Category Archives: Etika Kristen

DISIPLIN

“Karena itu kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (self-discipline)” [2 Timotius 1:6 – 7].

Disiplin adalah ciri kedewasaan seseorang yang merupakan bagian dari karakter Kristen, hasil dari kebiasaan dan gaya hidup benar dalam seluruh aspek kehidupannya. Disiplin membutuhkan latihan yang harus dimulai sejak usia dini yang ditanamkan orang tua kepada anak-anaknya. Disiplin sesungguhnya merupakan karakter ilahi dimana peraturan-peraturan dan etika kehidupan bukanlah sebagai hukum yang tertulis melainkan telah menjadi sikap dan cara hidup sehari-hari.
Seseorang yang baru bertobat terkadang memiliki kebiasaan lama yang perlu diubah agar selaras dengan kehendak Tuhan. Cara berpikir, cara berbicara, cara bertindak mutlak harus mengalami perubahan seiring dengan pertobatan hidupnya. Ini yang sering kurang ditekankan dalam kehidupan jemaat. Orang tua harus diajarkan untuk mendidik anak-anaknya sedini mungkin untuk menerapkan pola hidup disiplin. Membuang sampah ke tempat yang benar adalah contoh kecil yang bisa diajarkan kepada anak-anak usia dini. Jika Saudara merasa hidup Saudara kurang teratur dan tertib dalam segala sesuatu, saatnya melatih hidup kita untuk disiplin.
Dalam hal ibadah pun kita harus melatih diri untuk berdisiplin. Rasul Paulus mengingatkan, “Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang” (1 Tim. 4:7-8). Adakah hari-hari ini Saudara sudah melakukan Saat Teduh setiap pagi? Atau Membaca Alkitab secara rutin? Atau berdoa secara khusus sebelum beraktifitas setiap hari? Disiplin Ibadah sesungguhnya tidak hanya mencakup hal-hal rohani semata, karena seluruh hidup kita akan dipertanggungjawabkan secara penuh di hadapan Tuhan. Bukankah ibadah yang sejati adalah mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah? (Rm 12:2). Tentu saja ini berbicara tentang hidup Saudara sehari-hari di setiap waktu. Perbedaan sifat dewasa dan kanak-kanak dapat dilihat dari disiplin hidup seseorang.
Dalam konteks organisasi, perusahaan, pemerintahan, dan militer pelanggaran terhadap kedisiplinan akan mendapatkan sanksi tertentu. Demikian juga yang seharusnya diterapkan dalam gereja. Alkitab mengingatkan setiap kita untuk menegor, memberi peringatan, memberikan sangsi terhadap seorang yang melanggar ketetapan Tuhan dalam gereja-Nya. Ini adalah bagian kehidupan gerejani yang wajar dan tidak perlu disikapi secara berlebihan. Oleh karena itu kehidupan yang disiplin harus menjadi kehidupan sehari-hari umat Tuhan di manapun mereka berada. Rasul Petrus memberikan nasehat, “Milikilah CARA HIDUP yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka. 1 Pet 2:12

Tujuan Disiplin

Tujuan utama Disiplin Rohani adalah untuk membawa kita pada kedewasaan penuh [Ef.4:13] dan menjadi seperti Kristus [ Fil. 2:5-8].

“Orang boleh saja mengabdikan diri, mempersembahkan diri dan menyediakan dirinya, tetapi itu semua nilainya hanya sedikit, jika tidak berdisiplin.” Hudson Taylor [1 Korintus 9:24-27]
Jadi pelayanan seharusnya merupakan hasil dari disiplin rohani.
Tujuan pendisiplinan adalah:

1. Untuk membuang kotoran & ragi yang dibawa oleh dosa [1 Kor.5:6-8].
2. Untuk menjaga orang-orang percaya lainnya dari melakukan dosa dan mengarahkan jemaat untuk hidup kudus [Gal.6:1; 1 Tim.5:20].
3. Agar jemaat hidup tertib dan sehat dalam iman [1 Tes. 5:14; Tit. 1:13].
4. Membawa kembali dalam pertobatan dan memulihkan kehidupan mereka [2 Kor.2:5-11].

Sikap dalam melaksanakan disiplin:
1. Dengan Roh lemah lembut [Gal 6:1]
2. Tidak keras dan dengan penuh kemurnian [1 Tim 5:1-2]
3. Tanpa prasangka dan tanpa memihak [1 Tim 5:20,21]
4. Dengan kesabaran dan dengan pengajaran [2 Tim 4:2]
5. Penuh kasih [2 Tes.3:9-15]
6. Memiliki roh yang suka mengampuni [2 Kor.2:5-11]
7. Tegas; tidak kompromi dengan dosa [Tit.1:13].

Prinsip dalam disiplin:
1. Tidak memihak [1 Tim.5:21].
2. Tidak terburu-buru, tetapi dengan pertimbangan [Mat.18:15-20].
3. Memiliki motivasi untuk memulihkan-mengkoreksi [2 Kor.2:6-8].

Siapa yang harus didisiplin secara khusus?
1. Penatua yang kena tuduhan-berdosa [1 Tim.5:19-20].
2. Seorang yang melakukan dosa [Mat.18:15-20].
3. Seorang yang melakukan suatu pelanggaran [Gal.6:1].
4. Seorang yang susah diatur [2 Tes.3:6].
5. Guru-guru palsu [Tit.1:10-16].
6. Orang yang suka berselisih/bertengkar dan memecah belah [Tit.3:8-11; Roma 16:17].
7. Seorang yang jatuh dalam dosa moral [1 Kor.5:1-13]

Disiplin adalah cara hidup orang percaya sekaligus menandakan kedewasaan seseorang. Disiplin rohani merupakan gaya hidup orang percaya yang juga menandakan kedewasaan rohani seseorang. Gereja seharusnya menumbuhkan kedisiplinan jemaat sebagai mandat Tuhan untuk menjadikan mereka murid (disciple) Yesus. Firman Tuhan adalah dasar untuk menerapkan pola hidup disiplin setiap orang percaya. “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (2 Tim 3:16).

MEROKOK, HARAM atau HALAL?

Ditulis oleh penulis tahun 1994, saat terjadi revival anak-anak muda (Kompalok).

Apakah merokok diperbolehkan dalam kekristenan? Menurut Anda apakah Yesus merokok jika Ia hidup di masa kini? Mengapa orang bisa memiliki kebiasaan merokok? Kapan dimulainya sejarah orang merokok? Suku bangsa mana di dunia ini yang menemukan rokok pertama kali? Jika Anda tahu, Anda akan lebih menyadari bahwa merokok bukan keinginan alamiah seperti halnya makan dan minum.

PENDAHULUAN

Bagi orang-orang tertentu, merokok adalah suatu kebutuhan yang harus terpenuhi dan merupakan bagian yang sulit untuk dihentikan begitu saja dalam kehidupannya, sehingga tidak jarang bila banyak orang yang sulit untuk melalui hari-harinya tanpa merokok. Merokok bukan hal yang luar biasa, tetapi merupakan kebiasaan yang sudah membudaya.

Sebagian besar generasi muda saat ini merokok, bahkan remaja dan wanita pun saat ini sudah mulai membiasakan diri dengan merokok. Apalagi saat ini keadaan jaman sudah berubah dan semakin memberikan kesempatan dan kebebasan bagi setiap orang untuk memenuhi kebutuhan dan menuruti keinginannya sendiri. Untuk mendapatkan rokok sangatlah mudah karena rokok dijual bebas dimana-mana. Merokok bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, kecuali di pom bensin. Di kantor, rumah, sekolah, jalan, pasar, terminal, juga di gereja, merokok sudah dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Bahkan lagi, ada yang lupa membawa Kitab Suci di Kebaktian Minggu, tetapi tidak pernah lupa membawa rokok. Kedengarannya ironis tetapi hal ini memang terjadi. Demikianlah merokok sudah menjadi kebiasaan dan kebutuhan yang harus terpenuhi bagi sebagian orang.

PANDANGAN MENGENAI ROKOK

Ada dua pandangan yang bertentangan mengenai masalah ini. Pro dan kontra banyak terjadi dengan alasan dan argumentasi masing-masing. Walalau sudah merupakan kebiasaan, merokok masih ditentang oleh sebagian orang. Alasan kesehatan adalah hal dan sesuatu yang merupakan keberatan bagi orang yang tidak menyetujui tentang rokok ini.

Dipandang dari segi kesopanan, merokok bisa dikatakan diterima di dalam masyarakat. Hanya pada tempat tertentu dan situasi tertentu tidak bisa diterima karena alasan tertentu yang harus dipatuhi. Kebanyakan dari orang tua melarang anak-anaknya merokok meskipun mereka sendiri merokok. Tidak jarang pula bila banyak anak-anak muda belajar merokok dengan sembunyi-sembunyi. Lingkungan pergaulan sangatlah berpengaruh bagi seseorang untuk dapat menjadi seorang perokok. Ada berbagai alasan dikemukakan untuk masalah rokok ini.

 “Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa.”

Roma 14:23b

 Mungkin agak terlalu berlebihan jika kita memakai ayat di atas. Namun memang hikmat Allah akan tetap menjadi suatu kebodohan bagi dunia ini (1 Kor.3:18-19). Karena adanya pengaruh dari kemajuan dunia, maka paradigma kita terkadang juga berpengaruh terhadap pandangan tentang dosa. Ada penilaian, dosa hanya dipandang sebagai kejahatan yang bertentangan dengan Allah saja atau suatu tindakan yang seram, kejam dan merugikan orang lain saja. Rupanya setan sudah berhasil mengemas dan membungkus dosa dalam suatu paket yang cantik sehingga manusia sudah tidak mampu lagi menilai tentang dosa. Namun kalau kita berpihak pada Allah dan firmanNya segala sesuatu akan terbuka bagi kita. Dan firman Tuhan katakan, segala sesuatu, apa yang kita lakukan, apa yang kita katakan, apa yang kita pikirkan, yang tidak berdasarkan iman adalah dosa. Jadi bukan hanya hal-hal yang jahat dan merugikan orang lain saja yang dikatakan dosa, tetapi segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa.

Berhenti merokok adalah tindakan yang tepat dan baik. Seberapa besarkah penguasaan diri kita untuk mematahkan keinginan daging yang membelenggu tubuh? Menurut hikmat dunia saja berhenti merokok adalah baik dan terpuji. Apalagi Tuhan yang melihatnya. Firman Allah mengatakan :

 “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat dihadapanNya.”

Efesus 1:4

 

“Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”

I Tesalonika 5: 23

 Ada beberapa hal yang dituntut oleh Tuhan untuk kita lakukan dalam kehidupan kita. Namun biasanya kita mengabaikannya begitu saja. Kesungguhan hati untuk menjadi murid Tuhan serta takut akan Tuhan merupakan hal yang dituntut Tuhan. Tuhan Yesus pernah mengatakan demikian :

 

“Karena itu haruslah kamu sempurna,sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”

Matius 5:48

 Bagi seorang perokok alasan kenikmatan adalah hal yang terutama. Bagi yang masih belajar merokok, mereka mempunyai alasan yang berbeda-beda. Ada yang melakukan karena ingin diakui keberadaannya sebagai seorang laki-laki karena anggapan mereka merokok adalah kebanggaan dan kejantanan, di samping mengikuti trend masa kini. Ada juga yang melakukan hanya sekedar basa-basi untuk mengatasi kecanggungan, namun ada juga karena pelampiasan rasa oleh sesuatu hal karena ada masalah. Ada banyak alasan lain lagi tentang hal ini.

Dipandang dari segi kesehatan, merokok dapat menyebabkan terjadinya suatu penyakit pada tubuh manusia. Bahkan merokok dapat membahayakan jiwa. Tembakau dari rokok mengandung nikotin yang merangsang saraf-saraf tertentu dalam tubuh, sehingga akan menghasilkan kenikmatan bagi seorang yang sedang merokok. Nikotin ini juga yang membuat seseorang kecanduan atau ketagihan sehingga sulit untuk melepaskan diri dari rokok. Dibalik kenikmatan merokok, ada akibat lain yang dapat mengganggu bekerjanya organ-organ tubuh tertentu dan menyebabkan terjadinya suatu penyakit. Inilah yang menjadi alasan bagi orang-orang yang kontra terhadap rokok. Banyak usaha yang dilakukan untuk menanggulangi bahaya rokok ini. Pemerintah turut memikirkan pula masalah penanggulangan ini. Di Indonesia setiap bungkus rokok selalu terdapat tulisan peringatan dari pemerintah yaitu “Merokok Merugikan Kesehatan” atau “Merokok Dapat Menyebabkan Serangan Jantung, Kanker Gangguan Kehamilan Dan Impotensi.” Sekarang bahkan dengan peringatan lebi keras “Merokok Membunuhmu.”

PANDANGAN ALKITAB

 Pandangan para pemimpin dan tokoh Kristen mengenai masalah rokok ini masih pro dan kontra. Ada berbagai pendapat yang dikemukakan baik mereka menolak maupun memperbolehkan merokok. Sebagian besar pendapat yang memperbolehkan merokok pada dasarnya dikemukakan sebagai alasan pribadi dan usaha pembelaan diri untuk membenarkan kebiasaan yang sudah dianggap wajar secara sosial. Salah satu hal yang dipakai sebagai alasan, misalnya adalah :

 “Bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.”

Matius 15:11

Kalau kita melihat dari satu ayat ini dan dengan penafsiran sendiri, seolah-olah ayat ini,benar-benar memperbolehkan hal merokok. Namun apakah benar demikian? Bukankah ganja, narkotik, obat-obat terlarang dan minuman keras juga masuk ke dalam mulut? Kecemaran, hawa nafsu dan kepentingan diri sendiri merupakan keinginan daging dan ketiganya adalah unsur negatif dari hal merokok. Lalu tentang keinginan Roh adalah demikian,

 “Tetapi buah Roh ialah: kasih, suka cita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barang siapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.”

Galatia 5:22-24

             Merokok membuat keinginan kita bergantung kepadanya. Ada satu rasa yang tidak bisa kita hentikan kalau kita tidak menurutinya. Rasa itu adalah keinginan dan keinginan itu untuk memuaskan daging dan diri sendiri. Itu adalah keinginan daging yang harusnya sudah disalibkan, ketika tubuh kita menjadi milik Kristus. Orang yang bergantung pada rokok dan tidak bisa melepaskan dari keinginan tersebut bertentangan dengan penguasaan diriyang merupakan buah Roh Kudus.

Mari kita lihat ayat-ayat berikutnya,

 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar : Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu.”

1 Korintus 6:20

 Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah pada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi, tidak menerima apa yang berasal dari Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.”

1 Korintus 2:12-14

                  Di dalam menilai segala sesuatu, kita yang telah menerima Roh Allah harus memberikan penilaian secara rohani. Kalau kita hanya menggunakan hikmat manusia atau pengetahuan dan kebijaksanaan kita, maka akan ada penilaian sepihak untuk kepentingan diri sendiri dan bukan untuk memuliakan Tuhan.

Apakah perbedaan antara nikotin(rokok) dan morphin? Kedua-duanya membuat orang kecanduan atau ketagihan, hanya proses merusak tubuh yang ditimbulkannya ada perbedaan waktu, cepat dan lambat. Tetapi keduanya jelas tidak baik bagi kesehatan tubuh.Kita harus melihat dari sisi yang lain dan bukan hanya satu sisi saja. Bisa saja kita memberikan gambaran yang baik untuk seorang yang kecanduan rokok. Misalnya, ada orang yang tidak bisa berpikir dengan baik jika tidak merokok, ada pula yang harus merokok untuk mencari ide-ide tertentu, ada lagi yang harus menghabiskan beberapa bungkus rokok dalam satu hari untuk bisa melakukan pekerjaannya dengan baik. Kalau kita melihat sisi tersebut tampaknya ada hal-hal yang positif yang diberikan dari kebiasaan merokok. Namun mengapa orang tidak bisa ini, tidak bisa itu, dan sebagainya, kalau tidak merokok ? Bahkan ada yang merasa pusing kalau tidak merokok. Jawabannya adalah karena ketergantungan terhadap rokok. Rokok membuat seseorang kecanduan atau ketagihan sehingga banyak orang tergantung pada rokok. Kalau tidak merokok, tidak bisa melakukan ini, itu dan sebagainya. Menurut iman Kristen apakah hal seperti ini benar ?

Kita tahu dunia ini selalu menjanjikan kenikmatan atau kepuasan terlebih dahulu, baru kemudian penderitaan dan kesengsaraan. Lain halnya dengan Tuhan. Dia menuntut supaya, kalau mau menjadi muridNya kita harus “memikul salibnya”atau menderita bagi Dia dengan janji berkat dan keberhasilan. Jadi kalau kita tinjau masalah rokok dari hal ini, kenikmatan dan kepuasan adalah hal yang dicari, namun dibelakangnya, ia akan merusak tubuh, bahkan mengancam jiwa.

Ketergantungan terhadap rokok jelas pula bertentangan dengan firman Tuhan. Tuhan Yesus pernah memberikan suatu perumpamaan tentang pokok anggur yang benar (Yoh.15:1-8). Tuhan Yesus-lah Pokok Anggur itu dan kitalah ranting-rantingnya. Jadi kita hanya bergantung kepada Tuhan Yesus saja, bukan kepada makanan, minuman, obat-obatan, barang atau apapun juga. Kita harus percaya, apapun yang kita lakukan, apapun yang kita kerjakan, apapun yang kita perbuat, pasti akan berhasil apabila bergantung pada Tuhan Yesus. Ini adalah iman yang positif. Iman kepada Yesus mengalahkan kegagalan, penderitaan, penyakit dan ketergantungan terhadap apapun juga. Sudah saatnya kita melihat kebenaran firman Tuhan di atas kepentingan diri sendiri, di atas harga diri dan keangkuhan hati maupun di atas kebenaran diri sendiri atau kebenaran aliran gereja.

Berikut ini adalah ayat-ayat yang biasanya dihubungkan dengan merokok :

 “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah Bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu ? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.”

1 Korintus 3:16-17

 Kita harus menyadari bahwa tubuh kita adalah bait Allah dan Roh Allah diam di dalam tubuh kita sehingga kita harus menjaganya dalam kekudusan. Kita juga mengerti, hikmat dunia saja mengatakan bahwa merokok merusak tubuh dan membahayakan jiwa bagi si perokok. Dan firman Tuhan katakan, ”jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia.” Memang tidak ada orang yang ingin membinasakan tubuhnya dengan merokok. Tetapi setiap orang mengerti akibat lain yang ditimbulkan adalah penyakit dan kematian/merusak tubuh. Jadi jelas bila merokok tidak sesuai dengan ayat tersebut di atas. Dan juga firman Tuhan mengatakan, “sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.” Kalau Roh yang diberikan kepada kita adalah KUDUS, maka tubuh yang dimasukiNya harus KUDUS. Memang ini berbicara tentang karakter dan perbuatan kita. Tetapi kalau kita mencemarkan tubuh (dengan merokok) berarti kita tidak menjaga kekudusan tubuh kita. Allah telah berbicara kepada kita tentang kekudusan ini.

 “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis : Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”

1 Petrus 1:14-16

 Dari ayat tersebut dapat kita lihat bahwa KUDUS adalah “tidak menuruti hawa nafsu yang menguasai.” Ketergantungan terhadap rokok jelas sudah menguasai hidup seorang perokok, dan juga merupakan suatu keinginan daging yang membelenggu.

“Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging- karena keduanya bertentangan- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan daging telah nyata yaitu : percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.”

Galatia 5:17-20

 Sempurna identik dengan kekudusan. Dan Tuhan Yesus menuntut kita dengan mengatakan haruslah kamu sempurna. Memang selama kita masih hidup di dunia ini manusia tak dapat mencapai kesempurnaan. Tetapi untuk jelasnya, mari kita lihat ayat berikut ini terlebih dahulu.

 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah : apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

Roma 12 : 2

             Demikian Rasul Paulus juga menegaskan tentang pentingnya kesempurnaan, dengan memberikan jalan melalui pembaharuan budi/pembaharuan pikiran. Tuhan menuntut supaya kita sempurna dengan mengadakan pembaharuan pikiran untuk menuju kesempurnaan itu. Memang perubahan tersebut tidak dapat mencapai kesempurnaan. Maksudnya ialah bahwa kita harus mau dan berusaha untuk mencapai kesempurnaan itu, sekalipun tidak dapat mencapai titik kesempurnaan. Tuhan sudah tahu itu, tetapi Dia tetap memerintahkan hal tersebut supaya kita berpikiran ilahi untuk mau maju dengan iman yang sungguh-sungguh. Kita memang tidak mungkin menjadi Allah (sempurna), tetapi kita harus menjadi seperti Yesus (Roma 8:29). Ini adalah iman yang positif. Iman yang positif tidak mencari alasan “ketidaksempurnaan manusia” untuk menutupi kesombongan dan ketegaran hati kita serta mentolerir dosa. Tuhan tahu bahwa kita tidak sempurna, makanya dengan Roh KudusNya dan anugerahNya kita diperintahkan untuk sempurna. Perasaan tidak layak di hadapan Tuhan atau merasa kecil, hina dan tidak berarti di hadapanNya adalah saat kita melihat betapa baiknya dan besarnya kasih Tuhan kita. Jadi bukan digunakan untuk mendapatkan belas kasihan agar doanya dijawab Tuhan dan dosa-dosanya ditolerir dan diampuni, lalu berbuat dosa lagi setelahnya, dan seterusnya. Pembelaan diri semacam ini hanya memperlihatkan kebodohan dan sama sekali tidak memuliakan Tuhan.

Jika kita belum dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna, maka hal itu akan menyulitkan kita untuk lebih mengenal Allah, apalagi untuk dekat dengan Dia. Bahkan selama hidup, kita tidak akan pernah merasakan dekat dengan Allah, merasakan kehadiran Allah dan kasih kuasa Allah kita. Kita hanya akan menjadi seorang yang memenuhi standar moral dunia, dan bukan standar Allah, yang percaya Yesus tetapi tidak menjadikan Yesus sebagai Tuhan di dalam hidupnya. Tuhan artinya yang memerintah [Penguasa].

 “Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristussebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.”

Roma 13:14

 Yesus Kristus adalah Firman Allah yang hidup yang sudah menyatakan diri dalam wujud manusia (Yoh.1:14). Kalau kita mau mengenakan senjata terang (Yesus Kristus) berarti kita harus mengenakan firman Allah dalam kehidupan kita.

PENUTUP

          Jadi dapat anda simpulkan sendiri perihal merokok ini dengan menilainya secara jujur, murni sesuai dengan firman Allah. Pengakuan akan kebenaran firman Allah tidaklah cukup hanya di dalam hati saja, tetapi dinyatakan di dalam perbuatan kita sehari-hari sebagai buah-buah kebenaran firman Tuhan. Roh Kudus akan berkata melalui suara hati kita yang terdalam untuk selalu memberikan kebenaran firnanNya di dalam kehidupan kita.

Haleluya ! Amin.