Tag Archives: perjanjian lama

YESUS SUDAH ADA SEBELUM KELAHIRAN-NYA

KRISTUS DALAM PERJANJIAN LAMA

Salah satu ajaran asasi dalam PB ialah bahwa Yesus Kristus (sang Mesias) adalah penggenapan Alkitab Perjanjian Lama (PL) . Penulis Surat Ibrani mengemukakan bahwa Yesus adalah pewaris dari semua yang telah dikatakan Allah melalui para nabi (Ibr 1:1-2). Yesus sendiri menandaskan bahwa Ia datang untuk menggenapi Taurat dan kitab nabi-nabi (Mat 5:17). Setelah kebangkitan-Nya yang penuh kemuliaan, Ia menunjukkan kepada para pengikut-Nya dari Taurat Musa, kitab nabi-nabi, dan kitab Mazmur (yaitu, ketiga bagian utama Perjanjian Lama Ibrani) bahwa Allah sudah sejak lama menubuatkan segala sesuatu yang terjadi pada diri-Nya (Luk 24:25-27,44-46).

Di manakah Alkitab Perjanjian Lama mencantumkan Kristus?

Ada banyak nubuat Perjanjian Lama mengenai Yesus Kristus. Beberapa penafsir menempatkan jumlah nubuat Mesianis pada angka ratusan. Berikut ini adalah nubuat-nubuat yang dianggap paling jelas dan penting. Mengenai kelahiran Yesus:

Yesaya 7:14, “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel (Allah beserta kita).”

Yesaya 9:6, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”

Lihat ayat yang ditulis oleh nabi Yesaya di atas ratusan tahun sebelum Yesus dilahirkan. Adakah di dunia ini seorang yang lahir dan disebut ALLAH YANG PERKASA? Adakah manusia yang pernah ada di bumi ini disebut BAPA YANG KEKAL? Bukankah ini hanya julukan yang pantas dikenakan kepada Tuhan Allah semesta alam. Oleh karena itu sudah sangat jelas bahwa YESUS telah menggenapi ayat ini. YESUS adalah TUHAN yang menjelma menjadi manusia.

Mikha 5:2, “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”

Lihat juga ayat yang disampaikan oleh nabi Mikha, jauh sebelum Yesus lahir dalam kitab Perjanjian Lama. Ayat ini menubuatkan (meramalkan) bahwa akan ada RAJA yang memerintah ISRAEL berasal dari BETLEHEM dan dikatakan permulaannya SUDAH SEJAK PURBAKALA, SEJAK DAHULU KALA.

Yesus telah menggenapi nubuat ini bahwa Yesus lahir di Betlehem. Adakah seorang yang dilahirkan di dunia ini, ternyata SUDAH ADA SEJAK PURBAKALA? Ini jelas membuktikan bahwa YESUS adalah TUHAN yang menjelma menjadi manusia.
Mengenai pelayanan dan kematian Yesus:

Zakharia 9:9, “Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.”

Mazmur 22:16-18, “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.”

Kemungkinan nubuat yang paling jelas mengenai Yesus, dan sudah pasti yang paling panjang, adalah keseluruhan pasal ke 53 dari kitab Yesaya.

Yesaya 53:3-7, “ Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.”

Nubuat “tujuhpuluh tujuh” dalam Daniel pasal 9 menubuatkan tanggal yang persis di mana Yesus, sang Mesias akan “disingkirkan.” Yesaya 50:6 dengan akurat menggambarkan siksaan yang dialami oleh Yesus. Zakharia 12:!0 menubuatkan “ditikamnya” Mesias, yang terjadi setelah Yesus mati di atas salib. Masih banyak contoh yang dapat disajikan, namun apa yang ada sudah cukup. Perjanjian Lama sangat jelas menubuatkan kedatangan Yesus sebagai Mesias dan bahwa sesungguhnya Ia adalah TUHAN sendiri.

 

BUKTI BUKTI KETUHANAN YESUS dalam Perjanjian Baru

A. Ia memiliki sifat-sifat yang hanya dimiliki oleh Allah

1. Kekekalan. Yesus mengatakan bahwa diriNya sudah ada sejak kekal (Yohanes 8:58 dan Yohanes 17:5)

2. Maha hadir. Ia hadir dimana-mana (Matius 18:20; Matius 28:20)

3. Maha tahu. Ia memperlihatkan pengetahuanNya yang membuktikan diriNya maha tahu (Matius 16:21; Lukas 6:8; Lukas 11:7; Yohanes 4:29)

4. Maha kuasa. Ia memperlihatkan dan menyatakan kekuasaan satu Pribadi yang maha kuasa (Matius 28:20; Markus 5:11; Yohanes 11:38-44)

Sifat-sifat ketuhananNya juga dituliskan bahwa Ia “tidak berubah” (Ibrani 13:5)

B. Ia melakukan hal-hal yang hanya bisa dilakukan oleh ALLAH

1. Mengampuni Dosa (markus 2:1-12)

2. Memberikan Hidup (Yohanes 5:21)

3. Membangkitkan Orang Mati (Yohanes 11:43)

4. Menghakimi Semua Manusia di bumi ini (Yohanes 5:22, 27)

C. Ia sendiri mengatakan bahwa diriNya SATU dengan ALLAH.

Aku dan BAPA adalah SATU (Yohanes 10:30)

 

Jika Yesus bukan Tuhan, maka Yesus bukanlah orang yang baik.

Jika Yesus bukan Tuhan, maka Yesus adalah penipu.

Jika Yesus bukan Tuhan, maka Yesus juga bukan NABI.

Jika Yesus bukan Tuhan, maka tidak mungkin YESUS menggenapi nubuatan (ramalan) yang begitu banyak dari kitab sucinya orang Yahudi.

 

Yang BENAR adalah bahwa YESUS ADALAH TUHAN yang datang sebagai manusia untuk menyelamatkan manusia dari dosa.

 

Jika murid-murid Yesus mau membuat agama, tentu mereka tidak membuat agama yang sulit diterima dan dipercayai. Terutama ajaran tentang Trinitas (Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus) yang sulit diterima secara akal manusia. Apalagi mereka adalah orang-orang Yahudi yang sangat menjunjung tauhid bahwa ALLAH adalah ESA. Tidak mungkin bagi mereka untuk menTUHANkan manusia, jika Yesus hanya manusia saja. Jika mereka mau memalsukan ajaran pasti mereka juga akan mengabarkannya dengan paksaan, pedang dan kekerasan supaya orang menerima keTuhanan Yesus. Faktanya, murid-murid Yesus pun pada mulanya tidak menyangka kalau Gurunya adalah TUHAN. Mereka awalnya juga tidak tahu dan tidak memahami siapakah Guru yang mereka ikuti ini. Namun mereka adalah saksi-saksi bahwa kehidupan YESUS dan pengajaran Yesus membuktikan bahwa YESUS adalah TUHAN. Mereka hanya bersaksi bagi dunia bahwa mereka melihat sendiri dengan mata kepala mereka, mereka tidak menyebarkan kebohongan dan mempermudah ajaran supaya diterima banyak orang. Dan fakta yang lain bahwa semua murid-murid dibunuh karena memberitakan bahwa YESUS adalah TUHAN. Tetapi IMAN ini tidak pernah bisa mati hanya dengan pembunuhan dan penganiayaan karena memang IMAN KRISTEN yang mengaku bahwa YESUS adalah TUHAN berasal dari ALLAH sendiri.

 

  Penggenapan Nubuat Perjanjian Lama dalam Tuhan Yesus Kristus
 
NUBUAT PENGGENAPAN
  Kejadian 49:10 (TB-LAI)
Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.
 
  Injil Lukas 3:33 (TB-LAI)
anak Aminadab, anak Admin, anak Arni, anak Hezron, anak Peres, anak Yehuda,
 
  Mikha 5:1 (TB-LAI)
Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.
 
  Injil Matius 2:1 (TB-LAI)
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
 
  Yesaya 7:14  (TB-LAI)
Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
 
  Injil Matius 1:19-23 (TB-LAI)
Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:

“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” –yang berarti: Allah menyertai kita.

 
  Yeremia 31:15 (TB-LAI)
Beginilah firman TUHAN: Dengar! Di Rama terdengar ratapan, tangisan yang pahit pedih: Rahel menangisi anak-anaknya, ia tidak mau dihibur karena anak-anaknya, sebab mereka tidak ada lagi.
 
  Injil Matius 2:16  (TB-LAI)
Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.
 
  Hosea 11:1 (TB-LAI)
Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu.
 
  Injil Matius 2:14 (TB-LAI)
Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir,
 
  Yesaya 9:1-2 (TB-LAI)
Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.
 
  Injil Matius 4:12-16 (TB-LAI)
Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: ”

Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, –bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.”

 
  Yesaya 53:3 (TB-LAI)
Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.
 
  Injil Yohanes 1:11 (TB-LAI)
Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
 
  Yesaya 11:2 (TB-LAI)
Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;
 
  Injil Lukas 2:52 (TB-LAI)
Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
 
  Zakharia 9:9 (TB-LAI)
Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.
 
  Injil Yohanes 12:12 (TB-LAI)
Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem, mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!” Yesus menemukan seekor keledai muda lalu Ia naik ke atasnya, seperti ada tertulis:

“Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai.”

 
  Mazmur 41:10 (TB-LAI)
Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku.
 
  Injil Markus 14:10 (TB-LAI)
Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka.
 
  Zakharia 11:12 (TB-LAI)
Lalu aku berkata kepada mereka: “Jika itu kamu anggap baik, berikanlah upahku, dan jika tidak, biarkanlah!” Maka mereka membayar upahku dengan menimbang tiga puluh uang perak.
 
  Injil Matius 26:15 (TB-LAI)
Ia berkata: “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.
 
  Yesaya 53:7 (TB-LAI)
Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
 
  Injil Matius 26:62-63a (TB-LAI)
Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: “Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?” Tetapi Yesus tetap diam.
 
  Yesaya 53:4-5 (TB-LAI)
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
 
  Injil Matius 8:16-17 (TB-LAI)
Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya:

“Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.”

 
  Yesaya 53:9 (TB-LAI)
Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.
 
  Injil Matius 27:38 (TB-LAI)
Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya.

Injil Matius 27:57-60 (TB-LAI)
Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya. Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, lalu membaringkannya di dalam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah ia.

 
  Yesaya 53:12 (TB-LAI)
Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.
 
  Injil Lukas 23:34a (TB-LAI)
Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” ….
 
  Mazmur 22:17 (TB-LAI)
Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku.
 
  Injil Lukas 23:33 (TB-LAI)
Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya.
 
  Mazmur 22:19 (TB-LAI)
Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.
 
  Injil Lukas 23:34b (TB-LAI)
….Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.
 
  Mazmur 22:7-9 (TB-LAI)
Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak. Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya:

“Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?”

 
  Injil Matius 27:39-40 (TB-LAI)
Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata:

“Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!”

 
  Mazmur 69:22 (TB-LAI)
Bahkan, mereka memberi aku makan racun, dan pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam.
 
  Injil Yohanes 19:29 (TB-LAI)
Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
 
  Zakharia 12:10 (TB-LAI)
“Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.
 
  Injil Yohanes 19:34 (TB-LAI)
tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
 
  Mazmur 34:21 (TB-LAI)
Ia melindungi segala tulangnya, tidak satupun yang patah.
 
  Injil Yohanes 19:33 (TB-LAI)
tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
 
  Mazmur 16:10 (TB-LAI)
sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.
 
  Injil Yohanes 20:11-16 (TB-LAI)
Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka: “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru.
 
  Mazmur 68:19 (TB-LAI)
Engkau telah naik ke tempat tinggi, telah membawa tawanan-tawanan; Engkau telah menerima persembahan-persembahan di antara manusia, bahkan dari pemberontak-pemberontak untuk diam di sana, ya TUHAN Allah.
 
  Injil Lukas 24:50-51 (TB-LAI)
Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.
 
   
   
 

UCAPAN YANG SULIT DALAM KITAB-KITAB SYAIR PERJANJIAN LAMA

UCAPAN YANG SULIT

DALAM KITAB-KITAB SYAIR PERJANJIAN LAMA

 

 

  1. “Sekalipun Allah membunuhku, namun aku akan berharap kepadanya”           Ayb. 13:15 (NIV).

Perkataan sulit ini muncul di tengah-tengah suatu pembicaraan (Ayub 12 – 14) yang panjangnya hanya dilebihi oleh perkataan Ayub yang terakhir dalam Ayub 29-31. Ayat-ayat yang di seputar teks tersebut memancarkan keyakinan yang akan Ayub buktikan (Ayb. 13:18). Ia siap untuk membela diri dan perilakunya. Jika diperlukan di hadapan Allah (13:15) prinsipnya dinyatakan dalam ayat 16, “orang fasik tidak akan menghadap kepada-Nya”. Namun itulah yang Ayub nyatakan bahwa ia bukanlah “orang fasik”. Ayub bukan mengatakan bahwa dengan menanggung resiko kematian ia akan membela haknya dan mengartikan perkataannya, sekalipun bila itu membuatnya mati, sebab pandangan ini menyimpulkan bahwa Ayub lebih meremehkan hidup daripada bermaksud mengakhiri penderitaannya dan memperoleh kembali harta miliknya.

Ungkapan “Ia hendak membunuh aku” secara penggambaran itu berarti “tak peduli apapun yang menimpa diriku, aku tetap yakin bahwa aku akan terbukti tak bersalah, sebab aku tahu aku tak bersalah dan aku tahu sifat Allah.

 

  1. “Manusia, yang adalah berenga” (Inggris : maggot) Ayb. 25:16.

Perkataan ini disampaikan oleh Bildad yang mengontraskan ketidaksempurnaan kemanusiawian dengan keagungan Allah. Untuk menyampaikan maksudnya, ia mengubah debat-debat yang disampaikan Elifas dalam Ayub 4:17-19 dan     15:14-16. Sesungguhnya kalimat bagaimana manusia benar di hadapan Allah (25:4) dihasilkan kembali. Kata demi kata dari pertanyaan Ayub dalam Ayub 9:2 bagian kedua dari kalimat dalam ayat 4 kembali dipinjam dari Ayub dalam     Ayub 15:14 “Masakan manusia bersih, masakan benar yang lahir dari     perempuan ?” Jadi pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan berwibawa yang mengiaskan manusia yang dibandingkan berenga atau ulat dalam perspektif yang tepat. Perkataan tersebut tidak boleh dipakai untuk merendahkan kemuliaan atau nilai yang telah Allah tempatkan dalam diri manusia, sebab manusia sungguh dijadikan menurut gambar Allah. Namun tak ada yang lebih dapat menggambarkan hubungan kedudukan dari yang fana jika dibandingkan dengan keagungan Allah, daripada gambaran-gambaran ini untuk manusia sebagai berenga atau ulat yang merayap. Pernyataan ini bukan mutlak tetapi merupakan perbandingan. Hal ini sesuai dengan gambaran pemazmur tentang kepedihan ketika meratapi hamba yang menderita itu. “Tetapi aku ini ulat dan bukan orang” (Mzm. 22:6). Dalam perkataan tersebut, sebagaimana juga dalam Ayub 4:19 dan 15:16, penekanannya terletak pada kerapuhan dan kebobrokan makhluk fana. Manusia sebagai makhluk yang fana, merupakan gambaran yang jelas ketika dibandingkan dengan keagungan dan kesucian Allah.

 

  1. “Aku tidak pernah melihat orang benar ditinggalkan”, Mzm. 37:25

Perkataan Daud ini tidak dapat diartikan dalam pengertian mutlak, sebab ia pasti pernah melihat kebalikan dari apa yang dinyatakannya ini. Bahkan ia sendiri pernah mengalami penderitaan dengan bersungut-sungut bahwa Allah telah melupakannya. Misalnya ia pernah meminta roti kepada Nabal yang kaya. Namun Daud dengan pernyataannya tersebut tidak mempermasalahkan bahwa orang benar mungkin ada kalanya tak berdaya, dianiaya dan miskin. Sebaliknya, ia memperhatikan bahwa tak ditunjukkan dari bagian manapun bahwa orang benar mengalami kekeringan dan kemelaratan yang berkesinambungan atau terus menerus. Atau apa yang nampaknya seperti kekeringan yang berkesinambungan bagi mereka yang melihat hidup jangka pendek, sesungguhnya hanya suatu tahap yang harus dilalui. Kepercayaan penuh kepada Allah akan membuktikan sebaliknya tatkala hidup dilihat dari sudut pandang-Nya. Mazmur ini dirancang untuk mengatasi pencobaan yang menyerang siapa saja dalam keadaan-keadaan yang menakutkan. Isinya mengontraskan antara apa yang bertahan sampai akhir dengan yang sementara.

Bagi mereka yang telah hidup cukup lama di dunia ini untuk melihat bahwa Allah pada akhirnya memperbaiki kesalahan-kesalahan dan membalas semua ketidak adilan. Pengertiannya ialah dalam rentang waktu yang panjang, Allah tidak meninggalkan milik-Nya baik mereka miskin maupun kaya, anak-anak mereka akan diberkati.

 

  1. “Terjagalah ! Mengapa Engkau tidur, ya Tuhan ?” Mzm. 44:24

Mazmur 44 mewakili penemuan jawaban oleh kumpulan orang percaya sesudah mengalami kekalahan militer secara nasional. Mazmur ini mengontraskan kejayaan masa silam (ayat 2–9) dengan bencana yang sedang terjadi (ayat 10–17). Allah kelihatannya tidak menyertai bala tentara Israel (ayat 10) saat mereka pergi berperang. Kekalahan Israel membuat mereka menjadi celaan dan hinaan para musuh mereka (ayat 14–15). Semua ini telah terjadi sekalipun Israel tidak lupa akan Allah (ayat 18–19), namun Allah telah memurukkan mereka dengan kekalahan yang hina (ayat 20). Jadi masalahnya adalah mengapa Allah tidak setia kepada janji-Nya untuk memerdekakan dan membela ? Tetapi di balik semua ini, doa dan pengharapan mereka tetap berpusat pada Tuhan (ayat 24–27). Doa ini dikalimatkan dalam istilah militer. Panggilan agar Allah terjaga dan membangunkan diri-Nya sendiri bukan berhubungan dengan tidur melainkan aksi militer yang serupa dengan yang ada dalam Nyanyian Debora, “Bangunlah, bangunlah Debora ! Bangunlah, bangunlah, nyanyikanlah suatu nyanyian ! Bangkitlah : Barak ! dan giringlah tawananmu, hai anak Abinoam ! Nyanyian perang yang sama dipakai berulangkali ketika Tabut Perjanjian diangkat di depan barisan saat Israel maju berperang (Bil. 10:35). Ungkapan tersebut merupakan doa untuk memperoleh pertolongan Ilahi dalam krisis yang mungkin tetap berlanjut walaupun mereka telah kalah perang. Namun kata terakhit dari Mazmur ini merupakan keyakinan bahwa Allah pasti menolong mereka oleh kasih setia-Nya. Jadi Mazmur ini tidak bertentangan dengan Mazmur yang meyakinkan kita bahwa Allah kita tidak pernah terlelap atau tertidur seperti dalam Mazmur 121:4. Pengertiannya bukanlah merupakan pengertian bahwa Allah tertidur tetapi pengertian seruan kepada Allah agar berjalan maju dengan pasukan yang bersemangat untuk membela nama dan kerajaan-Nya yang kudus.

 

  1. “Manusia boleh disamakan dengan hewan (binatang buas) yang dibinasakan.” Mzm. 49:13

Dalam Mazmur ini, kelihatannya pemazmur sedang berada di tengah-tengah keputusasaan sehingga terlalu mudah untuk membandingkan situasi keputusasaan seseorang dengan keberhasilan yang mewah dari orang fasik. Pemazmur mengatakan bahwa sesungguhnya, kekayaan seseorang tak sanggup menebus pribadinya, keluarga atau harta bendanya, yang fana tak bisa membayarkan tebusan bagi diri mereka sendiri (ayat 8–9). Jika orang fasik yang kaya tersebut mati, apapun harus ditinggalkannya. Itulah sebabnya, dalam pengertian ini kematian adalah pemisah yang dahsyat dari segala kehidupan, baik kehidupan hewan maupun manusia Mereka yang berkedudukan terhormat dan kaya bisa menjadi kasar dan tidak berperikemanusiaan dalam pemikiran dan kehidupan mereka sehingga mereka boleh dijadikan sama dengan binatang. Mereka tidak mempunyai pengertian (ayat 21). Dalam kematian, mereka juga akan seperti binatang yaitu akan binasa.

 

  1. “Orang-orang yang membawa kabar baik itu merupakan tentara yang besar” Mzm. 68:12

Dalam ayat ini dituliskan sebelumnya “Tuhan menyampaikan sabda”. Kata sabda (omer) dalam konteks ini hampir tidak hanya bermakna kabar, ucapan atau kemenangan yang baru diperoleh. Kata ini merupakan kata Ilahi, baik tentang janji (Mzm. 77:9) atau perintah yang disertai dengan kuasa Ilahi (Hab 3:9) atau kata ini adalah sabdanya yang di bagian lain disamakan dengan suara yang dahsyat atau tiupan sangkakala (Mzm. 68:34; Yes. 30:30, Zak. 9:10). Para pembawa kabar baik ini (hamebasserim) adalah para wanita, karena bentuk katanya dalam bahasa Ibrani adalah feminin jamak. Allah menempatkan sabda-Nya ke dalam mulut para pembawa kabar-Nya, yaitu sabda perjanjian dan kuasa di hadapan dunia yang menakutkan ini. Istilah ini sangat erat kaitannya dengan yang terdapat dalam   Yes. 40:9 dan terutama Yoel 2:28-29. Para pembawa berita ini menjadi kelompok besar terdiri dari pribadi-pribadi. Hal ini menggambarkan apa yang akan Alah lakukan pada hari Pentakosta dan setelah itu apa yang Ia perbuat di seluruh dunia melalui lembaga misi besar yang melibatkan begitu banyak wanita.

 

  1. “Di antara para allah Ia menghakimi.” Mzm. 82:1

Dengan menyebut “para allah” (dalam bahasa Ibr. Elohim), tidak berarti Allah mengakui adanya para ilah asing atau mengakui keberadaan dari makhluk supranatural lain seperti diri-Nya, sebaliknya yang dimaksudkan-Nya adalah para hakim dan pelaku hukum-Nya di dunia yang ditetapkan-Nya untuk mewakilidiri-Nya. Tuhan kita mengandalkan para pelaku hukum ini, yang berfungsi sebagai para pejabat dalam pemerintahan yang ditetapkan secara ilahi, untuk memberlakukan tindakan pengurangan dengan cepat atas ketidakadilan dan kekejaman hidup. Penggunaan istilah dalam bahasa Ibrani elohim ini bukanlah sesuatu yang tak wajar seperti pemunculan awalnya. Bagian-bagian lain menjelaskan golongan para penguasa dan hakim Israel sebagai para wakil Allah di bumi. Dengan memakai istilah yang sama, pemazmur menegaskan dalam Mazmur 138:1, “Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah, aku akan bermazmur bagi-Mu. Tidak mengherankan, jika Mazmur 82:1 dan 6 menggunakan kata yang sama untuk menunjukkan cabang pemerintahan eksekutif atau kehakiman, atau yang oleh para sarjana di masa lampau telah diterjemahkan sebagai “para allah”. Ayat 6 dari Mazmur tersebut menjadikan jelas bahwa yang dimaksudkan sebagai “allah” adalah anak-anak Yang Maha tinggi atau semua orang percaya.

 

  1. “Diubah-Nya hati mereka untuk membenci umat-Nya.” Mzm. 105:25

Perkataan yang sulit ini merupakan salah satu contoh yang di dalamnya kita harus membedakan antara kehendak Alah yang mengijinkan dengan kehendak-Nya yang bersifat perintah berhubung dengan kejahatan. Allah bukan pemrakarsa langsung dari segala sesuatu yang ia ijinkan untuk memuliakan nama-Nya. Para penulis Perjanjian Lama tidak merasa perlu membedakan antara penyebab utama dengan penyebab sekunder. Bagi mereka segalanya diatur dan dirancang oleh Allah. Bahkan doa sendiri tidak muncul tanpa terkontrol. Kesalahan dan tanggung jawab atas dosa, bagaimanapu ditanggung oleh mereka yang telah berdosa. Dalam pengertian inilah Allah mengeraskan hati Firoun, menaruh roh dusta dalam mulut para nabi palsu, melakukan yang jahat atas suatu kota, demikian pula yang baik, dan yang serupa dengan itu. Karena orang-orang khusus dari Perjanjian Lama melihat jari Allah bahkan dalam rincian terkecil dari kehidupan, dan merasa puas dalam pengenalan tertentu bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu. Mereka tidak membedakan dengan tajam antara suatu tindakan yang dipandang sebagai konsekwensi dengan tindakan yang sama yang dipandang sebagai akhir dari tindakan lain. Karena Allah memegang kuasa tertentu dan bahkan sanggup untuk membuat murka seseorang menjadi memuji nama-Nya, kebencian Firaun atas umat Allah boleh dikatakan berasal dari-Nya. Namun dalam pengertian bahwa tindakan ini juga berdosa dan patut dihukum, para pelaku yang sesungguhnya dari kebencian dan persekongkolan tak lain adalah Firaun dan bangsa Mesir sendiri.

 

  1. “Berbahagialah orang yang menangkap dan memecahkan anak-anakmu pada bukit batu !” Mzm. 137:9

Mazmur ini adalah salah satu dari keenam Mazmur yang secara umum tergolong sebagai Mazmur kutukan. Mazmur tersebut adalah Mazmur 55, 59, 69, 79, 109 dan 137. Perkataan-perkataan yang sulit ini merupakan ungkapan logis dari orang-orang kudus dalam Perjanjian Lama bagi pembuktian kebenaran yang hanya bisa dihadirkan oleh keadilan Allah. Ini bukanlah pernyataan pembalasan dendam pribadi, melainkan merupakan ungkapan yang sungguh-sungguh demi kerajaan Allah dan kemuliaan-Nya. Yang pasti, serangan-serangan yang menyebabkan doa-doa ini bukan berasal dari rumah-rumah pribadi, sebaliknya serangan-serangan tersebut dengan benar dinilai sebagai serangan terhadap Allah dan terutama para wakil-Nya dalam garis keturunan Sang Mesias. Doa-doa ini merupakan rasa sangat jijik terhadap dosa dari mereka yang ingin melihat nama Allah dan menyebabkan kemenangan. Mereka yang ditentang dalam doa-doa ini adalah wujud-wujud kefasikan yang mengerikan Permohonan pengutukan ini hanya diulangi dalam doa yang telah Allah nyatakan dimana akan menjadi nasib dari mereka yang telah berlaku kejam dan yang terus menerus melawan Allah dan kerajaan-Nya. Mazmur 137:8-9 ini merupakan Mazmut yang dianggap oleh banyak orang sebagai yang tersulit dari Mazmur-mazmur kutukan. Istilah “berbahagia” dipakai seluruhnya 26 kali dalam Kitab Mazmur dan hanya dipakai untuk para pribadi yang percaya kepada Allah. Istilah ini bukanlah pernyataan suka cita yang bersifat sadis atas kehancuran atau kehancuran orang lain.

Ungkapan “memecahkan anak-anak mu pada bukit batu” biasanya dianggap bertentangan dengan ajaran Perjanjian Baru sehingga kurang perlu untuk membahasnya lebih lanjut. Tetapi istilah-istilah yang sama ini diulangi oleh Perjanjian Baru oleh Tuhan Yesus di dalam Luk. 19:44. Bahkan, kata kerja dalam bentuk bahasa Yunani ditemukan hanya di Mazmur 137:9 (LXX) dan di Lukas 19:44. Ini mungkin merupakan bukti terjelas bahwa Tuhan kita sengaja mengutip Mazmur ini. Istilah yang diterjemahkan sebagai “anak-anak” sebenarnya menyesalkan karena istilah dalam bahasa Ibrani tidak menyatakan usia tertentu. Istilah itu bisa berarti anak yang sangat muda dan yang sudah remaja. Istilah ini menekankan pada hubungan dan bukan pada usia, yang menunjukkan kenyataan bahwa dosa-dosa dari para bapa ternyata diulangi dalam generasi berikutnya. Ungkapan pemazmur ini ditujukan kepada orang-orang Babel dimana Babel tidak memiliki cadas atau bukit-bukit batu. Jadi istilah “memecahkan anak-anak mu pada bukit batu” adalah sebuah penggambaran dan metafora. Secara utuh kalimat tersebut berarti Allah akan menghancurkan Babel dan keturunannya karena penghinaannya yang congkak terhadap Allah dan kerajaan-Nya. Namun mereka yang percaya kepada Allah akan diberkati dan berbahagia.

Jadi Mazmur-mazmur pengutukan ini tidak berisi permohonan atau hasrat “yang jahat” atau “tidak bermoral”, tetapi hanya memohon kepada Allah agar Ia tak membiarkan jabatan Mesias atau kerajaan Mesias diinjak-injak oleh para penganiaya. Congkak dari mereka yang terus mempertahankan jabatan dan fakta tersebut.

 

  1. “Hadiah yang dirahasiakan (disembunyikan) meredakan kegeraman (murka) yang hebat.” Amsal 21:4

Amsal ini tidak dapat dimutlakkan dan disimpulkan bahwa kita harus mengupayakan perdamaian berapapun harganya dan dalam kondisi apa pun. Alkitab mengajarkan bahwa suap jelas tidak dibenarkan. Yang dimaksudkan suap adalah pemberian yang memutar balikkan hukum atau membengkokkan keadilan demi tujuan yang tidak baik/keuntungan pribadi. (Kel. 23:8; Ul. 16:18-19, Ams. 17:8, 23; I Sam. 8:3; Yes. 1:23; Ams. 5:12, Mzm. 26:10; 2 Taw. 19:7.

Tuhan Yesus dalam khotbah di bukit, mendorong para pengikut-Nya untuk memberikan jubah atau tambahan satu mil jika dipaksa untuk memberikan satu mil yang pertama. Tindakan-tindakan serupa itu bisa diartikan dengan baik sebagai pemberian hadiah untuk mengurangi amarah mereka yang berkekuasaan hukum atas mereka. Hadiah seperti ini bukan yang kita sebut suap. Ini adalah hadiah yang diberikan dengan maksud baik untuk mencapai tujuan yang benar.

 

  1. “Didiklah orang muda (anak) menurut jalan yang patut baginya.” Ams. 22:6

Kata kerja dalam ayat tersebut (“didiklah”) dapat ditemukan dalam Ul. 20:5 dan bagian-bagian yang sejajar pada pentahbisan Bait Suci dalam 1 Raja 8:63 dan       2 Taw. 7:5. Dalam bentuk kata benda adalah nama Yahudi dari perayaan Hanuka. Keanekaragaman makna bagi tindakan ini termasuk mempersiapkan seorang anak untuk melayani, mengabdikan seorang anak kepada Allah atau melatih anak untuk kehidupan dewasa. Masalah yang muncul terletak pada kalimat “menurut jalan yang patut baginya” yang seharusnya “menurut jalannya”. Jalan yang dimaksud di sini bukan hanya jalan terbaik yang cocok dengan kepribadian dan sifat-sifat tertentu anak itu, melainkan adalah jalan yang harus ditempuh anak itu sesuai dengan hukum Allah, yaitu jalan yang tepat dalam terang pernyataan Allah.

Selanjutnya dikatakan bahwa “pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Kata “daripada jalan itu” menunjuk pada pelatihan anak muda yang selalu disesuaikan dengan karya Allah dalam sifat dan keadaan anak tersebut. Tetapi ayat ini bukanlah suatu jaminan tetap bahwa jika kita melatih anak-anak kita pasti akan berhasil. Seperti dalam banyak tulisan lain tentang (amsal) moral yang universal atau tidak jelas, amsal ini memberi tahu kepada kita hanya apa yang terjadi pada umumnya tanpa menyiratkan bahwa tak ada perkecualian bagi peraturan ini. Pernyataan tersebut disebut amsal, bukan janji. Tetapi, hal ini adalah prinsip umum yang menetapkan standar mayoritas.

 

  1. “Bila tidak ada wahyu (visi), menjadi liarlah (binasa) rakyat.” Ams. 29:18

Istilah wahyu atau penglihatan tidak berbicara tentang kemampuan seseorang untuk merumuskan sasaran-sasaran dan rencana-rencana di masa mendatang atau suatu visi yang dapat dirumuskan. Sebaliknya, kata itu merupakan sinonim untuk istilah nubuat itu sendiri. Kata itu adalah yang dilakukan oleh seorang nabi. Kata itu berarti penglihatan nubuat, pernyataan yang datang sebagai firman Allah. Kata ini sama seperti di dalam 1 Sam 3:1. Istilah kedua adalah “liar” yang sering disalah mengerti. Ini bukan membicarakan kehancuran gereja-gereja bersama komisi-komisi perencana yang tidak aktif atau menjadi liarnya bangsa-bangsa lain yang tidak terinjili yang akan mati dalam dosa mereka jika mereka tidak segera dicapai seseorang. Istilah “liar” (KJV) berarti “membuang segala kekang”. Istilah ini memperingatkan dengan jelas bahwa dimana firman Allah itu diam sehingga tak lagi mengomentari situasi tempat itu, maka akibatnya menakutkan. Rakyat menjadi tak bisa diperintah pada saat mereka menyingkirkan segala yang pantas dan sopan demi hasrat murahan yang mereka ingini menuntut selera mereka sendiri.

 

  1. “Tak ada yang lebih baik bagi manusia daripada makan dan minum dan bersenang-senang (menemukan kepuasan).” Pengkh. 2:24

Terjemahan dari teks tersebut kurang benar. Jika diterjemahkan secara harafiah, maka teks ini menjadi “Tak ada kebaikan dalam diri manusia bahwa ia (pria dan wanita) harus bisa makan, minum atau merasa puas karena pekerjaannya. Saya menyadari, bahwa hal ini pun berasal dari tangan (atau kuasa) Allah.” Terjemahan ini menghindari bagian kalimat “tak ada yang lebih baik.” Maksud dari pengkhotbah ini bukanlah keputusasaan, tetapi apa pun yang baik atau berharga harus ditemukan, nilainya tak bisa ditentukan hanya dengan menjadi bagian dari umat manusia. Kita sebagai makhluk yang fana haruslah menyadari bahwa jika kita harus mencapai kepuasan dan kesenangan dari apa pun dalam hidup. Bahkan hal-hal duniawi seperti makan dan minum, maka kita harus menyadari bahwa segalanya ini berasal dari tangan Allah. Sumber kesenangan, suka cita dan kebaikan tidak menetap dalam diri manusia tetapi hanya di dalam Tuhan.

 

  1. “Karena nasib manusia adalah sama dengan nasib binatang.” Pengkh. 3:19

Istilah “nasib” adalah terjemahan yang berlebihan. Istilah yang muncul di sini hanya istilah “kejadian”. Tidak ada pernyataan-pernyataan yang dibuat untuk memberikan kemungkinan nasib baik dan buruk. Itu semata-mata fakta bahwa suatu kejadian, suatu peristiwa, suatu peristiwa. Sebut saja, kematian, mengambil alih segalanya dari kefanaan. Selanjutnya dikatakan bahwa “kedua-duanya menuju satu tempat”. Tempat yang dimaksudkan di sini adalah kuburan, dan bukan suatu keadaan yang terlupakan atau ketiadaberadaan. Manusia dan binatang terbuat dari debu dan kepada debu mereka akan kembali. Dalam ayat yang sama, pernyataan “siapakah yang mengetahui” bukanlah memberi tahu kita suatu pertanyaan yang tak terjawabkan. Pernyataan tersebut merupakan pendapat retorik yang menghimbau kita untuk ingat bahwa Allah lah yang tahu perbedaan antara manusia dengan binatang, dan bahwa nafas atau sosok berjiwa yang satu adalah kekal sifatnya, sedangkan nafas yang lain bersifat fana. Itu sebabnya nafas manusia “naik” kepada Allah dan nafas binatang dikatakan “turun” ke kuburan sama seperti daging yang lebur menjadi debu.

 

 

  1. “Janganlah terlalu saleh, janganlah perilakumu terlalu berhikmat.” Pengkh. 7:16

Ayat ini tidak memperingatkan mereka yang baik atau yang terlalu saleh atau terlalu teguh dalam iman mereka. Hal ini dapat diketahui dari kata kerja “berhikmat” yang harus diartikan sesuai dengan bentuk kata kerja dalam bahasa Ibrani, “merasa diri diperlengkapi dengan hikmat.” Dengan demikian masalahnya sama dengan Amsal 3:7 “Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak.” Jadi ayat tersebut bukanlah melarang orang terlalu saleh atau terlalu berhikmat, tetapi ini adalah masalah penipuan diri dan masalah memiliki super ego yang membutuhkan tambahan kerendahan hati dengan dosis tinggi. Jika manusia menjadi terlalu suci, terlalu benar dan terlalu berhikmat dalam pandangan mereka sendiri, maka mereka menjadi terlalu suci dan terlalu berhikmat bagi setiap orang, yang tentu saja bukan dalam kenyataan melainkan dalam penilaian diri mereka sendiri. Melalui ayat ini, pengkhotbah memperingatkan orang-orang yang demikian.

 

  1. ‘Minumlah air dari kulahmu sendiri” Amsal 5:15

Amsal 5:15-21 diklasifikasikan sebagai sebuah alegori. Hal itu membawa hubungan yang sama dengan sebuah kiasan seperti suatu perumpamaan dan bagian dari persamaan. Amsal 5 ini memunculkan perkataan tentang air. Tetapi ayat 17 menerangkan bahwa air tersebut harus menjadi kepunyaannya sendiri, orang lain jangan mengambil bagian. Ketika ayat 18 mengatakan perkataan “bersukacitalah dengan istri masa mudamu” maka hal itu menjadi tanda pertama bagi kita bahwa air yang dimaksud adalah sebuah alegori. Salah satu aturan penafsiran alegoris adalah melihat seluruh konteks. Seluruh bagian pertama dari pasal ini merupakan sebuah peringatan untuk menjauhi perjinahan. Konteks yang diberikan sesuai dengan pernyataan “bersukacitalah dengan istri pada masa mudamu” seperti yang dikatakan dalam alegori ini adalah kenikmatan dan kesetiaan dari hubungan suami istri yang berlawanan terhadap perjinahan dengan wanita jalang. Ayat 19 menggambarkan hubungan dalam pernikahan sebagai “rusa yang manis, kijang yang jelita” yang merupakan kiasan dari keindahan pasangan yang dimilikinya atau istrinya sendiri. Ada lima kata yang berbeda yang digunakan untuk istilah “air” yaitu kulah, sumur, mata air, batang-batang air dan sendang. Kelimanya adalah istilah yang diberikan untuk istri sebab dia mampu untuk memuaskan hasrat suaminya. Gagasan dari hal ini adalah jadilah puas berhubungan dengan istrimu sendiri. Mendapat kepuasan dan kenikmatan dari istri sendiri lebih baik dari pada pergi ke tempat lain untuk merasakan kulah atau mata air wanita lain. Alkitab menekankan untuk memlihara kesetiaan hubungan suami istri dan menghargai kesetiaan ini sebagai jalan terbaik untuk kebahagiaan. Allah memanggil kita untuk hidup kudus di hadapan-Nya dan setia terhadap janji pernikahan.

 

  1. “Selamatkan orang yang terhuyung-huyung menuju tempat pemancungan” Amsal 24:11.

Dalam ayat ini ada dua hal yang secara literal dinyatakan yaitu menyelamatkan orang yang ada di dalam penjara yang sedang menunggu kematian dan menyelamatkan orang yang akan dieksekusi. Tetapi orang yang terancam kematian ini tidak bersalah dan telah dihukum dengan tidak adil. Beberapa orang menganggap kata “dibunuh” dan “pemancungan” sebagai kiasan untuk penindasan orang miskin. Tetapi tidak ada dalam teks yang mendukung penafsiran metafora tersebut. Ayat 12 menuntut seseorang yang tidak sadar terhadap permasalahan tersebut atau alasan tersebut tidak cukup menyangkal kepekaan seseorang untuk menolong. Ayat 12 menguatkan karakter religius dari panggilan untuk melakukan sesuai ayat 11. Orang-orang yang tidak mengaku dan pura-pura tidak tahu tidak dapat mengelak dari pandangan Allah.Teks tersebut memanggil untuk terlibat aktif dimana kita telah menyadari akan hal tersebut. Apakah hal itu memberi kuasa untuk semua aksi penyelamatan adalah sebuah pertanyaan yang ada di luar ketentuan kita di sini. Yang pasti hal itu tidak berarti bahwa orang-orang percaya akan berbuat main hakim sendiri atau sama sekali mereka tidak melakukannya yang dikarenakan mereka menganggap bahwa pernyataan tersebut keliru. Tetapi akan datang saatnya ketika kita harus memilih dan melakukan seluruh kebenaran tersebut dengan kekuatan kita untuk menyelamatkan seseorang yang diperlakukan tidak adil menurut Alkitab.

 

  1. “Berikanlah minuman keras itu kepada orang yang akan binasa” Amsal 31:6

Amsal ini dimulai dengan peringatan bagi kita terhadap anggur dan minuman keras yang akan menyebabkan seorang raja melakukan kompromi terhadap integritasnya. Jika seorang raja menjadi peminum sehingga lari dari tugas dan beban yang harus dikerjakannya, maka ia kan menjadi ketakutan dan kehilangan keberanian untuk tugas-tugas yang diberikan kepadanya (4-5). Minuman keras akan menguasai kekuatan vitalnya, pikirannya menjadi tidak bersih, tidak dapat diperkirakan, tidak dapat dipertanggungjawabkan dan tidak sesuai dengan hal yang semestinya. Di sisi lain, raja didorong untuk memberikan anggur dan minuman keras kepada orang yang membutuhkan jalan keluar dari beban yang sangat berat. Apakah hal ini hanya untuk orang-orang hukuman yang telah diancam hukuman mati ataukah untuk semua, tidak dapat ditentukan dari teks ini. Hal ini adalah benar bagi orang yang diancam hukuman dengan diberi minuman yang khusus bagi mereka yang akan dieksekusi. Mungkin didasarkan pada amsal ini ketika wanita Yerusalem memberikan air masam kepada Yesus saat ia haus di atas kayu salib. Tetapi Yesus menolaknya sebab dia ingin menanggung penderitaan untuk memberikan hidup-Nya (Mark. 15:23). Orang-orang yang menjadi pecandu alkohol mengambil Mazmur 104:15 (“Anggur menyukakan hati manusia” dan mengangkat jiwa seseorang dari penderitaan dan kemiskinannya), untuk membenarkan diri. Tetapi supaya Amsal 31:6-7 juga jangan dipakai sebagai pembenaran penggunaannya untuk orang yang miskin dan menderita, maka yang harus diingat adalah amsal ini mengarah pada pembuatan sebuah perbandingan keadilan. Kebiasaan minum mungkin melupakan kemiskinan dan kekacauan hidup mereka. Di sisi lain seorang raja menjadi berbahaya dari melupakan hukum dan menipu orang-orang yang membutuhkan pertolongan jika ia diangkat dari gaya hidup yang demikian. Amsal ini lebih menekankan tentang raja-raja peminum daripada memberikan perintah kepada orang-orang umum.

 

  1. “Aku akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan” Pengkhotbah 12:14

Peringatan bahwa segala sesuatu yang dilakukan di bumi harus dipertanggungjawabkan di hari terakhir tidak dimaksudkan untuk membuat takut orang, tetapi agar mereka menahan diri dan hidup kudus. Ketidakadilan dalam dunia ini demikian buruk dan sangat tercela. Allah telah menyediakan jalan bagi perbaikan perbuatan-perbuatan yang salah tersebut melalui pengadilan hukum manusia. Tetapi perasaan lega yang terakhir akan datangdi masa datang, saat Hakim terakhir, Tuhan sendiri datang membersihkan semua yang salah. Hal yang sama tentang pengadilan terakhir ini juga ditulis dalam Pkh 3:17; 9:1; 11:9. Kenyataannya “Pengkhotbah” percaya akan pengadilan sesudah kematian dan menantikan semua kebenaran yang tidak ditegakkan di bumi menjadi kebenaran yang ditegakkan pada hari tersebut oleh Tuhan. Sejak adanya kehidupan dan sejak manusia diciptakan Allah, segala perbuatan apapun, bahkan yang tersembunyi akan dihakimi pada hari terakhir oleh Tuhan yang mengetahui segala sesuatu dengan sempurna. Rasul Paulus dalam 2 Korintus 5:10 juga mengajarkan tentang hal ini, “Sebab kita semua harus menghadap tahta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.”

 

  1. “Cinta kuat seperti maut” Kidung Agung 8:6-7

Kitab Kidung Agung ditulis oleh Raja Salomo melalui pengilhaman Allah. Kidung Agung 8:5-7 merupakan perkataan gadis Sulam yang dialamatkan kepada seorang laki-laki yang dikasihinya, dimana ia menyanyikan puji-pujian dan merayu dengan cinta. Ia mendiskripsikan bahwa cinta memiliki 5 elemen yang berbeda. Pertama, cinta kuat seperti maut. Kekuatannya tidak akan goyah dan tidak dapat dihalangi seperti kematian itu sendiri. Seseorang tidak dapat melawannya atau menolaknya, bahkan cinta itu hanya dapat dibandingkan dengan maut. Kedua, kecemburuan (kegairahan) cinta. Kokoh/tegar seperti dunia orang mati. Kata cemburu memiliki arti positif dan negatif dalam Alkitab. Dalam Kel. 20:5; Ul. 5:9; Kel.34:14, “cemburu” dipakai sebagai hal yang positif untuk Tuhan. Dalam konteks ini, penekanan cinta adalah cemburu “kepada seseorang”, bukan karena seseorang”. Ini adalah manifestasi dari cinta sejati dan perhatian yang protektif. Cinta juga “kejam” dan “keras” kokoh dan tegar dalam hasratnya kepada orang yang dicintainya. Akhirnya cinta ini akan hilang, meskipun ia sangat “dalam”, “tidak mengenal ampun dan “keras” seperti dunia orang mati. Ketiga nyala cinta seperti nyala api Tuhan. Cinta yang dimaksud di sini tidak muncul semata-mata dari naluri kedagingan, tetapi berasal dari Tuhan sendiri. Tuhan adalah sumber yang benar dari cinta suami istri. Nyala cinta dalam hati laki-laki atau perempuan dinyalakan oleh Allah yang membuatnya. Dalam bingkai perkawinan, nyala cinta datang dari Tuhan. Keempat, tidak mungkin menenggelamkan cinta ini dengan air yang banbyak atau bahkan dengan banjir. Kelima, cinta tidak dapat dibeli dengan harga berapapun. Ini adalah sisi keluhuran dari cinta dan datangnya dari Allah. Cinta tidak dapat dibeli atau dijual berapapun harganya. Seluruh teks ini mengetengahkan cinta fisik dari lingkup pernikahan yang kuat, yang tidak dapat dipadamkan dan yang berasal dari Tuhan.