Tag Archives: pikiran

RENEW YOUR MIND AND GROW IN FAITH (Baharui Pikiranmu Dan Bertumbuhlah Dalam Iman)

Semua orang sehat pasti mengalami pertumbuhan baik secara jasmani maupun secara rohani, meskipun tingkat pertumbuhan manusia berbeda-beda. Pertumbuhan jasmani untuk manusia normal, rata-rata sama sesuai dengan bertambahnya umur manusia. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor dan yang paling menentukan adalah faktor kuantitas dan kualitas makanan. Pertumbuhan rohani manusia juga dipengaruhi oleh faktor tersebut. Makanan rohani yang paling berkualitas adalah firman Allah. Namun tingkat pertumbuhan rohani manusia tidak dipengaruhi oleh umur setelah ia dapat berpikir dan memahami sendiri firman Allah yang diberikan kepadanya dan pertumbuhan rohani ini tidak pernah berhenti atau mencapai suatu titik tertinggi sehingga roh manusia itu akan terus menerus bertumbuh tanpa dibatasi oleh usia. Hal ini berlaku bagi setiap manusia baik para pendeta, pastor, teolog, majelis gereja sekalipun maupun anggota jemaat biasa.

Oleh karena itu, bisa saja anda yang berumur 20 tahun, tetapi usia rohani anda lebih dewasa dari orang yang berumur 40 tahun. Sekali lagi kedewasaan rohani seseorang tidak ditentukan oleh usia manusia. Ketaatan melakukan perintah dan firman Allah adalah hal terbaik yang membuat kondisi rohani anda bertumbuh dengan pesat. Dengan kata lain kemauan dan keinginan anda untuk bertumbuh harus dilakukan dengan mentaati firman Allah. Usaha untuk mengalami pertumbuhan rohani tidak bisa terlepas dari pembaruan-pembaruan yang harus dilakukan di dalam kehidupan kita bersama Tuhan.

MENGENAL PRIBADI MANUSIA.

Sebelum masuk dalam pemahaman lebih lanjut, kita akan melihat dahulu apa yang ada pada diri manusia dan bagaimana keadaan kita yang sebenarnya. Mengenal apa yang ada pada diri anda dan yang telah terjadi pada diri anda membuat kita sadar dan mengerti akan arti pentingnya pembaharuan pikiran dan pertumbuhan iman.

Menurut Alkitab, manusia terdiri dari tiga unsur: Roh, Jiwa dan Tubuh. Di bawah ini adalah ayat Alkitab yang menyebutkan bahwa manusia terdiri dari roh, jiwa dan tubuh.

 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnyadan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

1 Tesalonika 5:23

 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh,…     Ibrani 4:12

 Dalam ayat tersebut di atas, jiwa dan roh dapat dipisahkan oleh firman Allah, berarti jiwa tidak mungkin sama dengan roh.

Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk hidup dengan menghembuskan nafasNya ke dalam dirinya sehingga memiliki roh dan menjadi makhluk yang paling istimewa dan sempurna. Adam adalah manusia pertama yang diciptakan dan Allah menempatkan manusia itu di sebuah tempat yang disebut taman Eden. Semua buah pohon yang ada di situ boleh dimakan manusia, hanya satu yang tidak boleh dimakan dan Allah telah berfirman :

 Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat itu janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya pastilah engkau mati. Kejadian 2 : 17

Adam hawa

 Adam melanggar perintah Allah dengan memakan buah itu yang sebelumnya telah dimakan oleh Hawa karena terbujuk godaan si ular atau iblis. Inilah yang menyebabkan manusia menjadi mati. Bagian yang mati adalah roh manusia. Roh manusia adalah suatu tempat hubungan antara Allah dan manusia. Kematian roh mengakibatkan hubungan Allah dengan manusia menjadi terputus. Mati disini berarti kehilangan terang hidup atau kemuliaan hidup. Oleh sebab itu sejak Adam jatuh dalam dosa, hubungan mereka dengan Allah terputus sama sekali dan mengakibatkan dosa menjalar kepada semua manusia. Inilah yang disebut sebagai dosa asal [Baca 1 Korintus 15:21-22 ; Roma 5:12 ; Mazmur 51:7].

Ada tiga akibat dosa yang dialami manusia dan yang membuktikan bahwa semua manusia keturunan Adam dilahirkan dalam keadaan berdosa, yaitu :

  1. Dosa merusak roh manusia. Setelah manusia jatuh dalam dosa, hubungan mereka dengan Allah menjadi rusak. Manusia berusaha menyembunyikan dirinya dari Allah. Demikian juga apabila kita berdosa maka hubungan kita dengan Allah menjadi renggang, sebab kita tahu kita bersalah kepada-Nya.
  2. Dosa merusak jiwa manusia. Setelah manusia jatuh dalam dosa, jiwanya tidak tenang, gelisah, penuh dengan kebimbangan, kekuatiran dan ketakutan.
  3. Dosa merusak tubuh manusia. Sebelum manusia jatuh dalam dosa, manusia tidak mengenal umur dan kematian. Manusia tidak dibatasi waktu dan keadaan, tetapi hidup dalam kekekalan. Setelah jatuh dalam dosa, tubuh manusia menjadi fana, dapat merasakan sakit dan mengalami kematian.

Inilah keadaan kita sebenarnya yang sudah rusak oleh dosa. Namun Allah telah menyediakan jalan bagi seluruh umat manusia, karena Ia sangat mengasihi makhluk ciptaan-Nya itu. Allah telah datang dalam terang kemuliaan-Nya menjadi manusia Yesus Kristus untuk memulihkan hubungan yang sudah terputus antara Allah dan manusia dan menyelamatkannya dari hukuman kekal yaitu api neraka (Yohanes 1 :1 –14).

MANUSIA HARUS “LAHIR KEMBALI”

 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Yohanes 3:5

Banyak orang Kristen yang tidak mengerti tentang firman Tuhan ini, seperti halnya Nikodemus yang menjadi lawan bicara Tuhan Yesus pada waktu itu tidak mengerti maksud perkataan Tuhan dan bertanya, “Bagaimana mungkin aku yang sudah tua harus masuk ke kandungan ibuku dan lahir kembali?”

Kematian rohani akibat dosa asal yang dilakukan Adam telah terjadi pada setiap manusia yang hidup di dunia ini. Roh manusia telah mati [padam] dalam arti kehilangan terang hidup dan kemuliaan Allah sehingga tidak dapat berhubungan dengan Allah. Untuk menghidupkan roh manusia ini Allah telah memberikan satu jalan yaitu melalui percaya kepada Yesus Kristus. Tidak ada jalan lain untuk menyatukan hubungan manusia dengan Allah, semua manusia harus percaya akan Ketuhanan Yesus Kristus.

Roh Kudus

Lahir kembali adalah syarat yang harus dipenuhi agar manusia bisa masuk dalam Kerajaan Allah [sorga]. Lahir kembali adalah peristiwa supranatural yang dikerjakan oleh Roh Allah dengan menghidupkan kembali roh manusia yang sudah mati oleh dosa. Air melambangkan firman Allah dan Roh adalah Roh Kudus atau Roh Allah itu sendiri. Orang yang sudah percaya kepada Yesus Kristus tidak otomatis mengalami kelahiran kembali. Bisa saja ia masih belum “dilahirkan kembali dari air dan Roh.” Bagaimana orang bisa mengalami “lahir kembali” adalah kasih anugerah Allah semata-mata dan bukan karena pekerjaan kita. Tetapi setiap orang yang telah menerima Yesus Kristus dan yang bersungguh-sungguh mentaati firman Allah, ia pasti akan memperoleh kasih anugerah Allah dan mengalami kelahiran kembali yang sangat menakjubkan bagi setiap kita.

Ketika Anda dilahirkan kembali, Anda akan mengalami suatu pembaruan dalam hidup Anda dan perubahan-perubahan dalam keinginan, sikap dan perbuatan. Seseorang yang sedang mengalami kelahiran baru akan selalu bersukacita dan sangat peka terhadap dosa dalam arti takut untuk berbuat dosa. Keinginan hidupnya hanya tertuju kepada Allah dan selalu berusaha mencari kebenaran-kebenaran Allah serta selalu ingin menyembah dan memuji-muji Allah. Ini terjadi pada tahap-tahap awal pengalaman kelahiran baru. Orang lain, bahkan orang Kristen sendiri akan menganggap aneh kepada orang yang sedang dilahirkan kembali, karena prinsip-prinsip dan standar-standar Allah sangat berbeda dari yang mereka lakukan atau mereka pikirkan. Orang-orang yang tidak mengalami kelahiran baru, tidak bisa memenuhi standar-standar yang Allah tetapkan bagi manusia. Oleh karena itu banyak orang-orang Kristen yang hidup hanya dengan menjalankan suatu agama Kristen dengan tekun tetapi tidak mengalami kemerdekaan dan kebebasan dari dosa. Mereka sangat suka dengan pengajaran tentang ”anugerah” tetapi tidak menghidupi anugerah itu. Oleh karenanya mereka masih hidup dalam ketakutan, kekuatiran, kemarahan, bahkan perbuatan-perbuatan dosa yang nyata-nyata mereka lakukan serta pikiran dan keinginan mereka masih tertuju pada hal-hal kedagingan dan duniawi. Apabila orang-orang Kristen semacam ini mau berubah dan menyerahkan hatinya untuk Tuhan maka pasti mereka akan mengalami kelahiran baru yang sungguh sangat menyukacitakan. Kita akan seperti orang yang tidak akan pernah sedih karena damai sejahtera Allah meliputi hati kita.

 

Rasul Paulus dalam suratnya, mengatakan demikian :

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

2 Korintus 5:17

Bebas

“Ada di dalam Kristus” adalah senantiasa hidup bergantung kepada Kristus dan selalu tinggal dalam firman-Nya. Kata “ada” menunjukkan suatu keadaan yang terus menerus, bukan hanya sebentar atau suatu ketika saja tetapi selalu ada di dalam Kristus dengan memakai dan melakukan firman-Nya dalam hati dan pikiran, perkataan dan seluruh perbuatannya. Ini sama dengan perumpamaan Yesus tentang POKOK Anggur yang benar. Sebagai carangnya kita harus menyatu dengan pokok anggur itu yaitu Yesus.

Orang yang belum lahir kembali, tidak bisa “menyatu” dengan Yesus. Ia tidak bisa mempercayai firman Tuhan seperti yang dikehendaki Tuhan. Jika Anda percaya kepada Yesus dan mau mengikut Dia, tentunya Anda juga harus percaya kepada firmannya dan janji-janjiNya. Namun banyak orang Kristen yang tidak mau mempercayai seluruhnya. Mereka hanya memilih berdasarkan apa yang bisa diterimanya saja. Janji Allah yang tidak masuk akal dipikir-pikir dulu, malahan disesuaikan pemahamannya dengan kenyataan hidup. Mereka membatasi Allah dan kuasa-Nya dengan pikiran mereka dan mereka meyakininya sebagai kebenaran. Bahkan ada yang hanya melihat kepada janji tentang anugerah keselamatan saja sehingga ada banyak sikap-sikap dan perbuatan-perbuatan yang tidak dapat dibenarkan menurut firman Allah.

Kebanyakan orang percaya hanya ingin menerima keselamatan dan berkat-berkatNya tanpa mau mentaati firmanNya. Hal ini jelas tidak benar. Sebagai ciptaan-Nya memang sudah seharusnya kita mengikuti Tuhan Yesus dan melakukan segala firman-Nya dengan setia, sedangkan keselamatan yang dijanjikan Tuhan sudah pasti menjadi milik kita. Pada orang-orang Kristen yang masih demikian, peranan Roh Kudus sangat kecil, bahkan tidak ada sama sekali dalam hidupnya. Mereka mengaku percaya akan keberadaan Roh Kudus tetapi tidak pernah merasakan kehadiran Roh Kudus dan tidak bisa merasakan kuasa dan karya Roh Kudus bekerja dalam hidupnya. Mereka hanya percaya akan Roh Kudus karena hal itu tertulis di dalam Kitab Suci. Akibatnya dalam kehidupan, mereka hanya mengandalkan usahanya dan kekuatannya sendiri, meskipun mereka berdoa juga (hanya agamawi). Yang jelas dapat dilihat adalah bahwa kehidupan mereka tidak ada bedanya dengan orang yang tidak mengenal Kristus.

Mereka melihat firman Allah dengan hikmat dan pengetahuan mereka dan mencocok-cocokkannya untuk kepentingan hidupnya serta untuk membuktikan bahwa pendapatnya benar. Kristen hanyalah suatu agama bagi mereka. Tetapi kita tahu bahwa Kristen bukanlah sekedar suatu agama, sebab agama tidak akan pernah dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Hanya Yesus yang sanggup melepaskan manusia dari dosa dan memberikan hidup yang kekal. Mengikut Yesus bukan hanya ke gereja, menyanyi lagu rohani, memasukkan persembahan dan mendengarkan khotbah saja, tetapi lebih dari itu, Anda harus merasakan kehadiran Tuhan Yesus dalam setiap segi kehidupan dan menjadikan Yesus, Tuhan dalam hidup Anda, yang memerintah dan menguasai seluruh kehidupan Anda. Dengan demikian ada buah-buah kebenaran dinyatakan dalam kehidupan Anda setiap saat. Jadi bila Anda sudah “dilahirkan kembali” Anda benar-benar merupakan ciptaan baru yang kudus di hadapan Allah.

Apabila orang ditanya, “apakah Anda sudah merasa dilahirkan kembali?” Maka anda akan menjawab “sudah”, karena Anda tidak mau dibilang ingin masuk neraka. Namun begitu apakah orang yang sudah dilahirkan kembali tidak bisa berbuat dosa? Sudah barang tentu jawabannya masih bisa. Tetapi mari kita lihat firman Allah berikut ini.

 

Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.

Roma 6 : 6

 Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.

Roma 6 : 12

 Orang yang telah dilahirkan kembali memiliki kemampuan untuk lepas dari dosa karena Roh Kudus ada di dalamnya. Jadi ia mampu untuk menolak keinginan dosa yang ingin memerintah hidupnya. Dosa tidak berkuasa lagi dan kita bisa bebas dari keinginan dosa. Namun demikian, ia pun dapat menuruti keinginan dosa tersebut, karena manusia tetap memiliki ”kehendak bebas” (free will) untuk memilih. Perbedaannya dengan orang yang belum dilahirkan kembali adalah kemampuan untuk melawan dan menolak dosa diberikan kepada orang Kristen lahir baru sebab mereka sudah mengalami transformasi dan kepenuhan Roh Kudus.

Memang Roh Kudus yang memampukan kita untuk tetap hidup kudus di hadapan Allah. Dan lagi firman Allah sungguh-sungguh hidup di dalam hati dan pikiran orang yang telah mengalami kelahiran kembali dan memiliki kekuatan dan kesanggupan untuk melakukan firmanNya.

Memang semua orang telah berbuat dosa (Roma 3 : 23), tetapi firman itu jangan dijadikan sebagai alasan untuk berbuat dosa. Banyak orang sering menjadikan alasan ketidaksempurnaan dan kelemahan manusia untuk berbuat dosa. Hal ini bukan suatu pemikiran iman yang benar, justru pemikiran dan perkataan negatif yang akan menghambat pertumbuhan iman Anda. Pada dasarnya hal semacam ini muncul disebabkan oleh :

  • Anda masih ingin berbuat dosa.
  • Anda ingin membela perbuatan dosa atau kesalahan yang anda lakukan.
  • Anda masih ragu-ragu bahkan tidak mau meninggalkan dosa.
  • Anda mengalami keputus-asaan dalam melawan dosa.

Anda bisa katakan,”manusia kan lemah, tidak sempurna, dsb” dan anda bisa katakan hal itu berulang kali di depan manusia, bahkan pendeta, pastor atau majelis gereja, namun apakah Allah akan menerima alasan tersebut? Tidak. Allah hanya melihat bahwa anda telah berdosa dan harus bertobat untuk tidak melakukan dosa lagi, bahkan apa yang Anda tabur akan Anda tuai, karena Tuhan membalaskan hukuman setimpal dengan dosa yang anda perbuat. Allah sudah menyampaikan firman-Nya melalui Rasul Yohanes demikian :

 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi, sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.     1 Yohanes 3:9

 Allah konsekuen dengan perkataanNya dan Ia mau membantu segala kelemahan kita serta memberikan kekuatan kepada kita untuk melawan dosa oleh kekuatan Roh-Nya yang tinggal di dalam kita. Oleh karena itu Anda harus berpikiran positif dan mempunyai keyakinan yang benar supaya Anda tetap berdiri teguh dan dapat melakukan segala perintah dan ketetapan-Nya.

Memang ada keterbatasan atau ketidaksempurnaan manusia dimana manusia masih bisa berdosa. Saya akan memisahkan antara berbuat dosa dan berdosa, karena kedua hal itu berbeda. Jika Anda tidak berdoa setiap hari, maka Anda sudah berdosa, meskipun Anda tidak berbuat dosa.Tetapi bila Anda dengan sengaja berbuat dosa, lebih baik Anda tidak mengatakan hal tersebut terjadi karena kelemahan atau ketidaksempurnaan, karena ketika Anda melakukannya, Anda sadar bila hal tersebut dosa. Sedangkan 1 Yohanes 3:9 mengatakan, “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi,…”. Di sini kata “berbuat” menunjukkan suatu perbuatan yang disengaja. Artinya jika Anda merasa “lahir dari Allah” atau telah “dilahirkan kembali” Anda seharusnya tidak akan dengan sengaja berbuat dosa. Namun jika Anda dengan sadar dan dengan sengaja berbuat dosa, lalu mengatakan hal itu terjadi karena ketidaksempurnaan atau kelemahan manusia, sebenarnya Anda hanya beralasan saja dan tanpa Anda sadari, Anda tidak mempercayai apa yang tertulis dalam Alkitab, sebab “setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi.” Berbuat dosa adalah melakukan dengan sadar bahwa apa yang dilakukan melanggar hukum Allah. Sedangkan berdosa adalah tidak melakukan firman Allah meski sekecil apapun yang kadang tidak kita sadari. Contoh: tidak berdoa atau tidak hidup dalam kesaksian yang baik, bagi orang Kristen hal itu sebenarnya sudah berdosa, meskipun mereka tidak berbuat dosa. Jadi berbuat dosa dan berdosa adalah dua hal yang berbeda. Karena ada tiga hal yang dikatakan Alkitab tentang dosa :

  1. Dosa adalah pelanggaran hukum Allah (1 Yohanes 3:4).
  2. Jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya ia berdosa (Yak 4:17)
  3. Segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa (Roma 14:23)

Memahami dan menyadari kebenaran firman Allah harus disertai dengan penggenapan firman tersebut dalam hidup Anda, apabila firman itu memang harus dan dapat terjadi pada masa kini. Kenyataan bahwa Anda tidak dapat melakukan ataupun merasakan firman tidak meniadakan kebenaran firman itu. Andalah yang harus mengkoreksi dan mengevaluasi diri sendiri.

Pengalaman adalah kenyataan hidup yang telah kita alami, tetapi pengalaman bukanlah kebenaran, hanya karena kita merasakan dan membuktikannya. Banyak ajaran-ajaran iblis tentang kemakmuran, sihir, kesaktian, mimpi, kesembuhan, dsb, yang dapat dibuktikan sebagai suatu kenyataan, tetapi hal itu bukanlah kebenaran. Kebenaran yang mutlak hanyalah ada pada firman Allah. Jika pengalaman hidup Anda sudah sesuai dengan firman Allah, barulah kebenaran itu dinyatakan dalam hidup Anda. Oleh karena itu kita harus mengerti akan firman Allah agar kita pun mengerti dan memahami kehendak dan kebenaran-kebenaran Allah. Satu-satunya buku yang menuliskan firman Allah adalah Alkitab. Alkitab adalah kumpulan kesaksian orang-orang yang bertemu dengan Allah dan merasakan kebenaran Allah. Alkitab dituliskan oleh banyak orang dari bermacam-macam latar belakang dan waktu bahkan abad yang berbeda, tetapi Alkitab hanya mempunyai satu tema pokok yaitu Yesus Kristus adalah Tuhan. Mengerti kebenaran Alkitab melibatkan pikiran yang benar dan sudah dalam kerangka ”lahir kembali.”

 

PEMBARUAN PIKIRAN UNTUK KEDEWASAAN IMAN.

 

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu (renewing of your mind) sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah ; apa yang baik,yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

Roma 12 : 2

          Pusing

Tulisan ini adalah kutipan dari surat Rasul Paulus yang diberikan kepada jemaat di Roma yang anggota-anggotanya mengenal Yesus sebagai Tuhan, Juru selamat dan Tabib yang ajaib. Meskipun demikian, Rasul Paulus mengingatkan mereka , “Jangan menjadi serupa dengan dunia ini.” Rasul Paulus mengerti bahwa banyak orang Kristen pada waktu itu yang tidak mengerti dan memahami tentang Kekristenan dan tidak bisa menikmati arti Kekristenan. Mereka masih serupa dengan dunia ini. Mungkinkah kita yang hidup di jaman modern ini, lebih baik dibandingkan dengan cara hidup gereja di Roma saat itu? Ataukah justru semakin sama dengan cara hidup dunia yang semakin jahat ini? Tetapi suka atau tidak, kita saat ini ditegur dengan firman Allah tersebut, “Jangan serupa dengan dunia ini. “ Apakah Anda akan berpikir-pikir dulu untuk perintah ini atau mungkin membuat alasan dengan mengatakan, “kita kan masih hidup di dunia, butuh makan, uang, pakaian, rumah, dsb.” Terkadang pikiran semacam ini muncul dalam benak Anda, bukan? Di satu sisi kita mau percaya dan melakukan firmanNya, namun di sisi lain kita justru menentangnya dengan logika dan pendapat kita. Tetapi sebenarnya apa yang dimaksud dengan firman ini ?

Alkitab berbicara banyak tentang larangan-larangan Allah, jangan takut, jangan kuatir, jangan bimbang, jangan berjinah, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mencuri, dan sebagainya. Itulah hal-hal yang serupa dengan dunia ini. Maka Allah melarang supaya kita tidak berbuat seperti itu.

Jika anda kuatir, anda serupa dengan dunia ini.

Jika anda bimbang, anda serupa dengan dunia ini.

Jika anda sombong, anda serupa dengan dunia ini.

Jika anda marah, anda serupa dengan dunia ini.

Jika anda berjinah, mencuri, berjudi, membenci, dendam, memfitnah, menipu, anda masih serupa dengan dunia ini.

Hal-hal itulah yang tidak boleh dilakukan. Dan Allah memberitahukan caranya agar kita tidak menjadi serupa dengan dunia ini, “tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu.” Anda harus memperbarui budi atau pikiran Anda. Dengan kata lain Anda harus mau berubah. Kerendahan hati Anda sangat dibutuhkan di dalam memahami dan melakukan firman Allah. Allah membenci orang yang congkak dan yang mengeraskan hatinya untuk kebenaran firmanNya. Jika Anda tidak mau berubah, tentu saja Anda tidak akan mengalami pertumbuhan. Tidak menjadi sama dengan dunia ini adalah kehendak Allah untuk Anda, sebab tentang dunia ini Allah mengatakan demikian,

Hai kamu orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

Yakobus 4 : 4

Agar Anda tidak menjadi sama dengan dunia ini dan menjadi musuh Allah, Anda harus berubah dan menyediakan diri untuk dijamah Tuhan dengan segala kerendahan dan ketulusan hati. Anda harus memperbarui pikiran-pikiran yang lama dan juga pikiran-pikiran negatif harus dibuang jauh-jauh dan diganti dengan pikiran yang baru yang sesuai dengan firman Allah. Pada dasarnya, asalkan sesuai dengan firman Allah, masuk akal atau tidak, itulah yang harus Anda pikirkan/percayai atau Anda lakukan. Dan satu lagi yang dikatakan Alkitab untuk kita pikirkan.

 

Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.

Roma 8:5,6

 

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Filipi 4:8

Apabila anda terus memperbarui pemikiran anda, pada akhirnya pola pemikiran yang lama tidak akan timbul lagi, melainkan telah berubah menjadi baru. Anda segera mengenali pemikiran yang negatif, mengakuinya di hadapan Allah, memutuskan untuk merubahnya dan mengganti dengan pemikiran-pemikiran Allah. Allah selalu menghendaki agar manusia mengalami pembaruan untuk pertumbuhan iman. Di bawah ini adalah ayat-ayat yang berbicara tentang pembaruan dan pertumbuhan.

  • Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. 2 Korintus 4:16
  • Dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar khalik-Nya. Kolose 3:10
  • Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu. Efesus 4:23
  • Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juru selamat kita Yesus Kristus. 2 Petrus 3:18a
  • Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang pada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segal hal ke arah Dia, Kristus yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh,- yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar tiap-tiap anggota – menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih. Efesus 4:13-16

Kehidupan Kristen adalah merupakan suatu proses pertumbuhan yang konstan. Allah selalu memanggil kita kepada hal-hal yang lebih besar. Jika kita menolak perubahan tersebut, kita tidak akan bisa bertumbuh dan tidak akan bisa berbuah. Kita tahu bahwa doktrin-doktrin Alkitab tidak pernah berubah, akan tetapi cara kita melaksanakan doktrin tersebut melalui pelayanan dari generasi ke generasi terus bertumbuh atau berubah sesuai dengan kehendak Allah. Pada saat kita mulai berkeras pad pendirian kita dan tidak mau merubah dan memperbarui pikiran kita lagi, kita sebenarnya mematikan kehidupan kita. Tidak akan ada perkembangan dan pertumbuhan! Perubahan yang kita lakukan akan membawa pada pertumbuhan sehingga kita dapat mengetahui manakah kehendak Allah : apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:2). Memang perubahan itu tidak akan membawa kita pada kata sempurna, karena hanya Allah yang memiliki pikiran yang sempurna. Tetapi justru karena tidak bisa sempurna itulah kita harus diperbarui terus menerus dan bertumbuh sampai akhir hidup kita. Jadi pembaruan yang harus kita lakukan tidaklah mengenal usia atau umur. Anda yang menjadi pendeta, pastor ataupun majelis gereja dan yang sudah tua sekalipun, harus tetap diperbarui dari sehari ke sehari. Kita memang tidak akan menjadi Allah, namun kita harus selalu berusaha untuk menjadi seperti Dia. Tuhan Yesus berkata :

 Karena itu haruslah kamu sempurna,sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.

Matius 5:48

Apakah anda masih berpikiran negatif dengan berpikir bahwa perintah Tuhan berat atau tidak masuk akal? Sudah saatnya kita buang itu dan mempercayai dengan iman yang sungguh akan firman dan janji Allah bagi kita. Memang sudah sejak semula Tuhan Yesus mengatakan kepada kita :

Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyengkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Lukas 9:23

 

Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia : iman kita. 1 Yohanes 5:3,4

Kehidupan Kristen memang kelihatan berat apabila kita melihat masalah yang timbul dan terjadi pada kita, tetapi apabila mata kita tetap memandang Yesus dan dengan kekuatan Roh Kudus yang selalu bersama kita, maka tidak ada yang terlalu sulit dan berat bagi kita. Tuhan Yesus mengatakan :

Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKu pun ringan. Matius 11:30

Sangat jelas bagi kita saat ini, bila beban kita tidak berat. Mari kita lakukan firman-Nya dengan memperbarui pikiran kita dan bertumbuh di dalam pengenalan akan Allah sehingga kita akan dapat mengasihi Allah dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatan kita serta mengasihi sesama seperti Allah telah mengasihi kita dan seperti kita mengasihi diri-sendiri dengan memberitakan kebenaran yang telah Yesus ajarkan kepada kita. Untuk semua inilah kita hidup dan dipilih Allah, yaitu untuk menggenapi panggilan-Nya bagi kemuliaan Allah Bapa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.

Haleluya. Amin

 

 

BEBAS DARI “IKATAN” YANG TAK ANDA SADARI

Di dalam diri setiap kita ada sebuah gambaran tentang Allah yang terbentuk melalui apa yang kita baca, apa yang diajarkan kepada kita, pengalaman pribadi kita, serta ingatan dan perasaan-perasaan kita di masa lalu. Apa yang Anda pelajari tentang Allah akan disaring melalui keyakinan-keyakinan yang ada di pikiran Anda. Inilah yang membuat kebenaran yang alkitabiah tidak bisa masuk ke dalam jiwa karena dihalangi oleh benteng pertahanan. Pikiran yang belum diperbarui yang masih memiliki pola pikir kaku yang terbentuk dari sumber-sumber pemahaman akan Allah (kebenaran) yang salah, akan menghambat kebenaran rohani dan menghentikan pertumbuhan rohani seseorang sehingga mereka mengalami stagnasi rohani yang mengakibatkan mereka menjadi Kristen kanak-kanak atau Kristen duniawi atau Manusia Jiwani (Anthropos Psichikos), bahkan Manusia Kedagingan (Anthropos Sarkikos). Allah ingin kita mengalami proses rohani sampai pada tahap Manusia Rohani (Anthropos Pneumatikos) yang memiliki kedewasaan dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.

Ketika seseorang lahir baru atau menerima berita keselamatan secara pribadi, pikiran mereka masih dipenuhi dengan pola pikir lama yang salah dan beberapa gagasan yang tidak benar tentang kebenaran. Gagasan-gagasan dan sikap-sikap lama ini akan dilindungi oleh kubu pertahanan yang kita bangun sendiri.

Kunci untuk menerima pembaruan secepat mungkin adalah dengan “merobohkan kubu-kubu pertahanan” (2 Korintus 10:5) yang membelenggu pikiran. Sayangnya, banyak orang Kristen yang tidak pernah menyelesaikan proses ini. Sebaliknya mereka menghabiskan seluruh hidupnya dengan berusaha memadukan konsep-konsep mereka akan Allah dengan kebenaran Allah yang sesungguhnya. Inilah akar yang menyebabkan terjadinya aliran-aliran dalam gereja dan menganggap doktrin dan keyakinan mereka paling benar (Belajarlah dari rangkaian aliran dari Sejarah Gereja mulai zaman Rasul-rasul sampai abad ini). Tetapi untuk menguji kebenarannya, Tuhan telah mengatakan bahwa dari “buahnyalah”, kebenaran dapat dilihat (Baca Matius 7:15-20).

 

Kebenaran murni dari firman Allah yang diberikan kepada seseorang selama bertahun-tahun bisa tidak bertumbuh karena “tanah hati”nya bermasalah. Penderitaan, kekecewaan dan luka batin yang dalam yang pernah terjadi di masa lalunya membuat orang itu tidak mampu menerima Firman dengan baik. Apakah masa lalunya lebih kuat dari Firman Tuhan? Tentu saja TIDAK. Jika air yang bening dialirkan dalam satu pipa dan terdapat saringan di dalamnya yang kotor, maka air bening tersebut dapat dipastikan akan menjadi keruh dan tercemar. Tidak ada yang salah pada air itu. Masalahnya adalah pada saringan pipa itu.

Pikiran kita terbiasa berfungsi untuk menyaring segala sesuatu yang kita dengar dan alami. Pikiran yang penuh dengan ingatan-ingatan masa lalu yang buruk dan menekan serta luka-luka batin yang terjadi di masa lalu yang belum dipulihkan adalah sebuah pikiran yang mampet dan dapat memperkeruh serta mencemarkan kebenaran yang diterimanya pada masa kini. Pikiran seperti ini ibarat saringan yang kotor yang menghambat pertumbuhan rohani seseorang. Seperti halnya radar, radio dan saluran telepon atau internet dapat macet karena kelebihan beban sinyal, pikiran yang “overload” juga mengakibatkan kemacetan rohani. Kekecewaan, penderitaan dan luka batin menjadi sumber dari kubu-kubu yang melindungi gagasan-gagasan, sikap-sikap dan pola pikir yang menyimpang di masa kini. Bisa dibutuhkan waktu yang sangat panjang untuk mengatasi pola pikir yang sudah mendarah daging in, jika tidak memahami cara untuk menghancurkan kubu-kubu pertahanan yang mengikat. Kasih dan pengampunan Tuhan yang tidak pernah gagal yang sanggup menerobos ketidakpercayaan dan ketakutan seorang yang terluka seperti ini. Namun dibutuhkan waktu yang panjang dari seorang tersebut untuk menentang Allah dan dirinya sendiri serta mengijinkan Tuhan untuk memulihkan pikiran dan batinnya yang bertentangan dengan kehendak Allah.

Kubu-kubu pertahanan dalam pikiran didirkan untuk melindungi diri dari apa yang ia pahami sebagai sebuah kebenaran. Inilah yang menghalangi penerimaan kebenaran, pemulihan dan kesembuhan dari Tuhan dan secara tidak sadar mengijinkan setan membawa kebohongan untuk mengakses luka-luka dan kekecewaan bahkan kepahitan di masa lalunya. Kebohongan inilah yang membuat seseorang membangun dinding-dinding ketidakpercayaan dan mempercayai suatu “kebenaran” (baca: doktrin) yang salah. Benteng-benteng pikiran ini akan semakin tebal dan terus diperkuat bersama dengan fakta-fakta yang mendukungnya sehingga masukan yang baru (doktrin yang berbeda) tidak bisa masuk, bahkan sudah mengklaim sebelumnya (di pikiran) bahwa masukan itu salah. Hal seperti inilah yang membuat seseorang tidak memahami firman Tuhan secara murni dan sesuai kehendakNya, karena sudah memiliki tafsiran dan kepercayaan yang menjadi benteng-benteng dalam pikirannya. Benteng seperti ini juga bisa dibangun bukan hanya karena luka dan penderitaan masa lalu, tetapi karena masukan yang salah sejak kecil di masa lalunya, bahkan sudah menjadi kebenaran yang dipercayai secara turun-temurun bahkan oleh sebagian besar orang di sekitar dirinya.

Oleh karenanya perlu proses konseling dari seorang yang mengalami luka batin dan kepahitan di masa lalunya serta pengajaran firman Tuhan secara berkesinambungan. Proses ini harus didukung oleh orang-orang di sekitarnya (keluarga) untuk menyikapi seseorang itu dengan kasih yang tulus dan pengertian serta mau menerima dia apa adanya, tanpa harus menghakimi dan menuding kesalahan-kesalahan yang dibuatnya. Kesembuhan batin dan pelepasan merupakan cara efektif yang dapat membawa seorang tersebut dalam pemulihan seutuhnya. Namun pelayanannya harus dilakukan oleh seseorang yang mengerti dan memahami serta berpengalaman dalam bidang ini. Bukan hanya seseorang yang pernah dilayani dan dipulihkan sebelumnya lalu disuruh melayani oleh pendetanya sebagai konselor atau pelayan pelepasan. Kadang gereja menggampangkan ini sehingga justru “kepahitan” yang terjadi, bukannya pemulihan. Kita semua memang belajar untuk melayani tetapi ada tingkat-tingkat tertentu dimana Tuhan mempercayakan seseorang pada pelayanan yang menjadi bagiannya sesuai waktuNya.

Firman Allah berkata, “Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu. (Yak 4:7). Kita semua diajar bahwa Iblis pasti dapat kita kalahkan. Ya dan amin. Masalahnya adalah:

1. Apakah Anda mempercayai kasih dan penebusan Yesus memberikan kuasa dan hak penuh untuk menang dan menerima janji Allah?

2. Iblis tidak akan menyerang dari depan Anda, tetapi ia akan selalu menyerang dari belakang.

3. Dosa dan kesalahan adalah pintu masuk Iblis untuk mengalahkan Anda.

 

Kita tahu bahwa Iblis memakai roh-roh jahatnya untuk menyerang anak-anak Tuhan. Kita juga tahu bahwa Allah tidak memberikan sakit penyakit, kemiskinan dan kegagalan tetapi memberikan kesembuhan, kelimpahan berkat dan keberhasilan. Kita tidak sedang berbicara tentang keselamatan (masuk surga atau neraka), tetapi berbicara tentang hak sebagai anak Allah untuk menikmati janji-janji Allah dalam hidup kita di dunia ini. Ada banyak anak-anak Tuhan yang karena kepercayaannya yang salah, tidak bisa menikmati kekristenan dan hidup dalam kemiskinan, kegagalan dan sakit penyakit atau tidak mengalami damai sejahtera dan sukacita Tuhan sepanjang hidupnya dalam mengikut Yesus, namun malah mengalami kekecewaan, kepahitan, kemarahan, kebencian, kegagalan dan perselisihan yang terjadi setiap saat dalam rumah tangga, pergaulan bahkan kehidupan gerejanya.

Inilah hak yang diberikan kepada kita sebagai anak Allah:

Roma 4:13-16   Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman. Sebab jika mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu. Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran. Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua,

Galatia 3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.

Roma 8:14-18 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

Hak yang diberikan kepada kita semua ini dapat Anda nikmati sepenuhnya, tetapi harus dipercayai dan dihidupi. Kepercayaan yang tidak sepenuhnya (totally) kepada Allah dalam kehidupan Anda lah yang membuat Anda tidak bisa menikmatinya. Kepercayaan terhadap Allah yang tidak totally ini karena kepercayaan yang salah atau ketidaktahuan yang terjadi akibat benteng-benteng pikiran yang salah sebagai kubu-kubu pertahanan diri karena masa lalu yang salah.

Ketika Iblis akan menyerang Anda dari depan Anda, pasti Anda siap dan dengan mudah mengalahkannya. Namun lawan Anda (roh-roh jahat) yang banyak itu akan menyerang Anda dari belakang. Mereka akan mencari pintu masuk untuk dapat mengalahkan Anda. Jika ada pintu kepahitan, pintu tidak mau mengampuni, pintu kemarahan, pintu ketidakpercayaan, pintu keangkuhan, pintu percabulan, pintu perjinahan, pintu kedengkian, perselisihan dan iri hati maka ia akan masuk melalui pintu itu. Inilah yang biasanya tidak kita sadari kita telah ada dalam ikatan musuh. Mungkin Anda tetap bisa beribadah, tetap bisa melayani. tetap bisa berkhotbah, tetapi ada kehampaan dan kehilangan kasih yang semula dalam hati Anda. Atau mungkin Anda sedang menyembunyikan sakit-penyakit, kegagalan, kelemahan dan ketidaknyamanan hidup Anda karena Anda mempercayainya sebagai hal yang wajar yang harus Anda tanggung. Ingat bahwa Anda berhak hidup sebagai anak-anak Allah yang menerima segala janji-janji yang baik dan berkelimpahan dari Bapa sorgawi kita. Sesungguhnya inilah yang disebut sebagai Injil (berita kesukaan) yaitu bahwa hidup kita baik di dunia ini maupun dunia yang akan datang sudah ditanggung dan dijamin Yesus di atas kayu salib dan Anda telah lunas dibayar dengan darahNya.

1 Korintus 6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar:

Galatia 3:13-14 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.

Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan BENTENG-BENTENG (strongholds, fortresses).

Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap KUBU/BENTENG yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.

2 Korintus 10:3-5

 

Kita perlu memahami apa arti dari kubu pertahanan (benteng-benteng/stronghold, fortresses). Kata Yunani asli dari Benteng-benteng/Stronghold adalah “ochuroma” yang berarti melindungi dengan memegangnya kuat-kuat. Ungkapan lain dari kamus Inggris-Yunani “Thayer” , sebuah kubu pertahanan adalah apa yang dipakai seseorang untuk melindungi dan mempertahankan sebuah keyakinan pribadi, gagasan atau opini dalam menghadapi oposisi dari luar. Sebuah kubu pertahanan adalah sebuah benteng dan pertahanan yang mengelilingi apa yang Anda yakini, khususnya ketika keyakinan Anda memang salah.

 

Jika Anda telah meyakini dan terikat oleh sebuah “kebohongan”, Anda akan berusaha melindungi keyakinan itu. Kebohongan itu bisa berupa perasaan, doktrin/ajaran atau pengetahuan serta kejadian-kejadian. Perasaan tidak dicintai, tidak diinginkan, tidak dibutuhkan, tidak layak, tidak berhasil dan kata ‘tidak’ lainnya bisa merupakan kebohongan yang Anda yakini. Doktrin atau ajaran yang tidak sesuai dengan Alkitab bisa menjadi kebohongan yang Anda yakini. Contoh sederhana tentang doktrin misalnya ajaran yang mengatakan tidak mungkin ada mujizat dari Tuhan sekarang ini, jelas bertentangan dengan Alkitab. Jika Anda telah memutuskan bahwa kebohongan ini adalah benar, maka Anda akan mendirikan sebuah kubu pertahanan untuk melindungi hak Anda untuk mempercayainya. Upaya orang lain atau masukan dari luar yang berulangkali meyakinkan Anda bahwa itu adalah kebohongan (salah) akan Anda pandang sebagai sebuah serangan, sehingga membuat Anda semakin memperkokoh kubu pertahanan Anda. Setan tahu hal itu dan ia senang atasnya.

 

Setan bukanlah musuh yang kecil, karena kita diberitahu dalam Kitab Yehezkiel 28 bahwa ia diciptakan dengan sempurna dan dengan hikmat yang besar. Setan membuat sebuah penilaian salah yang mematikan ketika ia menantang Allah, tetapi ia tidak kehilangan kecerdasan superiornya ketika ia dibuang keluar dari sorga. Ia masih jauh lebih cerdas dari kita. Namun sebagai orang percaya, kita telah dilindungi oleh darah Yesus dan berada pada posisi di dalam Dia sehingga kuasaNya (Roh Kudus yang ada di dalam kita lebih besar dari kuasa Iblis-1 Yohanes 4:4) melindungi kita. Tetapi jika Anda telah membangun kubu pertahanan di sekitar hal-hal yang tidak terselesaikan dalam hidup hidup Anda, setan akan menempel padanya seperti besi pada magnet. Lihat contoh ayat berikut dimana Petrus telah dipengaruhi pikirannya oleh Iblis. Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (Matius 16:23)

 

Setan akan memakai pengetahuannya akan kebutuhan emosi Anda yang tidak terpenuhi, ingatan-ingatan yang tidak jelas, penderitaan, kemarahan, kepahitan, ketidakmampuan untuk mengampuni dan dosa-dosa yang tersembunyi, menjadi sebuah senjata yang diarahkan kepada Anda. Ia akan menipu Anda dan mencobai Anda melalui keadaan dan situasi yang memperkuat rasa luka dan takut Anda atau memperkuat kesombongan dan keangkuhan Anda. Akan tetapi Iblis bukanlah akar masalah Anda, ia hanya menggunakan apa yang sudah ada. Itulah yang disebut “pintu” bagi Iblis untuk memasuki area hidup Anda.

 

“Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat (bind up) orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung (bound) kelepasan dari penjara” Yesaya 61:1

Ada dua makna kata “bind” (mengikat) dalam Alkitab.

Kata “bind’ yang dapat berarti menyembuhkan berasal dari kata Ibrani “chabash,” sedangkan “bind up” berarti melilitkan dan mengikat jadi satu. Kata “terkurung” (bound) memakai kata Ibrani “acar” yang berarti dijadikan tawanan, ditawan, diikat, disimpan.

Berbeda dengan kata ‘bind” yang digunakan dalam ayat-ayat berikut:

Amsal 3:3 Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah (bind) itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,

 

Amsal 6:21 Tambatkanlah (bind) senantiasa semuanya itu pada hatimu, kalungkanlah pada lehermu.

 

Kata “bind” di ayat tersebut menggunakan kata Ibrani “qashar” yang berarti mengalungkan, mengencangkan, membatasi, mengetatkan, menambatkan, mengikat, menggabungkan, menjalin.

Jadi ada dua sisi ikatan yaitu sebuah ikatan yang memenjarakan dan merantai, tetapi ada yang mengikat dengan indah dalam arti menjalin dan menambatkan menjadi satu. Ikatan yang satu menghambat, ikatan yang lain membangun. Ikatan yang negatif perlu dilepaskan, sedangkan ikatan dalam arti komitmen justru harus terus dibangun.

Kembali kepada Yesaya 61, ketika Yesaya dipenuhi Roh Allah, ia memiliki tugas untuk membuka pintu-pintu penjara (rohani) dan membebaskan mereka yang telah dikurung musuh (roh jahat). Hal ini juga dipakai oleh Yesus dalam Lukas 4:1 dan 18-19 untuk tugas yang sama.

Lukas 13:16 Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya (bound) itu, karena ia adalah keturunan Abraham?”

Tugas yang sama juga diberikan kepada murid-murid Yesus. Oleh karenanya mereka dipenuhi dengan Roh Allah yang sama, sama kualitas kuasaNya, kasihNya, kehebatanNya dan kekekalanNya.

Matius 10:8 Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan.

Kisah 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa (dunamis), kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Yohanes 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa (exousia) supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.

Rangkaian ayat-ayat di atas dapat kita runut sebagai sebuah pengajaran bahwa Yesus sebagai manusia (teladan) harus dipenuhi Roh Kudus untuk melakukan tugas Allah Bapa sehingga kuasaNya yang dinyatakan itu adalah kuasa Roh Kudus yang juga diberikan kepada murid-muridNya untuk melakukan tugas sorgawi dari Allah Bapa.

Kisah 10:38   yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah “mengurapi Dia dengan Roh Kudus” dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.

 

Paulus seorang Yahudi dan penghujat Yesus pun setelah bertobat dan menjadi Kristen, melakukan banyak mujizat oleh karena kuasa Roh Kudus.

Roma 15:18-19 Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan, oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh kuasa Roh. Demikianlah dalam perjalanan keliling dari Yerusalem sampai ke Ilirikum aku telah memberitakan sepenuhnya Injil Kristus.

 

Kisah 19:11-12 Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa, bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat.

 

Dan sekarang kita telah menerima Roh Kudus dan kuasaNya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan dari Allah, untuk membebaskan tawanan (setan), melepaskan orang dari penjara (penjara rohani) untuk memberitahukan kasih karunia penebusan dosa oleh Kristus Yesus kepada dunia.

 

Gereja (ekklesia/church) adalah jemaat yang hidup (organisme) bukan hanya organisasi yang sibuk dengan kegiatannya dan mempertahankan doktrin. Gereja bukan gedungnya, gereja adalah tubuh Kristus yang mewakili kehadiran Yesus (tubuhNya) untuk melanjutkan karya Yesus di bumi ini. Apa yang dibuat Yesus selama pelayananNya di bumi ini, sekarang gereja lah yang harus mengerjakannya.

Yohanes 14:12-13 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.

Gereja (baca jemaat) telah diberi kuasa untuk melakukan penuaian jiwa-jiwa. Gereja tidak hanya dipanggil untuk DATANG kepada Tuhan Yesus, tetapi kita juga harus PERGI bagi Dia. Gereja harus membebaskan mereka yang dibutakan oleh ”ilah zaman” sehingga tidak melihat cahaya Injil kemuliaan Kristus (2 Korintus 4:4), supaya mata hati mereka terbuka dan menerima Injil Yesus Kristus. Gereja harus memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang, berita sukacita, kabar keselamatan, kelepasan, kemerdekaan dan kebebasan dari belenggu serta ikatan penderitaan, sakit penyakit dan kutuk dosa. Gereja juga harus siap untuk melayani dan memulihkan mereka yang menderita, luka batin, kepahitan, kemarahan dan kekecewaan oleh beban hidup dan masa lalu yang suram.

 

Gereja harus menjadi harapan bagi mereka yang terbuang, tersisih dan terabaikan. Gereja harus peduli kepada orang-orang miskin, orang-orang jalanan yang tak mengerti tujuan hidup mereka.

Dunia harus diberitahu bahwa mereka masih memiliki pengharapan. Jemaat harus diyakinkan bahwa mereka bisa hidup berkelimpahan tanpa ikatan masa lalu, tanpa jerat kemiskinan, tanpa belenggu sakit-penyakit, tanpa kemarahan, kebencian, kekecewaan dan luka yang menyengsarakan.

Tidakkah Anda berpikir, jangan-jangan gereja yang terikat dengan “roh agamawi” sehingga lupa akan tugas dan tanggung jawab eksistensinya di dunia ini. Tuhan pernah menegor dengan keras umatNya: Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.” Matius 15:7-9

Tidakkah kita menjadi sadar bahwa mungkin “doktrin” yang kita yakini hanyalah perintah manusia dan tidak sepenuhnya sesuai dengan kehendak Tuhan. Mungkinkah gereja telah dibutakan oleh ilah zaman yang lain yang membutakan kita dari melihat kebenaran-kebenaran Allah dan tugas-tugas yang harus kita kerjakan. Atau gereja masa kini telah “lupa” akan kedahsyatan dan kuasa Allah yang pernah menyertai gereja mula-mula.

Dalam sejarahnya, gereja pernah “tersesat” dalam hampir 1000 tahun masa kegelapan. Ikatan “kepentingan” dan “kekuasaan” telah merubah wajah gereja menjadi monster yang menakutkan. Jerat “mamon” dan belenggu “hawa nafsu” telah mencemari eksistensi gereja di bumi ini. Sejak Kaisar Konstantin (312 M) memadukan jubah kekaisaran Romawi/kepercayaan Yunani dan kekristenan, mulailah gereja kehilangan kemurniannya.

Setelah Martin Luther mencanangkan reformasi gereja pada abad 16, tidak lama kemudian, gereja justru meninggalkan ikatan yang benar (komitmen) dan terpecah-pecah dalam perselisihan-demi perselisihan akibat perbedaan doktrin (meskipun demikian Tuhan turut mendatangkan kebaikan di dalamnya).

Sesungguhnya ketika kita meninggalkan ikatan yang benar, kita sedang masuk dalam ikatan yang salah. Yang harus kita lakukan adalah “melepaskan dari ikatan yang salah.”

 

Ketika orang tidak mau terikat dalam kebenaran (komitmen) dan memilih untuk bebas, sesungguhnya mereka sedang berada dalam keterikatan terhadap “kebebasan” itu.

Roma 6:16-20 “Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran? Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan. Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran.“

 

Untuk melepaskan diri dari “ikatan” dalam diri Anda, mungkin Anda perlu menyadari bahwa sebelumnya Anda harus melepaskan diri dari “ikatan” sistem yang lebih besar. Anda hanya perlu mempercayai Allah dan firmanNya, bukan kepada organisasi atau pendeta. Sesungguhnya tidak menjadi masalah bagi Tuhan, nama semua organisasi gereja dihapuskan. Masalahnya adalah apakah nama ini memuliakan Allah atau justru mengikat orang untuk tidak bertumbuh dan kurang mempercayai Allah? Adakah ikatan “keyakinan agamawi” yang salah yaitu “kebohongan” yang Anda yakini sekarang ini? Ikatan yang kuat dan sudah mengakar (bahkan dari generasi ke generasi, turun temurun) tidaklah mudah untuk dilepaskan begitu saja. Ini mungkin adalah penyamaran Iblis yang paling hebat yang dapat kita jumpai dalam gereja Tuhan. Bahkan lebih hebat dari roh jahat yang merasuki orang sampai parah keadaannya yang dalam perumpamaan disebut Yesus sebagai “orang kuat.”

Matius 12:28-29 Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Atau bagaimanakah orang dapat memasuki rumah seorang yang kuat dan merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu “orang kuat” itu? Sesudah diikatnya barulah dapat ia merampok rumah itu.

Lihat bahwa roh-roh jahat atau setan memiliki tingkatan kekuatan (kuasa) yang berbeda-beda. Yesus pernah mengatakan demikian, “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.” Matius 17:21.Ini membuktikan bahwa “ikatan” setan atau roh jahat ini memiliki kekuatan yang berbeda-beda pada diri seseorang. Orang juga bisa diikat bukan hanya oleh satu ikatan roh jahat, tetapi bisa lebih dari satu bahkan ribuan roh jahat. Alkitab mencatat, “Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini.”   Matius 12:45.

Lukas 8:30-31 Dan Yesus bertanya kepadanya: “Siapakah namamu?” Jawabnya: “Legion,” karena ia kerasukan “banyak setan.” Lalu setan-setan itu memohon kepada Yesus, supaya Ia jangan memerintahkan mereka masuk ke dalam jurang maut.

Jenis-jenis ikatan roh jahat yang seperti di atas akan sangat mudah Anda temukan. Ikatan yang kita bahas adalah ikatan yang tidak disadari namun dirasakan akibatnya. Pembahasan di atas hanyalah perbandingan bahwa ada roh yang jelas-jelas mengikat manusia, namun ada yang menggunakan tipu daya (Efesus 6:11) atau menyamar (2 Korintus 11:14) untuk mengikat orang dan khususnya orang-orang percaya agar tidak bertumbuh dan diberkati dalam hidupnya. Dua-duanya harus kita layani dan harus dilepaskan ikatannya. Ini merupakan tugas dan tanggung jawab gereja.

 

Jika Anda lihat sekeliling Anda, Anda akan menemukan orang-orang yang demikian kaku dan angkuhnya dalam hidupnya. Atau orang yang selalu merasa bahwa pendapatnya benar, yang suka mempertahankan pendapatnya dengan meledak-ledak, cepat marah dan suka mencela. Sebaliknya juga ada orang yang merasa rendah diri/minder, tidak merasa dirinya mampu, memiliki perasaan tidak layak, tidak suka bergaul dan menutup diri, lebih banyak diam dan menjauh dari konflik dan seolah-olah bersikap “netral.” Atau mungkin Anda memiliki seorang teman yang bicaranya ceplas-ceplos, suka melucu, bergurau, dan meledek orang lain, tetapi mudah sekali marah dan tersinggung ketika orang lain bercanda tentang dirinya. Tidak saja itu seorang laki-laki atau perempuan, tua-muda, kaya-miskin, berpendidikan-tidak terpelajar, orang penting atau tidak penting, memiliki status sosial tinggi atau rendah, bahkan jemaat atau pendeta dsb, semua bisa terjadi pada orang-orang tersebut. Kemungkinan besar ini adalah tanda-tanda seseorang yang memiliki benteng-benteng pertahanan diri yang dibangun karena masa lalu yang salah. Semua yang pernah mereka alami di masa kecilnya dan masa lalunya telah membentuk pribadi yang terlihat saat ini. Sesungguhnya kita tidak membicarakan orang-orang di sekitar Anda, kita sedang membicarakan Anda.

 

Anda tidak bisa menyembuhkan diri sendiri dengan kemauan yang kuat untuk bertahan dengan melaksanakan sebuah “program”. Seringkali gereja menekankan program atau metode sehingga tidak mencapai tujuannya. Gereja mengharuskan jemaat/pengerja harus melewati Men’s Camp atau Wanita Bijak, kalau tidak berarti belum dipulihkan. Atau seseorang yang belum mengikuti HMC berarti belum dipulihkan hidupnya, dsb. Hanya karena banyak orang dipulihkan dengan metode itu, belum tentu semua orang harus dipulihkan dengan cara itu. Seperti ini jelas membatasi kuasa Tuhan. Tuhan bisa melakukan pemulihan dengan banyak cara. Jangan pernah batasi Tuhan dengan cara Anda. Kita harus fair melihat fakta, bahwa banyak juga orang-orang yang mengikuti program-program seperti di atas, karakternya dan cara hidupnya, bahkan cara kepemimpinannya tidak menjadi lebih baik. Kita semua tahu bahwa intinya bukanlah metode, tetapi pertobatan dan penyerahan diri pada kehendak Allah. Anda dipulihkan dan disembuhkan melalui penyerahan segala sesuatu di dalam hidup Anda, baik masa lalu, masa kini maupun masa depan kepada kehendak Allah dan kemudian menerima kesembuhanNya. Anda harus langsung berurusan dengan Allah secara pribadi dan membutuhkan waktu khusus dimana Anda benar-benar menyadari ada yang salah dan ingin bebas. Jika Anda pernah dilayani konselor dengan pelepasan dan masih merasakan “sesuatu” yang tidak Anda tahu, bukan berarti Anda tidak perlu lagi mendapatkan pelayanan pelepasan. Yang terutama adalah bahwa mereka tidak dapat menyembuhkan Anda. Satu-satunya cara untuk benar-benar bebas adalah dengan melepaskan sifat lama Anda dengan seluruh sumber kekuatannya. Ini tidak bisa “dilepaskan” oleh hamba Tuhan dan sekedar didoakan (diurapi, dinubuatkan atau dimanterai dengan bahasa roh). Doa dan pengurapan memang penting tetapi dalam kasus ini respon terhadapnya harus Anda lakukan dengan mau merobohkan kubu pertahanan yang Anda dirikan dan mengijinkan Allah untuk menata kehidupan rohani Anda. Ini benar-benar dibutuhkan kesadaran diri dan kerendahan hati bahwa Anda membutuhkan Allah secara pribadi lebih dari sekedar ibadah agamawi (kebaktian).

 

Jika benteng-benteng pertahanan diri tidak segera Anda runtuhkan, kehidupan berkat yang dijanjikan Tuhan dalam Alkitab tidak akan pernah Anda rasakan. Roh jahat akan mengikat semakin kuat dan mempengaruhi bahwa seolah-olah Anda sudah berjalan dalam kebenaran. Anda adalah seorang yang terhormat, seorang yang tidak bermasalah, menduduki posisi dalam gereja bahkan mungkin paling terhormat, tetapi ikatan ini bisa terjadi pada diri Anda. Meskipun gereja Anda tidak mengajarkan tentang pelepasan atau peperangan rohani terhadap roh-roh jahat, tetapi faktanya roh jahat itu ada dan sedang menyerang orang-orang percaya. Meskipun Anda tidak percaya dengan pelepasan atau roh jahat yang mengikat, tetapi faktanya Alkitab mengatakannya dan ini sedang terjadi di banyak anak-anak Tuhan. Semakin Anda tidak percaya terhadap keberadaan roh jahat atau aktivitas yang dilakukan roh jahat, sesungguhnya Anda semakin terjerat dengan tipu muslihatnya.

Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada “selubung” yang menutupi hati mereka. Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka “selubung” itu diambil dari padanya.   Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. 2 Korintus 3:15-17

Kata selubung dalam bahasa aslinya adalah  “kaluma” {kal’-oo-mah} yang artinya“a veil” atau “covering” sebuah selubung atau menutupi.

Rasul Paulus mengutip Kejadian 34:33-35 untuk menjelaskan bahwa seseorang yang tidak melihat cahaya kemuliaan Tuhan dikarenakan ada “selubung” yang menutupi hati mereka sama seperti orang Israel dalam PL. Dalam PB atau tepatnya setelah Roh Kudus dicurahkan, kita semua seharusnya dapat melihat cahaya kemuliaan Tuhan dalam terang Injil oleh karena kita telah “dilahirkan kembali” (Yoh.3:3-8) dan menjadi “ciptaan baru” (2 Kor. 5:17). Oleh karenanya, selubung itu harus diambil dan hanya oleh Kristus dengan kuasa Roh Kudus selubung itu dapat diambil.

 

Tetapi sesungguhnya apakah yang dimaksudkan “selubung” oleh Rasul Paulus?

2 Korintus 3:14 Tetapi “pikiran” mereka telah menjadi ”tumpul”, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.

Ketika hati mereka ‘diselubungi” maka pikiran mereka tumpul. Kata tumpul diterjemahkan “blind” berasal dari kata “poroo” {po-ro’-o} yang artinya1) to cover with a thick skin, to harden by covering with a callus 2) metaph. 2a) to make the heart dull 2b) to grow hard, callous, become dull, lose the power of understanding

Alkitab KJV menggunakan kata blind dalam 2 Korintus 4:3-4   Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah “dibutakan” oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Teks di atas dalam bahasa aslinya menggunakan kata “tuphloo” {toof-lo’-o}artinya buta, seperti penggunaan pada mata yang buta.

Jika demikian kata “tumpul” juga dapat dimaknai “tidak bisa mengerti” karena ada sesuatu yang menyelubungi pikirannya. Secara metafora, tidak bisa melihat karena dibutakan atau diselubungi oleh “sesuatu.” Dari sini kita bisa mengerti kenapa orang tidak bisa mempercayai firman Tuhan sepenuhnya dan mengapa juga ada yang tidak mempercayai firman Tuhan sama sekali bahkan tidak bisa percaya kepada Tuhan Yesus. Lihat perkataan Alkitab ini:

 

Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: “Terkutuklah Yesus!”

dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus. (1 Korintus 12:3).

 

Jadi hanya oleh kasih karunia kita bisa mengaku dan percaya kepada Yesus dan firmanNya. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah peran kita dalam hal ini?

Seperti kita tahu bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan dan diberi “free will” (kehendak bebas). Ketika Allah berfirman dan memberikan perintah serta larangan, manusia bisa menggunakan kehendak bebasnya untuk memilih mentaati atau tidak mentaatinya. Jika manusia belum percaya kepada Tuhan, Roh Kudus bekerja bersama-sama dengan firmanNya untuk membuka “selubung” yang menutupi hati manusia yaitu “ilah zaman.” Kata “ilah” dalam bahasa aslinya menggunakan kata “theos” atau god (Inggris) yang juga dipakai untuk kata “Allah.” Namun secara kontekstual artinya adalah “sesuatu” yang disembah untuk menggantikan Allah (Yang Maha Esa) yang sesungguhnya. Inilah yang mengikat orang-orang sehingga mereka tidak percaya. “Ilah” inilah yang harus kita perangi agar semua orang dibebaskan dan diselamatkan. Ilah ini adalah roh yang lain yang bukan Roh Allah, tetapi bisa menggunakan obyek seperti uang, filsafat, pengetahuan, pekerjaan, manusia, patung, atau segala sesuatu yang lain. Artinya “uang’ bisa menjadi “ilah zaman” yang membutakan manusia. Demikian juga dengan “filsafat” bahkan agama (aliran gereja) sekalipun bisa membutakan untuk tidak mengerti kebenaran yang sesungguhnya. Ikatan inilah yang harus dilepaskan dalam diri manusia.

 

Ada banyak ikatan-ikatan yang bisa menjerat orang percaya. Ikatan ini membentuk sebuah benteng-benteng pertahanan (kubu pertahanan diri) sehingga seseorang bisa mempercayai “dusta.”

2 Tesalonika 2:11-12 Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan “dusta,” supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan “kebenaran” dan yang suka kejahatan.

Yesus memberikan jalan bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Jika Anda sungguh-sungguh berada dalam jalan-jalanNya maka Anda pasti mendapatkan kelepasan, kedamaian, kebahagiaan bahkan kesejahteraan yang dijanjikanNya.

Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya:

“Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”Yohanes 8:31-32

 

Kiranya KEBENARAN-NYA memerdekakan Anda semua. Haleluya