yang tak berkemudi, terombang-ambing oleh setiap keinginan dan terus-menerus memilih cara-cara yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Betapa bobroknya manusia dibandingkan dengan tujuan semula. Ketika Roh Kudus menyampaikan gambaran tentang manusia, yang muncul adalah rentetan ungkapan berikut ini : buta, tuli, sakit, tidur, mati. Dan ingat, manusia menjadi demikian oleh karena dosa.

  1. Ingatlah pula, harga yang harus dibayar untuk menebus dosa dan untuk menyediakan pengampunan bagi orang-orang berdosa, ketika Tuhan Yesus dihina, dianiaya dan disalibkan. Renungkanlah betapa jahat dan kejinya dosa itu.
  2. Pikirkan pula apa yang telah dikerjakan dosa atas bumi ini.

†         Dosa melemparkan Adam dan Hawa dari Taman Eden – Kej. 3:16-19.

†         Mendatangkan air bah pada jaman Nuh – Kej. 7:1-24.

†         Mendatangkan api membumihanguskan Sodom dan Gomora – Kej. 19:1-29.

†         Menenggelamkan Firaun dan bala tentaranya di laut Merah – Kel. 14:28.

†         Menghancurkan tujuh bangsa yang fasik di tanah Kanaan – Ul .7:1.

†         Menyerakkan kedua belas suku Israel ke seluruh muka bumi. Dosalah yang melakukan semuanya itu.

  1. Lebih jauh lagi, pikirkanlah segala sengsara dan duka cita yang disebabkan oleh dosa dan terus ditimbulkannya sampai hari ini. Luka, sakit-penyakit dan kematian-perselisihan, pertengkaran, perpecahan, iri hati, cemburu dan dengki, penipuan penyesatan dan kecurangan, kekerasan, penindasan dan perampokan, keegoisan, kekerasan dan sikap tidak tahu berterima kasih. Semuanya itu adalah buah-buah dosa. Dosa adalah bapa semuanya itu, yang telah merusakkan dan mengotori wajah ciptaan Allah.
  2. Perhatikanlah hal-hal itu. Kita harus benar-benar merenungkannya dan kita akan memutuskan hubungan dengan dosa selama-lamanya. Maukah saudara bermain-main dengan racun ? Maukah saudara bercengkerama dengan mereka ? Maukah saudara menjangkau api dengan tangan ? Maukah kalian menimang-nimang musuh yang paling mematikan di atas pangkuan kalian ?

†         Bangkit dan sadarlah akan bahaya dosa !

†         Ingatlah perkataan Salomo : “Orang bodoh” ya, orang bodoh sajalah yang “menganggap enteng dosa.” (Amsal 14:9-KJV).

†         Putuskanlah, dengan pertolongan Allah, untuk menghancurkan setiap dosa yang saudara kenali, betapapun kecilnya.

†         Lihatlah ke dalam diri kalian masing-masing. Ujilah hati kalian. Adakah kebiasaan yang kalian ketahui salah di mata Allah ? Kalau ada jangan menunda-nunda waktu untuk mengatasinya.

†         Tidak ada hal yang lebih menggelapkan mata hati kita dan mematikan hati nurani kita dari pada dosa yang dibiarkan saja. Mungkin memang hanya suatu dosa yang kecil, namun bahayanya sama saja. Lubang kecil pada kapal akhirnya akan menenggelamkannya. Letikan api kecil dapat mengobarkan kebakaran besar dan dosa kecil yang dibiarkan saja akan memporakporandakan jiwa yang kekal ini.

†         Dengarkanlah nasehat ini, dan jangan menganggap enteng setiap dosa kecil. Israel diperintahkan untuk menghabisi setiap orang Kanaan, baik yang besar maupun yang kecil.

†         Bertindaklah dengan prinsip seperti itu : Jangan kenal ampun terhadap dosa-dosa kecil.

†         Kidung Agung 2:15 menggambarkannya dengan indah. “Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur.”

†         Perhatikanlah, bahwa tidak ada orang jahat yang sejak mulanya berniat untuk menjadi orang yang begitu jahat. Ia memulainya dengan membiarkan dirinya melakukan pelanggaran kecil, yang berkembang lebih besar, dan pada waktunya kelak membuahkan sesuatu yang semakin besar, dan pada waktunya kelak membuahkan sesuatu yang semakin besar lagi. Sampai ia mendapati dirinya sudah berubah menjadi makhluk bengis tak terkendali.

†         Ketika Hazael mendengar dari Elia tentang perbuatan mengerikan yang akan dilakukannya suatu hari kelak, ia terperanjat dan berkata, “Tetapi apakah     hamba-Mu ini, yang tidak lain dari anjing saja, sehingga ia dapat melakukan hal sehebat itu ? (II Raja 8:13). Namun ia membiarkan dosa berakar dalam hatinya, dan pada akhirnya ia menyulut semua malapetaka itu.

†         Lawanlah dosa sedini mungkin. Hal itu mungkin terlihat kecil dan tidak berarti, namun mungkinlah perkataan saya, lawanlah dosa, janganlah berkompromi dengannya. Jangan biarkan dosa “menginap” dengan tenang tanpa gangguan di dalam hati anda. “Induk kejahatan” kata sebuah pepatah lama, “tidaklah lebih besar dari sayap nyamuk.” Ujung jarum memang kecil saja, namun kalau digunakan, benang-benangpun terburailah. Ingat juga perkataan Rasul Paulus, “sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan.” (I Korintus. 5:6).

†         Banyak anak muda yang dapat bercerita pada kita dengan menanggung sesal dan malu. Mereka mengawali kehancuran dari hal-hal tadi yaitu dengan membuka jalan bagi dosa ketika dosa itu masih merupakan benih kecil.

†         Ingatlah akan hal itu, khususnya dalam hal kebenaran dan kejujuran. Jagalah hati murni kalian secermat-cermatnya sampai ke hal-hal yang sekecil-kecilnya. Barang siapa setia dalam perkara kecil …. (Lukas16:10). Jangan pedulikan apa kata dunia. Tidak ada dosa yang kecil. Semua bangunan besar tersusun atas bagian-bagian kecil. Batu pertamanya sama pentingnya dengan batu-batu yang lain. Semua kebiasaan terbentuk oleh serangkaian perbuatan kecil, dan perbuatan kecil yang pertama berdampak luar biasa.

†         Sebuah dongeng yang mengisahkan mata kapak yang memohon dengan sangat pada pohon, meminta sepotong kecil kayu untuk dijadikannya pegangan. Pohon itu mengijinkannya, dan beberapa saat kemudian, tahu-tahu ia sudah tumbang. Iblis juga hanya ingin menyisipkan suatu dosa kecil yang dibiarkan di dalam hati saudara, dan tahu-tahu kalian sudah dikuasainya.

 “Tidak ada sela kecil di antara kita dan Allah, karena Allah adalah Allah yang tidak terbatas”(William Bridge).

†        Ada dua cara untuk menurunii suatu tangga. Meloncat atau menuruni satu per satu. Namun keduanya membawa ke lantai bawah. Demikian juga ada dua jalan menuju ke neraka. Yang pertama adalah mencebur ke dalamnya dengan mata terbuka dan yang kedua adalah menuruninya tahap demi tahap melalui dosa-dosa kecil.

†        Orang yang tidak mengenal Allah akan berkata, “siapa sih yang puas hanya dengan sebuah dosa ?”

†        Jeremy Taylor dengan baik menggambarkan perkembangan dosa dalam diri manusia.

†        Mula-mula dosa membuatnya terbelalak, lalu menjadi menyenangkan, lalu menjadi gampang, kemudian menjadi kesukaan, selanjutnya menjadi sering, menjadi kebiasaan dan menjadi kuat tertanam. Manusia pun menjadi tidak mengenal rasa sesal, menjadi keras kepala, tidak pernah mau bertobat, dan akhirnya ia pun terkutuk.

†        Mari tanggalkanlah segala beban dan dosa yang begitu merintangi kita dan menyalibkan segala keinginan daging dan hawa nafsunya. Gal.5:24

†        Lupakan semua masa lalu yang pernah terjadi dan hiduplah dalam pertobatan dengan iman, pengharapan dan kasih di hadapan Tuhan kita. Anda telah menjadi manusia baru yang tidak dikuasai lagi oleh dosa dan menang terhadap kuasa Iblis oleh darah Yesus Sang Penebus kita.

@100805

BERAKAR DALAM TUHAN

Berakar

Sering kali Tuhan mengajar dengan menggunakan perumpamaan-perumpamaan yang ada dan akrab di sekitar kita agar mudah dimengerti dan dipahami pendengarnya. Demikian juga kehidupan rohani kita dianalogikan dengan kehidupan sebuah tumbuhan/pohon.

Firman Tuhan dalam Kolose 2:7 berkata,” Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. “

Pohon yang besar dan kokoh pasti awalnya mengalami sebuah proses pertumbuhan yang dimulai dengan tumbuhnya akar ke dalam tanah. Semakin besar pohon, semakin dalam pula akarnya. Pohon yang mudah tumbang kena angin, pasti ia tidak memiliki akar yang kuat yang menancap ke dalam tanah. Lihatlah tanaman ubi kayu. Meskipun akarnya besar dan menggelembung, tetapi karena ia tidak jauh dan panjang tertancap ke dalam tanah, maka ia akan mudah dicabut. Berbeda dengan pohon jati atau mahoni. Meskipun baru setinggi 1 meter, orang tidak akan bisa mencabutnya karena akarnya kuat, panjang dan dalam tertancap ke dalam tanah. Nah demikianlah juga perumpamaan ini berlaku untuk kita.

Berakar adalah mendengar firman Tuhan, menerimanya dan membuat firman itu bertumbuh dalam hatinya serta mengeluarkan buah melalui pikiran, perkataan dan perbuatan dalam hidupnya.

Perumpamaan seorang penabur yang diajarkan Tuhan kepada kita berbicara tentang di tempat mana dan bagaimana benih firman yang ditabur oleh seorang penabur itu jatuh, apakah benih itu jatuh di pinggir jalan, atau jatuh di tanah berbatu, atau jatuh di tanah bersemak duri ataukah di tanah yang subur? Jenis tanah ini menggambarkan tentang jenis hati Saudara.

Pertama adalah Tanah pinggir jalan, berbicara tentang hati yang keras yang tidak mau mendengar firman kebenaran dan menolak Tuhan.

Kedua, Tanah berbatu, adalah hati yang rapuh. Tuhan mengatakan dalam Matius pasal 13 ayat 5 Sebagian benih jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena TIDAK BERAKAR. Hati yang rapuh adalah hati yang tidak banyak tanahnya, atau tanahnya tipis, benih yang tumbuh tidak berakar dengan kuat karena ada batu-batu yang menghalanginya.

Tuhan menjelaskan, Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan dan penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad. Ini berbicara hati yang rapuh. Mudah goyah dan mudah tercabut karena tidak berakar dengan kuat.

Ketiga, Benih yang jatuh di tanah bersemak duri adalah hati yang menerima benih firman, lalu kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan mengimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Apakah ia berakar? Mungkin ia berakar, tetapi karena ada semak duri di sekitarnya maka mereka akan berebut makanan dan tidak bisa maksimal menyerap makanan dalam tanah sehingga tidak berakar dalam. Semak duri menggambarkan kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan. Inilah yang sering membuat orang percaya jatuh dan goyah dalam iman. Ini berbicara tentang hati yang kacau. Mudah kuatir akan segala sesuatu dan terjerat tipu daya kekayaan, kuatir akan kebutuhan hidupnya, terjerat oleh kekayaan, sehingga ia melakukan kecurangan dalam mencari rejeki, curang dalam bisnis dan usahanya, curang dalam pekerjaan, curang dalam studinya, korupsi, manipulasi, dan menghalalkan segala cara.

Jenis orang yang memiliki tanah semak duri adalah orang yang hanya memikirkan kenikmatan duniawi, kekayaan, uang dan kesenangan dalam hidupnya. Dari sisi rohani, mungkin ia baik, namun ia memiliki hati yang kacau karena firman yang ia dengar pada akhirnya tidak dihiraukannya dan memilih untuk tidak menggunakannya meskipun tetap beribadah, tetap melakukan kegiatan-kegiatan rohani dan tetap berbuat baik. Ini juga menggambarkan orang yang TIDAK BERAKAR seperti yang dikehendaki Tuhan.

Yang ke empat adalah tanah yang baik atau subur adalah hati yang lemah lembut, mau mendengar dan menerima benih firman Tuhan dan berakar dalam-dalam sehingga bertumbuh dengan cepat dan berbuah dengan lebat. Ini adalah gambaran orang yang kuat.

Orang yang kuat dalam hidupnya, bukan orang yang bisa mengangkat beban berat dengan tangannya atau dengan tubuhnya. Orang yang kuat dalam hidupnya adalah orang yang bisa menahan dan mengalahkan beban berat dengan hatinya. Ia tidak mudah goyah karena godaan, ia tidak mudah menangis karena penderitaan, ia tidak mudah kecewa karena keadaan, ia tidak mudah terluka, karena hantaman, ia tidak mudah tersinggung, karena ucapan dan perbuatan orang, tidak mudah sakit hati, tidak mudah marah dan tidak mau membenci, tidak ingin membalas kejahatan orang lain.

Tuhan rindu Saudara memiliki karakter yang baik dan iman yang kuat sehingga Memiliki kehidupan yang kuat.

Saudara milikilah tanah yang baik, tanah yang subur, hati yang lemah lembut, hati yang mau mendengar firman Tuhan dan menerimanya dengan sungguh-sungguh.

Rooted and built up in Him, Berakarlah dan bangunlah dirimu di dalam Dia, di dalam Tuhan yang mengasihi Saudara, Tuhan yang menuntun Saudara, Membimbing Saudara, mendidik Saudara, melindungi dan menyertai Saudara dan Tuhan yang berjanji akan memberikan kehidupan kekal kepada Saudara.

RENEW YOUR MIND AND GROW IN FAITH (Baharui Pikiranmu Dan Bertumbuhlah Dalam Iman)

Semua orang sehat pasti mengalami pertumbuhan baik secara jasmani maupun secara rohani, meskipun tingkat pertumbuhan manusia berbeda-beda. Pertumbuhan jasmani untuk manusia normal, rata-rata sama sesuai dengan bertambahnya umur manusia. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor dan yang paling menentukan adalah faktor kuantitas dan kualitas makanan. Pertumbuhan rohani manusia juga dipengaruhi oleh faktor tersebut. Makanan rohani yang paling berkualitas adalah firman Allah. Namun tingkat pertumbuhan rohani manusia tidak dipengaruhi oleh umur setelah ia dapat berpikir dan memahami sendiri firman Allah yang diberikan kepadanya dan pertumbuhan rohani ini tidak pernah berhenti atau mencapai suatu titik tertinggi sehingga roh manusia itu akan terus menerus bertumbuh tanpa dibatasi oleh usia. Hal ini berlaku bagi setiap manusia baik para pendeta, pastor, teolog, majelis gereja sekalipun maupun anggota jemaat biasa.

Oleh karena itu, bisa saja anda yang berumur 20 tahun, tetapi usia rohani anda lebih dewasa dari orang yang berumur 40 tahun. Sekali lagi kedewasaan rohani seseorang tidak ditentukan oleh usia manusia. Ketaatan melakukan perintah dan firman Allah adalah hal terbaik yang membuat kondisi rohani anda bertumbuh dengan pesat. Dengan kata lain kemauan dan keinginan anda untuk bertumbuh harus dilakukan dengan mentaati firman Allah. Usaha untuk mengalami pertumbuhan rohani tidak bisa terlepas dari pembaruan-pembaruan yang harus dilakukan di dalam kehidupan kita bersama Tuhan.

MENGENAL PRIBADI MANUSIA.

Sebelum masuk dalam pemahaman lebih lanjut, kita akan melihat dahulu apa yang ada pada diri manusia dan bagaimana keadaan kita yang sebenarnya. Mengenal apa yang ada pada diri anda dan yang telah terjadi pada diri anda membuat kita sadar dan mengerti akan arti pentingnya pembaharuan pikiran dan pertumbuhan iman.

Menurut Alkitab, manusia terdiri dari tiga unsur: Roh, Jiwa dan Tubuh. Di bawah ini adalah ayat Alkitab yang menyebutkan bahwa manusia terdiri dari roh, jiwa dan tubuh.

 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnyadan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

1 Tesalonika 5:23

 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh,…     Ibrani 4:12

 Dalam ayat tersebut di atas, jiwa dan roh dapat dipisahkan oleh firman Allah, berarti jiwa tidak mungkin sama dengan roh.

Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk hidup dengan menghembuskan nafasNya ke dalam dirinya sehingga memiliki roh dan menjadi makhluk yang paling istimewa dan sempurna. Adam adalah manusia pertama yang diciptakan dan Allah menempatkan manusia itu di sebuah tempat yang disebut taman Eden. Semua buah pohon yang ada di situ boleh dimakan manusia, hanya satu yang tidak boleh dimakan dan Allah telah berfirman :

 Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat itu janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya pastilah engkau mati. Kejadian 2 : 17

Adam hawa

 Adam melanggar perintah Allah dengan memakan buah itu yang sebelumnya telah dimakan oleh Hawa karena terbujuk godaan si ular atau iblis. Inilah yang menyebabkan manusia menjadi mati. Bagian yang mati adalah roh manusia. Roh manusia adalah suatu tempat hubungan antara Allah dan manusia. Kematian roh mengakibatkan hubungan Allah dengan manusia menjadi terputus. Mati disini berarti kehilangan terang hidup atau kemuliaan hidup. Oleh sebab itu sejak Adam jatuh dalam dosa, hubungan mereka dengan Allah terputus sama sekali dan mengakibatkan dosa menjalar kepada semua manusia. Inilah yang disebut sebagai dosa asal [Baca 1 Korintus 15:21-22 ; Roma 5:12 ; Mazmur 51:7].

Ada tiga akibat dosa yang dialami manusia dan yang membuktikan bahwa semua manusia keturunan Adam dilahirkan dalam keadaan berdosa, yaitu :

  1. Dosa merusak roh manusia. Setelah manusia jatuh dalam dosa, hubungan mereka dengan Allah menjadi rusak. Manusia berusaha menyembunyikan dirinya dari Allah. Demikian juga apabila kita berdosa maka hubungan kita dengan Allah menjadi renggang, sebab kita tahu kita bersalah kepada-Nya.
  2. Dosa merusak jiwa manusia. Setelah manusia jatuh dalam dosa, jiwanya tidak tenang, gelisah, penuh dengan kebimbangan, kekuatiran dan ketakutan.
  3. Dosa merusak tubuh manusia. Sebelum manusia jatuh dalam dosa, manusia tidak mengenal umur dan kematian. Manusia tidak dibatasi waktu dan keadaan, tetapi hidup dalam kekekalan. Setelah jatuh dalam dosa, tubuh manusia menjadi fana, dapat merasakan sakit dan mengalami kematian.

Inilah keadaan kita sebenarnya yang sudah rusak oleh dosa. Namun Allah telah menyediakan jalan bagi seluruh umat manusia, karena Ia sangat mengasihi makhluk ciptaan-Nya itu. Allah telah datang dalam terang kemuliaan-Nya menjadi manusia Yesus Kristus untuk memulihkan hubungan yang sudah terputus antara Allah dan manusia dan menyelamatkannya dari hukuman kekal yaitu api neraka (Yohanes 1 :1 –14).

MANUSIA HARUS “LAHIR KEMBALI”

 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Yohanes 3:5

Banyak orang Kristen yang tidak mengerti tentang firman Tuhan ini, seperti halnya Nikodemus yang menjadi lawan bicara Tuhan Yesus pada waktu itu tidak mengerti maksud perkataan Tuhan dan bertanya, “Bagaimana mungkin aku yang sudah tua harus masuk ke kandungan ibuku dan lahir kembali?”

Kematian rohani akibat dosa asal yang dilakukan Adam telah terjadi pada setiap manusia yang hidup di dunia ini. Roh manusia telah mati [padam] dalam arti kehilangan terang hidup dan kemuliaan Allah sehingga tidak dapat berhubungan dengan Allah. Untuk menghidupkan roh manusia ini Allah telah memberikan satu jalan yaitu melalui percaya kepada Yesus Kristus. Tidak ada jalan lain untuk menyatukan hubungan manusia dengan Allah, semua manusia harus percaya akan Ketuhanan Yesus Kristus.

Roh Kudus

Lahir kembali adalah syarat yang harus dipenuhi agar manusia bisa masuk dalam Kerajaan Allah [sorga]. Lahir kembali adalah peristiwa supranatural yang dikerjakan oleh Roh Allah dengan menghidupkan kembali roh manusia yang sudah mati oleh dosa. Air melambangkan firman Allah dan Roh adalah Roh Kudus atau Roh Allah itu sendiri. Orang yang sudah percaya kepada Yesus Kristus tidak otomatis mengalami kelahiran kembali. Bisa saja ia masih belum “dilahirkan kembali dari air dan Roh.” Bagaimana orang bisa mengalami “lahir kembali” adalah kasih anugerah Allah semata-mata dan bukan karena pekerjaan kita. Tetapi setiap orang yang telah menerima Yesus Kristus dan yang bersungguh-sungguh mentaati firman Allah, ia pasti akan memperoleh kasih anugerah Allah dan mengalami kelahiran kembali yang sangat menakjubkan bagi setiap kita.

Ketika Anda dilahirkan kembali, Anda akan mengalami suatu pembaruan dalam hidup Anda dan perubahan-perubahan dalam keinginan, sikap dan perbuatan. Seseorang yang sedang mengalami kelahiran baru akan selalu bersukacita dan sangat peka terhadap dosa dalam arti takut untuk berbuat dosa. Keinginan hidupnya hanya tertuju kepada Allah dan selalu berusaha mencari kebenaran-kebenaran Allah serta selalu ingin menyembah dan memuji-muji Allah. Ini terjadi pada tahap-tahap awal pengalaman kelahiran baru. Orang lain, bahkan orang Kristen sendiri akan menganggap aneh kepada orang yang sedang dilahirkan kembali, karena prinsip-prinsip dan standar-standar Allah sangat berbeda dari yang mereka lakukan atau mereka pikirkan. Orang-orang yang tidak mengalami kelahiran baru, tidak bisa memenuhi standar-standar yang Allah tetapkan bagi manusia. Oleh karena itu banyak orang-orang Kristen yang hidup hanya dengan menjalankan suatu agama Kristen dengan tekun tetapi tidak mengalami kemerdekaan dan kebebasan dari dosa. Mereka sangat suka dengan pengajaran tentang ”anugerah” tetapi tidak menghidupi anugerah itu. Oleh karenanya mereka masih hidup dalam ketakutan, kekuatiran, kemarahan, bahkan perbuatan-perbuatan dosa yang nyata-nyata mereka lakukan serta pikiran dan keinginan mereka masih tertuju pada hal-hal kedagingan dan duniawi. Apabila orang-orang Kristen semacam ini mau berubah dan menyerahkan hatinya untuk Tuhan maka pasti mereka akan mengalami kelahiran baru yang sungguh sangat menyukacitakan. Kita akan seperti orang yang tidak akan pernah sedih karena damai sejahtera Allah meliputi hati kita.

 

Rasul Paulus dalam suratnya, mengatakan demikian :

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

2 Korintus 5:17

Bebas

“Ada di dalam Kristus” adalah senantiasa hidup bergantung kepada Kristus dan selalu tinggal dalam firman-Nya. Kata “ada” menunjukkan suatu keadaan yang terus menerus, bukan hanya sebentar atau suatu ketika saja tetapi selalu ada di dalam Kristus dengan memakai dan melakukan firman-Nya dalam hati dan pikiran, perkataan dan seluruh perbuatannya. Ini sama dengan perumpamaan Yesus tentang POKOK Anggur yang benar. Sebagai carangnya kita harus menyatu dengan pokok anggur itu yaitu Yesus.

Orang yang belum lahir kembali, tidak bisa “menyatu” dengan Yesus. Ia tidak bisa mempercayai firman Tuhan seperti yang dikehendaki Tuhan. Jika Anda percaya kepada Yesus dan mau mengikut Dia, tentunya Anda juga harus percaya kepada firmannya dan janji-janjiNya. Namun banyak orang Kristen yang tidak mau mempercayai seluruhnya. Mereka hanya memilih berdasarkan apa yang bisa diterimanya saja. Janji Allah yang tidak masuk akal dipikir-pikir dulu, malahan disesuaikan pemahamannya dengan kenyataan hidup. Mereka membatasi Allah dan kuasa-Nya dengan pikiran mereka dan mereka meyakininya sebagai kebenaran. Bahkan ada yang hanya melihat kepada janji tentang anugerah keselamatan saja sehingga ada banyak sikap-sikap dan perbuatan-perbuatan yang tidak dapat dibenarkan menurut firman Allah.

Kebanyakan orang percaya hanya ingin menerima keselamatan dan berkat-berkatNya tanpa mau mentaati firmanNya. Hal ini jelas tidak benar. Sebagai ciptaan-Nya memang sudah seharusnya kita mengikuti Tuhan Yesus dan melakukan segala firman-Nya dengan setia, sedangkan keselamatan yang dijanjikan Tuhan sudah pasti menjadi milik kita. Pada orang-orang Kristen yang masih demikian, peranan Roh Kudus sangat kecil, bahkan tidak ada sama sekali dalam hidupnya. Mereka mengaku percaya akan keberadaan Roh Kudus tetapi tidak pernah merasakan kehadiran Roh Kudus dan tidak bisa merasakan kuasa dan karya Roh Kudus bekerja dalam hidupnya. Mereka hanya percaya akan Roh Kudus karena hal itu tertulis di dalam Kitab Suci. Akibatnya dalam kehidupan, mereka hanya mengandalkan usahanya dan kekuatannya sendiri, meskipun mereka berdoa juga (hanya agamawi). Yang jelas dapat dilihat adalah bahwa kehidupan mereka tidak ada bedanya dengan orang yang tidak mengenal Kristus.

Mereka melihat firman Allah dengan hikmat dan pengetahuan mereka dan mencocok-cocokkannya untuk kepentingan hidupnya serta untuk membuktikan bahwa pendapatnya benar. Kristen hanyalah suatu agama bagi mereka. Tetapi kita tahu bahwa Kristen bukanlah sekedar suatu agama, sebab agama tidak akan pernah dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Hanya Yesus yang sanggup melepaskan manusia dari dosa dan memberikan hidup yang kekal. Mengikut Yesus bukan hanya ke gereja, menyanyi lagu rohani, memasukkan persembahan dan mendengarkan khotbah saja, tetapi lebih dari itu, Anda harus merasakan kehadiran Tuhan Yesus dalam setiap segi kehidupan dan menjadikan Yesus, Tuhan dalam hidup Anda, yang memerintah dan menguasai seluruh kehidupan Anda. Dengan demikian ada buah-buah kebenaran dinyatakan dalam kehidupan Anda setiap saat. Jadi bila Anda sudah “dilahirkan kembali” Anda benar-benar merupakan ciptaan baru yang kudus di hadapan Allah.

Apabila orang ditanya, “apakah Anda sudah merasa dilahirkan kembali?” Maka anda akan menjawab “sudah”, karena Anda tidak mau dibilang ingin masuk neraka. Namun begitu apakah orang yang sudah dilahirkan kembali tidak bisa berbuat dosa? Sudah barang tentu jawabannya masih bisa. Tetapi mari kita lihat firman Allah berikut ini.

 

Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.

Roma 6 : 6

 Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.

Roma 6 : 12

 Orang yang telah dilahirkan kembali memiliki kemampuan untuk lepas dari dosa karena Roh Kudus ada di dalamnya. Jadi ia mampu untuk menolak keinginan dosa yang ingin memerintah hidupnya. Dosa tidak berkuasa lagi dan kita bisa bebas dari keinginan dosa. Namun demikian, ia pun dapat menuruti keinginan dosa tersebut, karena manusia tetap memiliki ”kehendak bebas” (free will) untuk memilih. Perbedaannya dengan orang yang belum dilahirkan kembali adalah kemampuan untuk melawan dan menolak dosa diberikan kepada orang Kristen lahir baru sebab mereka sudah mengalami transformasi dan kepenuhan Roh Kudus.

Memang Roh Kudus yang memampukan kita untuk tetap hidup kudus di hadapan Allah. Dan lagi firman Allah sungguh-sungguh hidup di dalam hati dan pikiran orang yang telah mengalami kelahiran kembali dan memiliki kekuatan dan kesanggupan untuk melakukan firmanNya.

Memang semua orang telah berbuat dosa (Roma 3 : 23), tetapi firman itu jangan dijadikan sebagai alasan untuk berbuat dosa. Banyak orang sering menjadikan alasan ketidaksempurnaan dan kelemahan manusia untuk berbuat dosa. Hal ini bukan suatu pemikiran iman yang benar, justru pemikiran dan perkataan negatif yang akan menghambat pertumbuhan iman Anda. Pada dasarnya hal semacam ini muncul disebabkan oleh :

  • Anda masih ingin berbuat dosa.
  • Anda ingin membela perbuatan dosa atau kesalahan yang anda lakukan.
  • Anda masih ragu-ragu bahkan tidak mau meninggalkan dosa.
  • Anda mengalami keputus-asaan dalam melawan dosa.

Anda bisa katakan,”manusia kan lemah, tidak sempurna, dsb” dan anda bisa katakan hal itu berulang kali di depan manusia, bahkan pendeta, pastor atau majelis gereja, namun apakah Allah akan menerima alasan tersebut? Tidak. Allah hanya melihat bahwa anda telah berdosa dan harus bertobat untuk tidak melakukan dosa lagi, bahkan apa yang Anda tabur akan Anda tuai, karena Tuhan membalaskan hukuman setimpal dengan dosa yang anda perbuat. Allah sudah menyampaikan firman-Nya melalui Rasul Yohanes demikian :

 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi, sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.     1 Yohanes 3:9

 Allah konsekuen dengan perkataanNya dan Ia mau membantu segala kelemahan kita serta memberikan kekuatan kepada kita untuk melawan dosa oleh kekuatan Roh-Nya yang tinggal di dalam kita. Oleh karena itu Anda harus berpikiran positif dan mempunyai keyakinan yang benar supaya Anda tetap berdiri teguh dan dapat melakukan segala perintah dan ketetapan-Nya.

Memang ada keterbatasan atau ketidaksempurnaan manusia dimana manusia masih bisa berdosa. Saya akan memisahkan antara berbuat dosa dan berdosa, karena kedua hal itu berbeda. Jika Anda tidak berdoa setiap hari, maka Anda sudah berdosa, meskipun Anda tidak berbuat dosa.Tetapi bila Anda dengan sengaja berbuat dosa, lebih baik Anda tidak mengatakan hal tersebut terjadi karena kelemahan atau ketidaksempurnaan, karena ketika Anda melakukannya, Anda sadar bila hal tersebut dosa. Sedangkan 1 Yohanes 3:9 mengatakan, “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi,…”. Di sini kata “berbuat” menunjukkan suatu perbuatan yang disengaja. Artinya jika Anda merasa “lahir dari Allah” atau telah “dilahirkan kembali” Anda seharusnya tidak akan dengan sengaja berbuat dosa. Namun jika Anda dengan sadar dan dengan sengaja berbuat dosa, lalu mengatakan hal itu terjadi karena ketidaksempurnaan atau kelemahan manusia, sebenarnya Anda hanya beralasan saja dan tanpa Anda sadari, Anda tidak mempercayai apa yang tertulis dalam Alkitab, sebab “setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi.” Berbuat dosa adalah melakukan dengan sadar bahwa apa yang dilakukan melanggar hukum Allah. Sedangkan berdosa adalah tidak melakukan firman Allah meski sekecil apapun yang kadang tidak kita sadari. Contoh: tidak berdoa atau tidak hidup dalam kesaksian yang baik, bagi orang Kristen hal itu sebenarnya sudah berdosa, meskipun mereka tidak berbuat dosa. Jadi berbuat dosa dan berdosa adalah dua hal yang berbeda. Karena ada tiga hal yang dikatakan Alkitab tentang dosa :

  1. Dosa adalah pelanggaran hukum Allah (1 Yohanes 3:4).
  2. Jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya ia berdosa (Yak 4:17)
  3. Segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa (Roma 14:23)

Memahami dan menyadari kebenaran firman Allah harus disertai dengan penggenapan firman tersebut dalam hidup Anda, apabila firman itu memang harus dan dapat terjadi pada masa kini. Kenyataan bahwa Anda tidak dapat melakukan ataupun merasakan firman tidak meniadakan kebenaran firman itu. Andalah yang harus mengkoreksi dan mengevaluasi diri sendiri.

Pengalaman adalah kenyataan hidup yang telah kita alami, tetapi pengalaman bukanlah kebenaran, hanya karena kita merasakan dan membuktikannya. Banyak ajaran-ajaran iblis tentang kemakmuran, sihir, kesaktian, mimpi, kesembuhan, dsb, yang dapat dibuktikan sebagai suatu kenyataan, tetapi hal itu bukanlah kebenaran. Kebenaran yang mutlak hanyalah ada pada firman Allah. Jika pengalaman hidup Anda sudah sesuai dengan firman Allah, barulah kebenaran itu dinyatakan dalam hidup Anda. Oleh karena itu kita harus mengerti akan firman Allah agar kita pun mengerti dan memahami kehendak dan kebenaran-kebenaran Allah. Satu-satunya buku yang menuliskan firman Allah adalah Alkitab. Alkitab adalah kumpulan kesaksian orang-orang yang bertemu dengan Allah dan merasakan kebenaran Allah. Alkitab dituliskan oleh banyak orang dari bermacam-macam latar belakang dan waktu bahkan abad yang berbeda, tetapi Alkitab hanya mempunyai satu tema pokok yaitu Yesus Kristus adalah Tuhan. Mengerti kebenaran Alkitab melibatkan pikiran yang benar dan sudah dalam kerangka ”lahir kembali.”

 

PEMBARUAN PIKIRAN UNTUK KEDEWASAAN IMAN.

 

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu (renewing of your mind) sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah ; apa yang baik,yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

Roma 12 : 2

          Pusing

Tulisan ini adalah kutipan dari surat Rasul Paulus yang diberikan kepada jemaat di Roma yang anggota-anggotanya mengenal Yesus sebagai Tuhan, Juru selamat dan Tabib yang ajaib. Meskipun demikian, Rasul Paulus mengingatkan mereka , “Jangan menjadi serupa dengan dunia ini.” Rasul Paulus mengerti bahwa banyak orang Kristen pada waktu itu yang tidak mengerti dan memahami tentang Kekristenan dan tidak bisa menikmati arti Kekristenan. Mereka masih serupa dengan dunia ini. Mungkinkah kita yang hidup di jaman modern ini, lebih baik dibandingkan dengan cara hidup gereja di Roma saat itu? Ataukah justru semakin sama dengan cara hidup dunia yang semakin jahat ini? Tetapi suka atau tidak, kita saat ini ditegur dengan firman Allah tersebut, “Jangan serupa dengan dunia ini. “ Apakah Anda akan berpikir-pikir dulu untuk perintah ini atau mungkin membuat alasan dengan mengatakan, “kita kan masih hidup di dunia, butuh makan, uang, pakaian, rumah, dsb.” Terkadang pikiran semacam ini muncul dalam benak Anda, bukan? Di satu sisi kita mau percaya dan melakukan firmanNya, namun di sisi lain kita justru menentangnya dengan logika dan pendapat kita. Tetapi sebenarnya apa yang dimaksud dengan firman ini ?

Alkitab berbicara banyak tentang larangan-larangan Allah, jangan takut, jangan kuatir, jangan bimbang, jangan berjinah, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mencuri, dan sebagainya. Itulah hal-hal yang serupa dengan dunia ini. Maka Allah melarang supaya kita tidak berbuat seperti itu.

Jika anda kuatir, anda serupa dengan dunia ini.

Jika anda bimbang, anda serupa dengan dunia ini.

Jika anda sombong, anda serupa dengan dunia ini.

Jika anda marah, anda serupa dengan dunia ini.

Jika anda berjinah, mencuri, berjudi, membenci, dendam, memfitnah, menipu, anda masih serupa dengan dunia ini.

Hal-hal itulah yang tidak boleh dilakukan. Dan Allah memberitahukan caranya agar kita tidak menjadi serupa dengan dunia ini, “tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu.” Anda harus memperbarui budi atau pikiran Anda. Dengan kata lain Anda harus mau berubah. Kerendahan hati Anda sangat dibutuhkan di dalam memahami dan melakukan firman Allah. Allah membenci orang yang congkak dan yang mengeraskan hatinya untuk kebenaran firmanNya. Jika Anda tidak mau berubah, tentu saja Anda tidak akan mengalami pertumbuhan. Tidak menjadi sama dengan dunia ini adalah kehendak Allah untuk Anda, sebab tentang dunia ini Allah mengatakan demikian,

Hai kamu orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

Yakobus 4 : 4

Agar Anda tidak menjadi sama dengan dunia ini dan menjadi musuh Allah, Anda harus berubah dan menyediakan diri untuk dijamah Tuhan dengan segala kerendahan dan ketulusan hati. Anda harus memperbarui pikiran-pikiran yang lama dan juga pikiran-pikiran negatif harus dibuang jauh-jauh dan diganti dengan pikiran yang baru yang sesuai dengan firman Allah. Pada dasarnya, asalkan sesuai dengan firman Allah, masuk akal atau tidak, itulah yang harus Anda pikirkan/percayai atau Anda lakukan. Dan satu lagi yang dikatakan Alkitab untuk kita pikirkan.

 

Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.

Roma 8:5,6

 

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Filipi 4:8

Apabila anda terus memperbarui pemikiran anda, pada akhirnya pola pemikiran yang lama tidak akan timbul lagi, melainkan telah berubah menjadi baru. Anda segera mengenali pemikiran yang negatif, mengakuinya di hadapan Allah, memutuskan untuk merubahnya dan mengganti dengan pemikiran-pemikiran Allah. Allah selalu menghendaki agar manusia mengalami pembaruan untuk pertumbuhan iman. Di bawah ini adalah ayat-ayat yang berbicara tentang pembaruan dan pertumbuhan.

  • Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. 2 Korintus 4:16
  • Dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar khalik-Nya. Kolose 3:10
  • Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu. Efesus 4:23
  • Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juru selamat kita Yesus Kristus. 2 Petrus 3:18a
  • Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang pada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segal hal ke arah Dia, Kristus yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh,- yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar tiap-tiap anggota – menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih. Efesus 4:13-16

Kehidupan Kristen adalah merupakan suatu proses pertumbuhan yang konstan. Allah selalu memanggil kita kepada hal-hal yang lebih besar. Jika kita menolak perubahan tersebut, kita tidak akan bisa bertumbuh dan tidak akan bisa berbuah. Kita tahu bahwa doktrin-doktrin Alkitab tidak pernah berubah, akan tetapi cara kita melaksanakan doktrin tersebut melalui pelayanan dari generasi ke generasi terus bertumbuh atau berubah sesuai dengan kehendak Allah. Pada saat kita mulai berkeras pad pendirian kita dan tidak mau merubah dan memperbarui pikiran kita lagi, kita sebenarnya mematikan kehidupan kita. Tidak akan ada perkembangan dan pertumbuhan! Perubahan yang kita lakukan akan membawa pada pertumbuhan sehingga kita dapat mengetahui manakah kehendak Allah : apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:2). Memang perubahan itu tidak akan membawa kita pada kata sempurna, karena hanya Allah yang memiliki pikiran yang sempurna. Tetapi justru karena tidak bisa sempurna itulah kita harus diperbarui terus menerus dan bertumbuh sampai akhir hidup kita. Jadi pembaruan yang harus kita lakukan tidaklah mengenal usia atau umur. Anda yang menjadi pendeta, pastor ataupun majelis gereja dan yang sudah tua sekalipun, harus tetap diperbarui dari sehari ke sehari. Kita memang tidak akan menjadi Allah, namun kita harus selalu berusaha untuk menjadi seperti Dia. Tuhan Yesus berkata :

 Karena itu haruslah kamu sempurna,sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.

Matius 5:48

Apakah anda masih berpikiran negatif dengan berpikir bahwa perintah Tuhan berat atau tidak masuk akal? Sudah saatnya kita buang itu dan mempercayai dengan iman yang sungguh akan firman dan janji Allah bagi kita. Memang sudah sejak semula Tuhan Yesus mengatakan kepada kita :

Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyengkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Lukas 9:23

 

Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia : iman kita. 1 Yohanes 5:3,4

Kehidupan Kristen memang kelihatan berat apabila kita melihat masalah yang timbul dan terjadi pada kita, tetapi apabila mata kita tetap memandang Yesus dan dengan kekuatan Roh Kudus yang selalu bersama kita, maka tidak ada yang terlalu sulit dan berat bagi kita. Tuhan Yesus mengatakan :

Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKu pun ringan. Matius 11:30

Sangat jelas bagi kita saat ini, bila beban kita tidak berat. Mari kita lakukan firman-Nya dengan memperbarui pikiran kita dan bertumbuh di dalam pengenalan akan Allah sehingga kita akan dapat mengasihi Allah dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatan kita serta mengasihi sesama seperti Allah telah mengasihi kita dan seperti kita mengasihi diri-sendiri dengan memberitakan kebenaran yang telah Yesus ajarkan kepada kita. Untuk semua inilah kita hidup dan dipilih Allah, yaitu untuk menggenapi panggilan-Nya bagi kemuliaan Allah Bapa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.

Haleluya. Amin

 

 

Kesaksian Jim Caviezel Pemeran Yesus dalam The Passion of the Christ

Jim Caviezel

Jim Caviezel adalah aktor Hollywood yang memerankan Tuhan Yesus dalam Film “The Passion Of the Christ”

Jim Caviezel adalah seorang aktor yang kurang dikenal. Peran terbaik pernah dilakukan dalam sebuah film perang (kolosal) yang berjudul “ The Thin Red Line”. Itupun hanya salah satu peran dari begitu banyak aktor besar yang berperan dalam film itu.

Dalam film “Thin Red Line”, Jim berperan sebagai prajurit yang berkorban menarik perhatian Mel Gibson, yang sedang mencari aktor yang tepat untuk memerankan film yang sudah lama disimpannya, menunggu orang yang tepat untuk memerankannya.

“Saya terkejut ketika suatu hari dikirimi naskah sebagai peran utama dalam sebuah film besar.

Belum pernah saya bermain dalam film besar apalagi sebagai pemeran utama. Tapi yang membuat saya lebih terkejut lagi adalah ketika tahu peran yang harus saya mainkan. Ayolah…, Dia ini Tuhan, siapa yang bisa mengetahui apa yang ada dalam pikiran Tuhan dan memerankannya? Mereka pasti bercanda.

Besok paginya saya mendapat sebuah telefon, “Hallo.. ini, Mel”, suara dari telpon tersebut. “Mel siapa?” Tanya saya bingung. Saya tidak menyangka kalau itu Mel Gibson, salah satu aktor dan sutradara Hollywood yang terbesar. Mel kemudian meminta kami bertemu, dan saya menyanggupinya.

Saat kami bertemu, Mel kemudian menjelaskan panjang lebar tentang film yang akan dibuatnya. Film tentang Tuhan Yesus yang berbeda dari film-film lain yang pernah dibuat tentang Dia. Mel juga menyatakan bahwa akan sangat sulit dalam memerankan film ini, salah satunya saya harus belajar bahasa dan dialek Aramik, bahasa yang digunakan pada masa itu.

Dan Mel kemudian menatap saya dengan tajam, dan mengatakan sebuah resiko terbesar yang mungkin akan saya hadapi. Katanya bila saya memerankan film ini, mungkin akan menjadi akhir dari karir saya sebagai aktor di Hollywood.

Sebagai manusia biasa saya menjadi gentar dengan resiko tersebut. Memang biasanya aktor pemeran Yesus di Hollywood, tidak akan dipakai lagi dalam film-film lain. Ditambah kemungkinan film ini akan dibenci oleh sekelompok orang Yahudi yang berpengaruh besar dalam bisnis pertunjukan di Hollywood, sehingga habislah seluruh karir saya dalam dunia perfilman.

Dalam kesenyapan menanti keputusan saya apakah jadi bermain dalam film itu, saya katakan

padanya. “Mel apakah engkau memilihku karena inisial namaku juga sama dengan Jesus Christ (Jim Caviezel), dan umurku sekarang 33 tahun, sama dengan umur Yesus Kristus saat Ia disalibkan?” Mel menggeleng setengah terperangah, terkejut. Menurutnya ini menjadi agak menakutkan. Dia tidak tahu akan hal itu, ataupun terluput dari perhatiannya. Dia memilih saya murni karena peran saya di “Thin Red Line”. Baiklah Mel, aku rasa itu bukan sebuah kebetulan, ini tanda panggilanku, semua orang harus memikul salibnya. Bila ia tidak mau memikulnya maka ia akan hancur tertindih salib itu. Aku tanggung resikonya, mari kita buat film ini!

Maka saya pun ikut terjun dalam proyek film tersebut. Dalam persiapan karakter selama berbulan-bulan saya terus bertanya-tanya, dapatkah saya melakukannya? Keraguan meliputi saya sepanjang waktu. Apa yang seorang Anak Tuhan pikirkan, rasakan, dan lakukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membingungkan saya, karena begitu banyak referensi mengenai Dia dari sudut pandang yang berbeda-beda.

Akhirnya hanya satu yang bisa saya lakukan, seperti yang Yesus banyak lakukan yaitu lebih banyak berdoa, memohon tuntunanNya melakukan semua ini. Karena siapalah saya ini memerankan Dia yang begitu besar. Masa lalu saya bukan seorang yang berada dalam hubungan denganNya. Saya memang lahir dari keluarga Katolik yang taat, kebiasaan-kebiasaan baik dalam keluarga memang terus mengikuti dan menjadi dasar yang baik dalam diri saya.

Saya hanyalah seorang pemuda yang bermain bola basket dalam liga SMA dan kampus, yang bermimpi menjadi seorang pemain NBA yang besar. Namun cedera engkel menghentikan karir saya sebagai atlit bola basket. Saya sempat kecewa pada Tuhan, karena cedera itu, seperti hancur seluruh hidup saya.

Saya kemudian mencoba peruntungan dalam casting-casting, sebuah peran sangat kecil membawa saya pada sebuah harapan bahwa seni peran mungkin menjadi jalan hidup saya. Kemudian saya mendalami seni peran dengan masuk dalam akademi seni peran, sambil sehari-hari saya terus mengejar casting.

Dan kini saya telah berada di puncak peran saya. Benar Tuhan, Engkau yang telah merencanakan semuanya, dan membawaku sampai di sini. Engkau yang mengalihkanku dari karir di bola basket, menuntunku menjadi aktor, dan membuatku sampai pada titik ini. Karena Engkau yang telah memilihku, maka apapun yang akan terjadi, terjadilah sesuai kehendakMu.

Saya tidak membayangkan tantangan film ini jauh lebih sulit dari pada bayangan saya.

Di make-up selama 8 jam setiap hari tanpa boleh bergerak dan tetap berdiri, saya adalah orang satu-satunya di lokasi syuting yang hampir tidak pernah duduk. Sungguh tersiksa menyaksikan crew yang lain duduk-duduk santai sambil minum kopi. Kostum kasar yang sangat tidak nyaman, menyebabkan gatal-gatal, sepanjang hari syuting membuat saya sangat tertekan. Salib yang digunakan, diusahakan seasli mungkin seperti yang dipikul oleh Yesus saat itu. Saat mereka meletakkan salib itu di pundak saya, saya kaget dan berteriak kesakitan, mereka mengira itu akting yang sangat baik, padahal saya sungguh-sungguh terkejut. Salib itu terlalu berat, tidak mungkin orang biasa memikulnya, namun saya mencobanya dengan sekuat tenaga.

PotC

Yang terjadi kemudian setelah dicoba berjalan, bahu saya copot, dan tubuh saya tertimpa salib yang sangat berat itu. Dan sayapun melolong kesakitan, minta pertolongan. Para crew mengira itu akting yang luar biasa, mereka tidak tahu kalau saya dalam kecelakaan sebenarnya. Saat saya memulai memaki, menyumpah dan hampir pingsan karena tidak tahan dengan sakitnya, maka merekapun terkejut, sadar apa yang sesungguhnya terjadi dan segera memberikan saya perawatan medis.

Sungguh saya merasa seperti setan karena memaki dan menyumpah seperti itu, namun saya hanya manusia biasa yang tidak biasa menahannya. Saat dalam pemulihan dan penyembuhan, Mel datang pada saya. Ia bertanya apakah saya ingin melanjutkan film ini, ia berkata ia sangat mengerti kalau saya menolak untuk melanjutkan film itu. Saya bekata pada Mel, saya tidak tahu kalau salib yang dipikul Tuhan Yesus seberat dan menyakitkan seperti itu. Tapi kalau Tuhan Yesus mau memikul salib itu bagi saya, maka saya akan sangat malu kalau tidak memikulnya walau sebagian kecil saja. Mari kita teruskan film ini. Maka mereka mengganti salib itu dengan ukuran yang lebih kecil dan dengan bahan yang lebih ringan, agar bahu saya tidak terlepas lagi, dan mengulang seluruh adegan pemikulan salib itu. Jadi yang penonton lihat di dalam film itu merupakan salib yang lebih kecil dari aslinya.

Bagian syuting selanjutnya adalah bagian yang mungkin paling mengerikan, baik bagi penonton dan juga bagi saya, yaitu syuting pencambukan Yesus. Saya gemetar menghadapi adegan itu, karena cambuk yang digunakan itu sungguhan. Sementara punggung saya hanya dilindungi papan setebal 3 cm. Suatu waktu para pemeran prajurit Roma itu mencambuk dan mengenai bagian sisi tubuh saya yang tidak terlindungi papan. Saya tersengat, berteriak kesakitan, bergulingan di tanah sambil memaki orang yang mencambuk saya. Semua crew kaget dan segera mengerubungi saya untuk memberi pertolongan.

Tapi bagian paling sulit, bahkan hampir gagal dibuat yaitu pada bagian penyaliban. Lokasi syuting di Italia sangat dingin, sedingin musim salju, para crew dan figuran harus menggunakan mantel yang sangat tebal untuk menahan dingin. Sementara saya harus telanjang dan tergantung di atas kayu salib, di atas bukit yang tertinggi di situ. Angin dari bukit itu bertiup seperti ribuan pisau menghujam tubuh saya. Saya terkena hypothermia (penyakit kedinginan yang biasa mematikan), seluruh tubuh saya lumpuh tak bisa bergerak, mulut saya gemetar bergoncang tak terkendalikan. Mereka harus menghentikan syuting, karena nyawa saya jadi taruhannya.

Semua tekanan, tantangan, kecelakaan dan penyakit membawa saya sungguh depresi. Adegan-adegan tersebut telah membawa saya kepada batas kemanusiaan saya. Dari adegan-keadegan lain semua crew hanya menonton dan menunggu saya sampai pada batas kemanusiaan saya, saat saya tidak mampu lagi baru mereka menghentikan adegan itu. Ini semua membawa saya pada batas-batas fisik dan jiwa saya sebagai manusia. Saya sungguh hampir gila dan tidak tahan dengan semua itu, sehingga seringkali saya harus lari jauh dari tempat syuting untuk berdoa. Hanya untuk berdoa, berseru pada Tuhan kalau saya tidak mampu lagi, memohon Dia agar memberi kekuatan bagi saya untuk melanjutkan semuanya ini. Saya tidak bisa, masih tidak bisa membayangkan bagaimana Yesus sendiri melalui semua itu, bagaimana menderitanya Dia. Dia bukan sekedar mati, tetapi mengalami penderitaan luar biasa yang panjang dan sangat menyakitkan, bagi fisik maupun jiwaNya.

PotC1

Dan peristiwa terakhir yang merupakan mujizat dalam pembuatan film itu adalah saat saya ada di atas kayu salib. Saat itu tempat syuting mendung gelap karena badai akan datang, kilat sambung menyambung di atas kami. Tapi Mel tidak menghentikan pengambilan gambar, karena memang cuaca saat itu sedang ideal sama seperti yang seharusnya terjadi seperti yang diceritakan. Saya ketakutan tergantung di atas kayu salib itu, di samping kami ada di bukit yang tinggi, saya adalah objek yang paling tinggi, untuk dapat dihantam oleh halilintar. Baru saja saya berpikir ingin segera turun karena takut pada petir, sebuah sakit yang luar biasa menghantam saya beserta cahaya silau dan suara menggelegar sangat kencang (setan tidak senang dengan adanya pembuatan film seperti ini). Dan sayapun tidak sadarkan diri.

Yang saya tahu kemudian banyak orang yang memanggil-manggil meneriakkan nama saya, saat saya membuka mata semua crew telah berkumpul di sekeliling saya, sambil berteriak-teriak “dia sadar! dia sadar!” (dalam kondisi seperti ini mustahil bagi manusia untuk bisa selamat dari hantaman petir yang berkekuatan berjuta-juta volt kekuatan listrik, tapi perlindungan Tuhan terjadi di sini).

“Apa yang telah terjadi?” tanya saya. Mereka bercerita bahwa sebuah halilintar telah menghantam saya di atas salib itu, sehingga mereka segera menurunkan saya dari situ. Tubuh saya menghitam karena hangus, dan rambut saya berasap, berubah menjadi model Don King. Sungguh sebuah mujizat kalau saya selamat dari peristiwa itu.

Melihat dan merenungkan semua itu seringkali saya bertanya, “Tuhan, apakah Engkau menginginkan film ini dibuat? Mengapa semua kesulitan ini terjadi, apakah Engkau menginginkan film ini untuk dihentikan”? Namun saya terus berjalan, kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan. Selama itu benar, kita harus terus melangkah. Semuanya itu adalah ujian terhadap iman kita, agar kita tetap dekat padaNya, supaya iman kita tetap kuat dalam ujian.

Orang-orang bertanya bagaimana perasaan saya saat di tempat syuting memerankan Yesus. Oh… itu sangat luar biasa… mengagumkan… tidak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata. Selama syuting film itu ada sebuah hadirat Tuhan yang kuat melingkupi kami semua, seakan-akan Tuhan sendiri berada di situ, menjadi sutradara atau merasuki saya memerankan diriNya sendiri.

Itu adalah pengalaman yang tak terkatakan. Semua yang ikut terlibat dalam film itu mengalami lawatan Tuhan dan perubahan dalam hidupnya, tidak ada yang terkecuali. Pemeran salah satu prajurit Roma yang mencambuki saya itu adalah seorang muslim, setelah adegan tersebut, ia menangis dan menerima Yesus sebagai Tuhannya. Adegan itu begitu menyentuhnya. Itu sungguh luar biasa. Padahal awalnya mereka datang hanya karena untuk panggilan profesi dan pekerjaan saja, demi uang. Namun pengalaman dalam film itu mengubahkan kami semua, pengalaman yang tidak akan terlupakan.

Dan Tuhan sungguh baik, walaupun memang film itu menjadi kontroversi. Tapi ternyata ramalan bahwa karir saya berhenti tidak terbukti. Berkat Tuhan tetap mengalir dalam pekerjaan saya sebagai aktor. Walaupun saya harus memilah-milah dan membatasi tawaran peran sejak saya memerankan film ini.

PotC2

Saya harap mereka yang menonton The Passion Of Jesus Christ, tidak melihat saya sebagai aktornya. Saya hanyalah manusia biasa yang bekerja sebagai aktor, jangan kemudian melihat saya dalam sebuah film lain kemudian mengaitkannya dengan peran saya dalam The Passion dan menjadi kecewa.

Tetap pandang hanya pada Yesus saja, dan jangan lihat yang lain. Sejak banyak bergumul berdoa dalam film itu, berdoa menjadi kebiasaan yang tak terpisahkan dalam hidup saya. Film itu telah menyentuh dan mengubah hidup saya, saya berharap juga hal yang sama terjadi pada hidup Anda. Amin.

 

 

GEREJA AGAMAWI VS GEREJA VISIONER?

  Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah:

itu adalah ibadahmu yang sejati.

Roma 12:1

Pengertian Visi
Misi yang diberikan Tuhan kepada gerejaNya sering disebut sebagai Amanat Agung Tuhan Yesus: “Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka di dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu seperti yang Kuperintahkan kepadamu.” (Mat.28:19-20). Untuk melaksanakannya gereja lokal perlu memiliki VISI yang datang dari Tuhan. VISI Gereja akan menuntun dan memberikan arah yang jelas bagaimana gereja akan dibangun dan bertumbuh dalam kebenaran di tengah-tengah dunia ini. VISI adalah penyataan khusus kepada seseorang (personal) untuk memenuhi panggilan Tuhan menjadi alat Tuhan untuk menyatakan kemuliaanNya bagi orang lain dalam suatu wilayah, bangsa maupun tempat-tempat tertentu yang ditunjukkan.
Dalam PL kita bisa lihat contohnya: Abraham ketika dipanggil Tuhan pertama kali (Kejadian 12:1-4). Perjanjian Baru menulis, “Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu” (Ibrani 11:8-9).
Musa dipanggil Tuhan dalam pelariannya dari Mesir saat ia menggembalakan domba di padang di Midian tempat meruanya Yitro. Tuhan menampakkan Diri kepada Musa dalam api di semak belukar dan memberikan visi kepada Musa untuk melepaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir (Keluaran 3:4-10; Kisah Para Rasul 7:31-36). Perjanjian Baru menyebutkan “Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan” (Ibrani 11:27).
Contoh dalam PB tentang visi dari Tuhan adalah Paulus. Kisah 9:3-6 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus: “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya: “Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Dalam suratnya kepada jemaat Efesus, Paulus mengatakan bahwa tugas yang diberikan kepadanya oleh Tuhan disampaikan dengan “wahyu” (Efesus 3:1-3).
VISI diberikan kepada personal, bukan kolektif atau kelompok. Meskipun demikian visi personal tadi akan menjadi visi bersama (gereja lokal) setelah mereka sepakat untuk mendukung seseorang tersebut dalam sebuah komunitas (gereja lokal). Paulus memiliki tim yang menyertai pelayanannya untuk mewujudkan visi yang ia terima dari Tuhan, seperti Markus, Lukas, Timotius, Silas, Onesimus, dsb.
George Barna mendefinisikan: VISI adalah suatu gambaran mental yang jelas mengenai masa depan yang lebih baik yang ditanamkan oleh Allah kepada hamba pilihan-Nya dan didasarkan pada pemahaman yang akurat tentang Allah, diri sendiri dan situasi yang ada (Bukunya: “The Power of Vision”).

Pentingnya Visi

Tujuan VISI adalah menyatakan kemuliaan Allah, bukan untuk pertumbuhan jumlah jiwa. Pertambahan jiwa-jiwa bukanlah sasaran utama visi, tetapi hasil dari proses, bukan titik pusat dari proses tersebut. Jauh lebih penting gereja yang terdiri dari orang-orang “Kristen Qualified” yang sungguh-sungguh hidup oleh iman dan ketaatan terhadap firman Tuhan, daripada penuh sesak dengan orang-orang “Kristen Sosial/Nominal” yang tidak memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan dan tidak memenuhi standar Alkitab. Kuantitas seharusnya adalah hasil dari kualitas. Ini harus berjalan dalam keseimbangan.

Salah satu penyebab mengapa gereja-gereja presbiterian dan sebelumnya, pada akhir-akhir ini, tidak berkembang adalah karena mereka sudah kehilangan visi. Kondisi gereja yang merasa sudah “mapan” membuat para pemimpin gereja tidak merasa harus kerja keras membangun jemaat dalam pelayanan dan penginjilan. Kemapanan adalah penghancur visi sehingga gereja tidak lagi melaksanakan misi yang Tuhan perintahkan. Tidak jarang pula toleransi dan kemajuan jaman menjadi alasan untuk mengesampingkan Amanat Agung Tuhan Yesus. Banyak gereja telah dininabobokan dengan “keteduhan” iman dan “kesalehan palsu.” Kegiatan-kegiatan rohani hanya bersifat agamawi dan rutinitas yang membosankan, tanpa memahami tujuan dan hasil yang akan dicapai dari kegiatan tersebut, entahkah membangun orang, melipatgandakan orang melalui pertobatan atau malah membius orang dalam stagnasi rohani.

Yesus pernah menegur hal yang demikian, “Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.” (Matius 15:7-9). Inilah yang sering terjadi sehingga mereka tidak mengetahui perbedaan antara menyanyi dan memuji/menyembah Tuhan. Mungkin faktor kesukaan individu lebih dominan sehingga kadang mereka lebih menyukai “koor” atau “bermain musik” sebagai sebuah kegiatan dan bukan mengutamakan sisi “memuji” untuk “menyenangkan Tuhan.” Akibatnya akan cenderung memamerkan vokal dan penampilan di atas mimbar atau di dalam ibadah daripada membawa hati untuk memuliakan dan menyembah Tuhan dengan sepenuh hati. Terbukti mereka bisa latihan koor dan latihan musik berkali-kali lebih dari memuji dan menyembah yang menjadi tujuan sesungguhnya. Anda pasti tahu jika Anda pernah mengalaminya.
Kebaktian, Pemahaman Alkitab atau Bible Study atau kegiatan dengan nama yang lain, kadang hanya bersifat “agamawi,” sehingga tidak ada gairah, sukacita atau damai sejahtera serta kekuatan hadiratNya yang dirasakan (mengubahkan) jemaat yang mengikutinya. Tidak terjadi kelepasan, pertobatan dan rasa “haus dan lapar” akan Tuhan, bahkan terasa kering dan membosankan. Ini yang sering disebut sebagi “terkungkung” dalam “roh agamawi.” Beberapa penulis mengatakan roh agamawi ini dengan sebutan “spirit of Pharisees.” Di dalam Talmud, dituliskan tentang beberapa tipe orang Farisi: ada jenis orang Farisi yang menyombongkan kebaikan-kebaikannya; ada juga orang Farisi yang memalingkan wajahnya untuk menghindari melihat perempuan; ada orang Farisi yang sering mengangguk-anggukan kepalanya seolah-olah bijaksana; ada orang Farisi yang menghitung kebaikannya, dsb. Di jaman Yesus, orang Farisi menjadi musuh bagi ajaran-ajaran Yesus dan banyak ditegur Yesus dengan sangat keras.

Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!  16 Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Wahyu 3:15-16

Oleh karenanya, penting sekali gereja lokal memiliki visi yang jelas dan konkret. Visi yang diperoleh dari seorang pemimpin gereja yang menjadi “sahabat Allah” yang selalu berjalan bersama Allah dan “intim dengan Allah.” Pemimpin yang memiliki kepekaan untuk “mendengar” suaraNya dan memiliki ketaatan total kepada Tuhan. Alkitab menyebutnya “orang yang penuh dengan Roh Kudus” (Baca: Kisah 4:8, 6:3, 7:55, 11:24, 13:9, 13:52). Dukungan dari seluruh jemaat untuk mewujudkan visi sangat diperlukan agar terjalin sinergy yang baik dalam kesatuan hati dan kegairahan rohani jemaat. Doa merupakan kegiatan utama gereja yang seharusnya menggairahkan dan penuh dengan kerinduan dari setiap jemaat untuk melakukannya. Pray, praise and worship menjadi gaya hidup jemaat untuk memuliakan Tuhan dan mewujudkan kerajaan Allah di bumi. Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. (Roma 14:17). Sukacita dan damai sejahtera yang terjadi dalam kebenaran Ilahi akan membangkitkan jemaat untuk bergairah dalam kehidupan rohani bukan hanya di gereja, tetapi di rumah, pekerjaan, pergaulan, dan di mana saja. “Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu, di bumi seperti di sorga“ adalah kehendak Tuhan Yesus yang harus digenapi dan gereja adalah alatNya yang didirikan Yesus (Matius 16:18) untuk menggenapi hal ini.

Menghidupi Visi

Doa, pujian dan penyembahan adalah cara untuk jemaat masuk dalam “intimacy with God.” Selanjutnya pemahaman dan penghormatan yang tinggi terhadap Tuhan harus direpresentasikan melalui penundukan diri dan ketaatan terhadap firmanNya yang tertulis dalam Alkitab. Firman harus “mendarah daging” pada setiap anak Tuhan dan semua aktivitas kita harus digerakkan dan selaras dengan Firman itu. “Firman itu telah menjadi manusia/daging (The Word became flesh)” (Yoh.1:14). Sebagai Anak Allah, Yesus adalah inkarnasi dari Firman. Demikian halnya kita sebagai anak-anak Allah, seharusnya FirmanNya “mendarah daging” atau menjadi satu dalam diri kita dan tercermin dalam kehidupan kita setiap saat di manapun kita berada. Untuk inilah gereja didirikan dan mengangkat para pemimpin atau penatua gereja yang memiliki karunia khusus yaitu untuk memperlengkapi orang-orang kudus (jemaat) agar mencapai kedewasaan iman dan kepenuhan Kristus ( Efesus 4:11-13).
Sebagian besar gereja-gereja kharismatik telah memiliki visi dan menuliskannya dalam warta atau spanduk gereja agar selalu mengingatkan seluruh jemaat akan panggilan gereja bagi mereka kepada dunia ini. Namun demikian, tidak jarang visi tersebut hanya menjadi slogan semata-mata karena kurangnya pemahaman jemaat dan lemahnya doktrin serta pengajaran gereja tentang panggilan hidup mereka (jemaat). Akibatnya visi yang telah diberikan Tuhan bagi mereka, tidak direalisasikan. Di banyak gereja tanpa visi, gereja hanya menjadi tempat berkumpulnya orang untuk bersalam-salaman, menyanyi, memasukkan persembahan, mendengar khotbah, dan dalam periode tertentu makan dan minum perjamuan kudus lalu pulang. Setelah itu mereka tidak hidup lagi dalam firman, tidak tinggal pada Pokok Anggur Kebenaran dan melupakan “segala yang rohani” demi pekerjaan, uang dan kesenangan hidup mereka. Banyak orang percaya yang berusaha memisahkan kehidupan rohani dengan kehidupan sehari-hari, dalam bekerja, bergaul, bermasyarakat dan berumahtangga. Ini jelas menjadi tugas gereja bahwa gereja harus bertanggungjawab terhadap ketidakmengertian jemaat akan panggilan hidup mereka. Menjadi terang dan garam di tengah dunia (masyarakat), menjadi saksi Kristus, memberitakan Injil Yesus yang seharusnya dihidupi oleh setiap orang percaya akhirnya dibutakan oleh lemahnya pengajaran gereja dan ketidakseimbangan pemahaman tentang keselamatan oleh kasih karunia dan pengampunan dosa. Sementara orang-orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus menjalani hidup mereka dengan radikal dan antusias dalam setiap aspek hidup mereka dan berusaha memberitakan Injil melalui segala cara yang bisa dilakukan, orang-orang Kristen tanpa visi justru sibuk dengan kebutuhan dan kesenangan mereka, pekerjaan dan pencapaian kesejahteraan hidup mereka, bahkan mentertawakan orang-orang yang sungguh-sungguh hidup bagi Tuhan hanya karena doktrin, aliran, denominasi dan bukan karena pemahaman yang benar akan firman Tuhan. Perpecahan dan perselisihan keluarga bahkan dalam gereja menjadi hal biasa, perselingkuhan, percabulan dan perjinahan seolah dibiarkan dan pura-pura tidak pernah ada dalam gereja, kemabukan dan kejahatan lainnya juga menjadi biasa. Inilah potret gereja tanpa visi, ibadah tanpa hati, hidup tanpa arti. Oleh karenanya gereja harus menanamkan visi dan panggilan hidup setiap pribadi jemaat dengan konsisten agar mereka tahu untuk apa mereka sesungguhnya hidup dan kemana tujuan hidup mereka? Amsal 29:18 mengatakan Where there is no vision, the people perish (KJV) artinya dimana tidak ada visi (wahyu), jemaat (rakyat) binasa. Nabi Hosea pernah menegur umat Israel karena para pemimpin umat tidak memberikan pengajaran yang memadai dan benar bahkan melupakan dan menolak pengajaran yang benar, “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu” (Hosea 4:6 ). Orang-orang yang hidup di saat itu, selalu menolak firman yang disampaikan untuk mereka yang hidup di masa itu. Sama halnya dengan gereja yang menolak teguran-teguran firman bagi mereka saat ini. Lihat di sepanjang Alkitab baik PL maupun PB, mereka menolak firman yang disampaikan kepada mereka saat itu. Mayoritas orang Yahudi menolak Yesus pada saat itu, menolak pencurahan Roh Kudus di Kisah pasal 2 adalah penggenapan dari kitab Yoel, menolak murid-murid Yesus yang memberitakan firman Tuhan bahwa Mesias telah datang. Mungkinkah jika kita hidup di jaman Yesus, kita juga akan menolak Yesus bahwa Ia adalah Mesias dan Anak Allah? Mungkin Anda juga akan mengatakan, “Bukankah Ia hanya anak tukang kayu? Bukankah ibunya bernama Maria dan saudara-saudaraNya: Yakobus, Yusuf, Simon, dan Yudas? Bukankah Ia anak Yusuf?” (Matius 13:55-57). Kita mencela orang-orang Farisi dan imam-imam Yahudi saat ini, tetapi kita tidak menyadari bahwa kita pun mungkin akan seperti mereka jika kita hidup di jaman mereka. Sekarang kita bisa lihat di antara kita pun banyak yang menolak kebenaran-kebenaran Tuhan yang harus digenapi saat ini. Imam-imam Yahudi pasti sangat tahu firman Tuhan (Alkitab PL) saat itu dan merasa lebih tahu dari Yesus yang hanya anak tukang kayu. Bukankah banyak sekarang ini yang merasa tahu firman Tuhan, dan tersinggung ketika mendengar teguran, kritikan dan nasehat, walau kenyataannya mereka tidak melakukannya dan munafik seperti halnya orang Farisi? Mereka mengatakan ini sesat, ini menyimpang, tidak benar, melanggar aturan organisasi tetapi kehidupan rohani mereka tidak lebih maju dibanding yang mereka tuding. Benarlah perkataan Yesus, “Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal. Sebab setiap pohon dikenal pada buahhya.” (Matius 12:33; Lukas 6:44). Dari buahnyalah kita akan mengenal seseorang (Mat.7:20). Di samping buah Roh yaitu karakter yang baik (Gal.5:23), pekerjaan dan perbuatan kita pun bisa dilihat sebagai buah iman kita kepada Tuhan (Fil 1:22; Titus 3:14; Kol.1:10).

Agama selalu melihat Tuhan dalam perspektif masa lampau. Agama yang diharapkan akan membawa mereka kepada Tuhan justru tidak menyentuh aspek rohani (pneumatikos), namun hanya sampai di tingkat jiwani (psikikos). Agama hanya memberi pengetahuan tentang Tuhan di masa lampau (knowledge) tanpa merasakan Tuhan di masa kini. Orang menyebut agama tanpa Tuhan, karena memang kita tidak bisa diselamatkan oleh agama. Agama tidak bisa menyelamatkan manusia. Yesus lah yang menyelamatkan kita. Oleh karenanya jika Anda hanya beribadah secara agamawi maka sesungguhnya genaplah perkataan Yesus, “sia-sialah ibadahmu.”

Adalah tanggung jawab para pemimpin gereja untuk memberikan pengajaran dan menyediakan makanan rohani yang memadai bagi jemaat. Jika pemimpin menghidupi visi maka ia akan mengimpartasikannya kepada jemaat dan jemaat pun akan hidup dalam panggilannya yang tercermin dari keseharian hidup mereka. Paulus dan Petrus menasehati kita untuk hidup sesuai dengan panggilan hidup kita (Ef 4:1; 2 Pet. 1:10). Otomatis visi gereja juga akan dikerjakan ketika jemaat mengerti panggilan mereka dan mau hidup dalamnya.

Rasul Paulus memberikan teladan demikian, “Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. (Filipi 3:13-14). Setiap orang percaya memiliki panggilan sorgawi masing-masing, dan gereja memiliki panggilan sorgawi yang spesifik dari Tuhan (visi) yang harus dikerjakan secara bersama-sama yang mengarah pada tujuan yang sama yaitu kemuliaan Allah di dalam Yesus Kristus Tuhan.

 

YESUS SUDAH ADA SEBELUM KELAHIRAN-NYA

KRISTUS DALAM PERJANJIAN LAMA

Salah satu ajaran asasi dalam PB ialah bahwa Yesus Kristus (sang Mesias) adalah penggenapan Alkitab Perjanjian Lama (PL) . Penulis Surat Ibrani mengemukakan bahwa Yesus adalah pewaris dari semua yang telah dikatakan Allah melalui para nabi (Ibr 1:1-2). Yesus sendiri menandaskan bahwa Ia datang untuk menggenapi Taurat dan kitab nabi-nabi (Mat 5:17). Setelah kebangkitan-Nya yang penuh kemuliaan, Ia menunjukkan kepada para pengikut-Nya dari Taurat Musa, kitab nabi-nabi, dan kitab Mazmur (yaitu, ketiga bagian utama Perjanjian Lama Ibrani) bahwa Allah sudah sejak lama menubuatkan segala sesuatu yang terjadi pada diri-Nya (Luk 24:25-27,44-46).

Di manakah Alkitab Perjanjian Lama mencantumkan Kristus?

Ada banyak nubuat Perjanjian Lama mengenai Yesus Kristus. Beberapa penafsir menempatkan jumlah nubuat Mesianis pada angka ratusan. Berikut ini adalah nubuat-nubuat yang dianggap paling jelas dan penting. Mengenai kelahiran Yesus:

Yesaya 7:14, “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel (Allah beserta kita).”

Yesaya 9:6, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”

Lihat ayat yang ditulis oleh nabi Yesaya di atas ratusan tahun sebelum Yesus dilahirkan. Adakah di dunia ini seorang yang lahir dan disebut ALLAH YANG PERKASA? Adakah manusia yang pernah ada di bumi ini disebut BAPA YANG KEKAL? Bukankah ini hanya julukan yang pantas dikenakan kepada Tuhan Allah semesta alam. Oleh karena itu sudah sangat jelas bahwa YESUS telah menggenapi ayat ini. YESUS adalah TUHAN yang menjelma menjadi manusia.

Mikha 5:2, “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”

Lihat juga ayat yang disampaikan oleh nabi Mikha, jauh sebelum Yesus lahir dalam kitab Perjanjian Lama. Ayat ini menubuatkan (meramalkan) bahwa akan ada RAJA yang memerintah ISRAEL berasal dari BETLEHEM dan dikatakan permulaannya SUDAH SEJAK PURBAKALA, SEJAK DAHULU KALA.

Yesus telah menggenapi nubuat ini bahwa Yesus lahir di Betlehem. Adakah seorang yang dilahirkan di dunia ini, ternyata SUDAH ADA SEJAK PURBAKALA? Ini jelas membuktikan bahwa YESUS adalah TUHAN yang menjelma menjadi manusia.
Mengenai pelayanan dan kematian Yesus:

Zakharia 9:9, “Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.”

Mazmur 22:16-18, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.”

Kemungkinan nubuat yang paling jelas mengenai Yesus, dan sudah pasti yang paling panjang, adalah keseluruhan pasal ke 53 dari kitab Yesaya.

Yesaya 53:3-7, “ Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.”

Nubuat “tujuhpuluh tujuh” dalam Daniel pasal 9 menubuatkan tanggal yang persis di mana Yesus, sang Mesias akan “disingkirkan.” Yesaya 50:6 dengan akurat menggambarkan siksaan yang dialami oleh Yesus. Zakharia 12:!0 menubuatkan “ditikamnya” Mesias, yang terjadi setelah Yesus mati di atas salib. Masih banyak contoh yang dapat disajikan, namun apa yang ada sudah cukup. Perjanjian Lama sangat jelas menubuatkan kedatangan Yesus sebagai Mesias dan bahwa sesungguhnya Ia adalah TUHAN sendiri.

 

BUKTI BUKTI KETUHANAN YESUS dalam Perjanjian Baru

A. Ia memiliki sifat-sifat yang hanya dimiliki oleh Allah

1. Kekekalan. Yesus mengatakan bahwa diriNya sudah ada sejak kekal (Yohanes 8:58 dan Yohanes 17:5)

2. Maha hadir. Ia hadir dimana-mana (Matius 18:20; Matius 28:20)

3. Maha tahu. Ia memperlihatkan pengetahuanNya yang membuktikan diriNya maha tahu (Matius 16:21; Lukas 6:8; Lukas 11:7; Yohanes 4:29)

4. Maha kuasa. Ia memperlihatkan dan menyatakan kekuasaan satu Pribadi yang maha kuasa (Matius 28:20; Markus 5:11; Yohanes 11:38-44)

Sifat-sifat ketuhananNya juga dituliskan bahwa Ia “tidak berubah” (Ibrani 13:5)

B. Ia melakukan hal-hal yang hanya bisa dilakukan oleh ALLAH

1. Mengampuni Dosa (markus 2:1-12)

2. Memberikan Hidup (Yohanes 5:21)

3. Membangkitkan Orang Mati (Yohanes 11:43)

4. Menghakimi Semua Manusia di bumi ini (Yohanes 5:22, 27)

C. Ia sendiri mengatakan bahwa diriNya SATU dengan ALLAH.

Aku dan BAPA adalah SATU (Yohanes 10:30)

 

Jika Yesus bukan Tuhan, maka Yesus bukanlah orang yang baik.

Jika Yesus bukan Tuhan, maka Yesus adalah penipu.

Jika Yesus bukan Tuhan, maka Yesus juga bukan NABI.

Jika Yesus bukan Tuhan, maka tidak mungkin YESUS menggenapi nubuatan (ramalan) yang begitu banyak dari kitab sucinya orang Yahudi.

 

Yang BENAR adalah bahwa YESUS ADALAH TUHAN yang datang sebagai manusia untuk menyelamatkan manusia dari dosa.

 

Jika murid-murid Yesus mau membuat agama, tentu mereka tidak membuat agama yang sulit diterima dan dipercayai. Terutama ajaran tentang Trinitas (Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus) yang sulit diterima secara akal manusia. Apalagi mereka adalah orang-orang Yahudi yang sangat menjunjung tauhid bahwa ALLAH adalah ESA. Tidak mungkin bagi mereka untuk menTUHANkan manusia, jika Yesus hanya manusia saja. Jika mereka mau memalsukan ajaran pasti mereka juga akan mengabarkannya dengan paksaan, pedang dan kekerasan supaya orang menerima keTuhanan Yesus. Faktanya, murid-murid Yesus pun pada mulanya tidak menyangka kalau Gurunya adalah TUHAN. Mereka awalnya juga tidak tahu dan tidak memahami siapakah Guru yang mereka ikuti ini. Namun mereka adalah saksi-saksi bahwa kehidupan YESUS dan pengajaran Yesus membuktikan bahwa YESUS adalah TUHAN. Mereka hanya bersaksi bagi dunia bahwa mereka melihat sendiri dengan mata kepala mereka, mereka tidak menyebarkan kebohongan dan mempermudah ajaran supaya diterima banyak orang. Dan fakta yang lain bahwa semua murid-murid dibunuh karena memberitakan bahwa YESUS adalah TUHAN. Tetapi IMAN ini tidak pernah bisa mati hanya dengan pembunuhan dan penganiayaan karena memang IMAN KRISTEN yang mengaku bahwa YESUS adalah TUHAN berasal dari ALLAH sendiri.

 

  Penggenapan Nubuat Perjanjian Lama dalam Tuhan Yesus Kristus
 
NUBUAT PENGGENAPAN
  Kejadian 49:10 (TB-LAI)
Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.
 
  Injil Lukas 3:33 (TB-LAI)
anak Aminadab, anak Admin, anak Arni, anak Hezron, anak Peres, anak Yehuda,
 
  Mikha 5:1 (TB-LAI)
Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.
 
  Injil Matius 2:1 (TB-LAI)
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
 
  Yesaya 7:14  (TB-LAI)
Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
 
  Injil Matius 1:19-23 (TB-LAI)
Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:

“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” –yang berarti: Allah menyertai kita.

 
  Yeremia 31:15 (TB-LAI)
Beginilah firman TUHAN: Dengar! Di Rama terdengar ratapan, tangisan yang pahit pedih: Rahel menangisi anak-anaknya, ia tidak mau dihibur karena anak-anaknya, sebab mereka tidak ada lagi.
 
  Injil Matius 2:16  (TB-LAI)
Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.
 
  Hosea 11:1 (TB-LAI)
Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu.
 
  Injil Matius 2:14 (TB-LAI)
Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir,
 
  Yesaya 9:1-2 (TB-LAI)
Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.
 
  Injil Matius 4:12-16 (TB-LAI)
Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: ”

Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, –bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.”

 
  Yesaya 53:3 (TB-LAI)
Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.
 
  Injil Yohanes 1:11 (TB-LAI)
Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
 
  Yesaya 11:2 (TB-LAI)
Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;
 
  Injil Lukas 2:52 (TB-LAI)
Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
 
  Zakharia 9:9 (TB-LAI)
Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.
 
  Injil Yohanes 12:12 (TB-LAI)
Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem, mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!” Yesus menemukan seekor keledai muda lalu Ia naik ke atasnya, seperti ada tertulis:

“Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai.”

 
  Mazmur 41:10 (TB-LAI)
Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku.
 
  Injil Markus 14:10 (TB-LAI)
Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka.
 
  Zakharia 11:12 (TB-LAI)
Lalu aku berkata kepada mereka: “Jika itu kamu anggap baik, berikanlah upahku, dan jika tidak, biarkanlah!” Maka mereka membayar upahku dengan menimbang tiga puluh uang perak.
 
  Injil Matius 26:15 (TB-LAI)
Ia berkata: “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.
 
  Yesaya 53:7 (TB-LAI)
Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
 
  Injil Matius 26:62-63a (TB-LAI)
Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: “Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?” Tetapi Yesus tetap diam.
 
  Yesaya 53:4-5 (TB-LAI)
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
 
  Injil Matius 8:16-17 (TB-LAI)
Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya:

“Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.”

 
  Yesaya 53:9 (TB-LAI)
Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.
 
  Injil Matius 27:38 (TB-LAI)
Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya.

Injil Matius 27:57-60 (TB-LAI)
Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya. Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, lalu membaringkannya di dalam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah ia.

 
  Yesaya 53:12 (TB-LAI)
Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.
 
  Injil Lukas 23:34a (TB-LAI)
Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” ….
 
  Mazmur 22:17 (TB-LAI)
Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku.
 
  Injil Lukas 23:33 (TB-LAI)
Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya.
 
  Mazmur 22:19 (TB-LAI)
Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.
 
  Injil Lukas 23:34b (TB-LAI)
….Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.
 
  Mazmur 22:7-9 (TB-LAI)
Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak. Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya:

“Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?”

 
  Injil Matius 27:39-40 (TB-LAI)
Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata:

“Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!”

 
  Mazmur 69:22 (TB-LAI)
Bahkan, mereka memberi aku makan racun, dan pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam.
 
  Injil Yohanes 19:29 (TB-LAI)
Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
 
  Zakharia 12:10 (TB-LAI)
“Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.
 
  Injil Yohanes 19:34 (TB-LAI)
tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
 
  Mazmur 34:21 (TB-LAI)
Ia melindungi segala tulangnya, tidak satupun yang patah.
 
  Injil Yohanes 19:33 (TB-LAI)
tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
 
  Mazmur 16:10 (TB-LAI)
sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.
 
  Injil Yohanes 20:11-16 (TB-LAI)
Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka: “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru.
 
  Mazmur 68:19 (TB-LAI)
Engkau telah naik ke tempat tinggi, telah membawa tawanan-tawanan; Engkau telah menerima persembahan-persembahan di antara manusia, bahkan dari pemberontak-pemberontak untuk diam di sana, ya TUHAN Allah.
 
  Injil Lukas 24:50-51 (TB-LAI)
Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.
 
   
   
 

NEVER LEAVE HISTORY!

June 3, 2011 at 10:32am

JAS MERAH: “Jangan sekali-kali melupakan sejarah” (Soekarno). Mengenang kembali ajarannya di bulan Juni, bulannya Soekarno Presiden pertama RI. Mengutip apa yang pernah dikatakannya yang tentu saja selaras dengan kebenaran-kebenaran prinsip hidup Kekristenan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya. Menghargai bukanlah mengkultuskan mereka, tetapi menempatkan posisi mereka pada tempat yang semestinya, tidak melupakan jasa-jasanya, meski tidak terlepas  ada kekurangan-kekurangannya. Tempatkan “masa lalu” sebagaimana mestinya. Bagaimanapun juga Anda ada karena masa lalu. Anda dibentuk oleh masa lalu, sebaik atau seburuk apapun yang terjadi.

 

Tuhan menyuruh kita untuk melupakan masa lalu, hal ini benar, tetapi masa lalu yang itu bukan dalam konteks ini. Masa lalu yang membelenggu dan menghambat langkah hidup kita memang harus ditinggalkan dan tidak perlu diingat-ingat lagi. Dosa, pelanggaran dan kesalahan masa lalu tidak boleh mengintimidasi hidup masa kini kita karena akan menghambat masa depan kita. Rasul Paulus menegaskan, “aku melupakan apa yang di belakangku” dan masih banyak ayat-ayat yang lainnya. Memang benar, namun bukan ini yang dimaksud dalam konteks kita sekarang. Iblis akan terus mengintimidasi kita dengan masa lalu, karena ia adalah PENDAKWA.

Yang kita maksud adalah kebaikan di masa lalu dari para pendahulu kita. Menghargai orang-orang yang merintis dan merajut kehidupan kita di masa lalu adalah bentuk menghargai kebaikan-kebaikan Tuhan melalui mereka.

Ingatlah kepada zaman dahulu kala, perhatikanlah tahun-tahun keturunan yang lalu, tanyakanlah kepada ayahmu, maka ia memberitahukannya kepadamu, kepada para tua-tuamu, maka mereka mengatakannya kepadamu. Im 32:7

 

Yosua masih menghargai pendahulunya Musa saat ia memimpin bangsa Israel untuk melanjutkan perjalanan ke tanah Kanaan. Yosua menyuruh jemaah Israel untuk mengingat apa yang dikatakan Musa,  “Ingatlah kepada perkataan yang dipesankan Musa, hamba TUHAN itu, kepadamu, ….. (Yos.1:13).

Oleh karena itu dalam zaman Perjanjian Baru pun diingatkan kepada kita untuk menghargai orang-orang yang telah menginvestasikan hidupnya dalam kehidupan rohani kita. Ada orang yang pernah membimbing, mengajar, mementor, menerima Anda apa adanya, sewaktu Anda masih belum tahu apa-apa tentang hidup di dalam Tuhan.

“Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu” (Ibrani 13:7).

 

“INGATLAH AKAN MASA LALU. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat” (Ibrani 10:32).

Jadi…Ingatlah pada waktu kamu miskin, susah, sakit-sakitan, tidak tahu apa-apa…

Ingatlah ketika kamu belum mengenal Tuhan…ingatlah kebaikan-kebaikanNya…

Ingatlah pengajaran-pengajaranNya… Mengingat seperti a itu menjadikan kita bijak. Menyadari bahwa dulu kita bukan siapa-siapa, membuat kita tidak sombong dan merupakan representasi dari menempatkan Tuhan pada tempat yang benar.

 

Fenomena sekarang adalah banyak hamba Tuhan yang begitu mudah melupakan kebaikan orang lain, kebaikan orang di atasnya, kebaikan pendahulunya, ….setelah merasa mampu, setelah merasa bisa berdiri sendiri, setelah merasa tidak membutuhkan lagi, setelah merasa dirinya hebat….. ada yang berkata, “kamu bukan siapa-siapa lagi bagiku”…. Kekecewaan, kesalahpahaman bahkan  kesalahan bukan alasan untuk kita melupakan orang yang pernah dipakai Tuhan atas hidup kita.

 

Belajarlah dari Daud yang sangat menghargai pendahulunya Saul, bahwa ia tidak berani menjamah orang yang diurapi Tuhan seburuk apapun Saul. Bahkan Daud menyuruh membunuh anak buahnya yang telah membuat Saul mati meski anak buah itu merasa (berdalih) apa yang dilakukannya untuk kebaikan.

 

“Kemudian berkatalah Daud kepadanya: “Bagaimana? Tidakkah engkau segan mengangkat tanganmu memusnahkan orang yang diurapi TUHAN?” Lalu Daud memanggil salah seorang dari anak buahnya dan berkata: “Ke mari, paranglah dia.” Orang itu memarangnya, sehingga mati. Dan Daud berkata kepadanya: “Kautanggung sendiri darahmu, sebab mulutmulah yang menjadi saksi menentang engkau, karena berkata: Aku telah membunuh orang yang diurapi TUHAN.” Daud menyanyikan nyanyian ratapan ini karena Saul dan Yonatan, anaknya.” (2 Sam.1:14-17)

 

Yang terjadi sekarang banyak orang-orang yang membunuh karakter orang lain dengan dalih kebaikan, integritas dsb, padahal motivasi sesungguhnya tidak lurus, bahkan menjelek-jelekkan dan memburuk-burukkan nama orang agar banyak orang mengikuti kemauan dan pendapatnya.

2 Timotius 3:1-4 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan TIDAK TAHU BERTERIMA KASIH, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, SUKA MENJELEKKAN ORANG, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, SUKA MENGKHIANAT, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.

 

Dosa masa lalu memang harus dilupakan dan tidak diingat-ingat karena berpotensi mengikat dan membelenggu hati kita untuk kita bisa berjalan bersama Tuhan. Tetapi kebaikan dan kebenaran masa lalu harus tetap diingat, karena ini bentuk menempatkan Tuhan pada posisi yang semestinya dan penyataan sikap kerendahan hati yang sejati dari orang percaya. Daud pasti mengingat bahwa dia bukan siapa-siapa, dia hanya penggembala kambing domba, hanya seorang biasa, tetapi itu tidak mengurangi rasa percaya dirinya untuk dipakai Tuhan dalam melakukan perkara-perkara besar. Itu dirasakannya sebagai “balancing” (penyeimbang) agar dia tidak sombong, tidak salah di mata Tuhan dan tidak merasa bangga karena sudah diangkat Tuhan.

 

Jadi ingat kasihNya…ingat kebaikanNya…..

ingatlah orang yang dulu telah membuatmu hidup dalam kasihNya, kebaikanNya, anugerahNya!

 

Ingatlah dan SYUKURILAH!