Tag Archives: pemimpin

EXCELLENT LEADERSHIP

leader_98Pendahuluan

Kepemimpinan adalah kuasa dan pengaruh. Ada dua jenis orang dalam dunia. Mereka yang dipimpin dan mereka yang mengikuti. Lebih dari 95% penduduk dunia adalah para pengikut, dan 5% lebihnya yang memimpin. Kebanyakan adalah para pemimpin yang buruk dan lemah. Para pemimpin yang baik sulit dijumpai, tetapi para pemimpin tidak dilahirkan, melainkan diproses.

Para Pemimpin tidak dilahirkan, mereka diproses.

Unggul menuju ekselensi dalam kepemimpinan dimulai dengan satu pertanyaan, Mengapa saya ingin memimpin?” Pentingnya pertanyaan ini akan menentukan apakah seorang pemimpin efektif atau tidak. Banyak orang memegang posisi kepemimpinan untuk alasan beraneka ragam. Beberapa orang dari mereka menjadi pemimpin karena didesak untuk terlibat, yang lain karena mereka mewarisi posisi, atau beberapa orang yang lainnya menginginkan jabatan bagi kesombongan pribadi. Ada juga karena mau mencari keuntungan dan penghidupan. Alasan-alasan yang tidak diinginkan seperti itu akan menghasilkan standar dan kualitas kepemimpinan yang buruk.

Standar-standar yang tinggi dalam kepemimpinan merupakan akibat dari latihan yang baik dan motivasi-motivasi yang benar. Apakah kualitas-kualitas dari kepemimpinan yang baik

1.         Seseorang yang mempunyai motivasi-motivasi yang benar.

Kepemimpinan adalah satu posisi dari pelayanan. Pemimpin yang sejati berkomitmen untuk melayani. Seorang pemimpin yang menuntut komitmen dari para pengikutnya tetapi tidak memberikan komitmen itu terlebih dahulu, ia adalah seorang pengemudi bukan seorang pemimpin. Kepemimpinan harus dilakukan dengan teladan, seorang pemimpin sejati tidak pernah menuntut dari orang-orang yang dipimpinnya  sesuatu yang ia sendiri tidak demonstrasikan. Yesus berkata “ Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.” [Mat.20:28] Demikian pula Paulus menulis tentang Yesus: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.. Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. [Filipi 2:5-7]. Dalam cara yang sama Paulus berkomitmen dalam pelayanan untuk membawa para pengikutnya kepada kesempurnaan. “Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasehati dan tiap-tiap orang kami ajari segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan Kristus.” [Kolose 1:28]

 

2.         Seseorang yang mempunyai visi.

Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang mempunyai visi, bukan seseorang dengan ambisi, yang merupakan tiruan dari visi.

 

VISI

AMBISI

a. Berasal dari Allah a. Berasal dari diri sendiri
b. Membangun karakter b. Membangun reputasi
c. Memuliakan Alah c. Memuliakan diri sendiri
d. Memperhatikan kualitas d. Menginginkan kuantitas
e. Mendemontrasikan kerendahan hati dan hikmat e. Mendemontrasikan status dan citra
f. Membangun orang-orang f. Membangun organisasi-organisasi

 

Yesus adalah seseorang yang mempunyai visi untuk membangun orang-orang yang mengubah dunia. Ia tidak pernah menyimpang dari yang Bapa amanatkan untuk Ia lakukan , karena visi tidak mengenal arti kompromi.

 

3.         Seseorang dengan penundukan diri.

Semua pemimpin memiliki otoritas, tapi untuk otoritas menjadi efektif, satu sikap penundukan diri harus ada dalam diri seorang pemimpin. Untuk berada “dalam” otoritas, kita harus berada “di bawah” otoritas. Ayat-ayat firman Tuhan menyatakan bahwa semua otoritas datang dari Allah. Prinsip penundukan diri kepada otoritas diekspresikan secara jelas melalui kesaksian dari seorang perwira yang mencari kesembuhan bagi hambanya.

Untuk berada “dalam” otoritas, kita harus berada “di bawah” otoritas

“Tetapi jawab perwira itu kepadaNya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku. Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan dibawahku ada pula prajurit bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit.” [Matius 8:8-9]. Perwira itu dapat memerintah para prajuritnya dengan otoritas, dari siapakah ia memperolehnya? Dari Kaisar Roma. Ia mengenali bahwa Yesus berada dalam otoritas karena Ia berada di bawah otoritas dari BapaNya yang kepadaNya Ia menundukkan diri. Satu sikap penundukan diri yang seperti itu harus ada dalam diri pemimpin yang efektif.

 

4.         Seseorang yang taat.

Seorang pemimpin yang efektif tidak akan hanya memerintahkan ketaatan tetapi ia akan selalu mendemontrasikannya. Bagaimana penundukan diri seseorang terhadap otoritas akan selalu didemontrasikan oleh ketaatannya kepada otoritas tersebut. Penundukan diri adalah satu sikap, ketaatan adalah satu disiplin. Seorang pemimpin yang berkualitas tinggi adalah seseorang yang mempunyai disiplin dalam setiap area kehidupannya. Dalam hal-hal fisik, ia akan menjaga dirinya sehat dan tampil baik; baik dalam disiplin rohani, ia adalah seorang pendoa dan rajin dalam mempelajari serta menerapkan firman Allah. Juga disiplin dalam hal-hal keuangan dan keluarga. Dalam area-area dari integritas pribadi, seorang pemimpin yang baik akan menjadi taat kepada keyakinan pribadi, nilai-nilai pribadi, dan lebih dari segalanya akan menjadi taat pada pernyataan Firman Allah. Jika Allah tidak berbicara, seorang pemimpin yang baik akan menunggu dengan sabar sampai Allah menunjukkan tanganNya. Pemimpin yang baik tidak akan jatuh saat dicobai seperti Abraham. Karena ketidaksabarannya, Abraham dicobai sehingga ia menghasilkan Ismael.

 

5.         Seorang yang bertanggung jawab.

Banyak pemimpin besar jatuh dalam tahun-tahun keberhasilan mereka, salah satu alasan utama dari kejatuhannya adalah kegagalan untuk bertanggungjawab. Seorang pemimpin yang bijaksana akan selalu bertanggungjawab dalam seluruh area kehidupannya.

a)       Bertanggungjawab kepada Allah.

b)       Bertanggungjawab kepada dirinya sendiri.

c)       Bertanggungjawab kepada keluarganya.

d)       Bertanggungjawab terhadap hukum dari negaranya.

e)       Bertanggungjawab terhadap tim kepemimpinannya.

f)        Bertanggungjawab kepada mereka yang dipimpinnya.

Kegagalan untuk bertanggungjawab dalam area-area di atas akan membuka pintu-pintu pencobaan yang akhirnya akan mengarah pada kejatuhan. Tapi kepengurusan yang bijaksana dari pertanggungjawaban dalam area-area ini akan menjaga seorang pemimpin aman dan rendah hati, mengingat bahwa pemimpin besar pertama, malaikat Lucifer jatuh karena kesombongannya.

 

6.         Seseorang dengan karakter yang berbelas kasihan.

Seorang pemimpin rohani yang besar adalah seorang pemimpin yang menyadari bahwa harta milik terbesarnya adalah umat-Nya. Untuk mengevaluasi keefektifan seorang pemimpin, lihatlah pada interaksinya dengan orang-orang. Karakter seseorang akan dinyatakan dalam hubungan-hubungannya. Contohnya, bagaimana ia berhubungan dengan stafnya, atasannya, rekan sekerjanya, dan bawahannya. Apakah ia seseorang yang mengasihi umat dan menggunakan benda-benda, atau apakah ia seseorang yang mengasihi benda-benda dan menggunakan umat. Ini dapat dimengerti dari gaya hidup si pemimpin dalam perbandingan terhadap timnya. Seorang pemimpin yang baik  akan selalu memperhatikan bahwa kebutuhan-kebutuhan tim-nya terpenuhi sebelum memenuhi kebutuhannya sendiri.