Tag Archives: masalah

KELUARGA YANG DISFUNGSI

broken home1

Definisi Keluarga yang Disfungsi

  • Keluarga yang disfungsi adalah keluarga yang gagal dalam melakukan fungsi yang Tuhan rencanakan bagi keluarga-keluarga
  • Keluarga yang disfungsi adalah juga keluarga yang tergantung pada metode dan strategi yang tidak efektif, tidak benar, atau yang merusak masing-masing anggota keluarga tersebut
  • Pola-pola tersebut yang tidak benar diulangi terus sampai terciptakan suatu sistem yang tidak benar. Bagi masing-masing anggota fungsi sistem tersebut dianggap lebih penting daripada kalau sistemnya benar atau tidak.
  • Dalam konteks keluarga yang disfungsi hubungan antara orangtua dengan anak-anak mereka cenderung tegang dan tidak normal
  • Karena masing-masing angota belum pernah mengalami kehidupan keluarga yang normal, seringakali anggota-anggota keluarga yang disfungsi menganggap keluarga mereka normal atau ”biasa”

 

Berbagai Jenis Keluarga Yang Disfungsi

  • Keluarga di mana minimal satu anggota kecanduan alkohol, narkoba, dosa seksual atau main judi
  • Keluarga di mana minimal satu anggota sakit secara emosional atau psikologis
  • Keluarga di mana minimal satu anggota menganiaya yang lain secara emosional, secara fisik atau secara seksual
  • Keluarga yang menganut kepercayaan agamawi yang tidak benar atau yang terlalu kaku sekali

 

Dampaknya terhadap anggota keluarga yang lain

  • Mereka semua menjaga rahasia bahwa salah satu anggota mereka bermasalah berat sehingga seluruh keluarganya terpengaruh
  • Mereka membuat strategi-strategi yang tidak efektif dan tidak benar supaya sistem keluarga mereka terus berjalan
  • Mereka semua mulai memainkan peran-peran yang aneh yang cenderung merusak masing-masing anggota keluarga mereka

Beberapa peran yang dimainkan oleh anggota-anggota keluarga yg disfungsi

  • The ”Dependent”: Anggota keluarga yang masalahnya cukup serious sehingga mempengaruhi semua anggota keluarganya yang lain
  • The ”Enabler”: Seringkali istrinya memainkan peran ini. Ia melindungi orang yang bermasalah itu supaya (1) masalahnya tidak diketahui oleh orang lain dan (2) ia tidak mengalami konsequensi tindakan-tindakannya yang akan meyakitkan.
  • The ”Hero”: Seringkali peran ini dimainkan oleh anak yang paling sulung atau anak yang paling pintar. Ia berusaha untuk bekerja keras supaya ia berhasil dan berprestasi. Fungsinya dalam konteks keluarga ialah untuk menenteramkan hati keluarga dengan membuktikan bahwa mereka ”baik-baik saja”.
  • The ”Princess or Little Man”: Menjadi anak yang favorit bagi salah satu orangtuanya (biasanya the “Enabler”). Seringkali dianiaya secara emosional dengan dijadikan penganti orangtua yang lain (misalnya penganti suami dalam kehidupan ibunya supaya kebutuhan emosionalnya terpenuhi).
  • The ”Doer”: Ia bekerja keras untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Ia cenderung memikul tanggung jawab yang terlalu berat baginya, tetapi ia merasa bersalah dan merasa bahwa usahanya tidak cukup.
  • The ”Scapegoat” (kambing hitam): Seringkali anak kedua dalam keluarga yang disfungsi memainkan peran ini. Supaya orang lain tidak merasa bersalah akibat kondisi keluarga, anak tersebut menjadi kambing hitam bagi keluarganya, seolah-olah ia yang menyebabkan semua masalah dan disfungsi keluarganya.
  • The ”Lost Child” (anak yang tersesat): Anak tersebut cenderung menjadi pemalu dan mengisolasikan dirinya sendiri. Ia merasa seperti orang asing dalam konteks keluarganya, terabaikan oleh orangtua dan saudara-saudaranya. Ia cenderung memisahkan dirinya dari semua kekacauan keluarganya, dan sering masuk ke dalam dunia fantasi yang lebih nyaman baginya
  • The ”Mascot”: Seringkali anak bungsu dalam keluarga yang tidak berfungsi memainkan peran ini. Ia mencari perhatian dari semua anggota yang lain, dan berusaha untuk menghibur mereka dengan humor dan joke-jokenya. Anggota keluarganya yang lain cenderung terlalu melindungi anak ini dari masalah dan tantangan hidup. Namun di dalam hatinya ia penuh kecemasan dan ketakutan

 

Prinsip Utama

Peran-peran yang dimainkan dalam konteks keluarga yang disfungsi cenderung dimainkan juga di luar konteks keluarga tersebut sehingga mempengaruhi masing-masing anggota di sekolah, di tempat kerja, di gereja, di dalam hubungan dengan teman-teman dan dalam hubungan dengan suami/istri dan anak-anak mereka

Beberapa praturan dalam keluarga yang disfungsi

  • Jangan membicarakan masalah-masalah, khususnya dalam konteks keluarga
  • Jangan mengungkapkan perasaan-perasaan Anda secara terbuka dan jujur
  • Jangan berkomunikasi dengan orang lain secara langsung. Lebih baik secara tidak langsung, misalnya dengan berdiam, memisahkan diri dari orang lain, atau melalui pihak ketiga
  • Jangan menghadapi besarnya masalah yang dialami oleh ”The Dependent” sehingga Anda mempunyai pengharapan-pengharapan yang tidak realistis mengenai apa yang akan dilakukannya bagi Anda
  • Jangan merasa dirimu pintar, Anda harus mengutamakan anggota keluarga yang lain meskipun salah (berarti Anda tidak boleh menentukan garis-garis batas dalam hubungan dengan anggota-anggota keluarga yang lain)
  • Jangan meneladani orangtua Anda. Lebih baik melakukan apa yang mereka katakan daripada apa yang mereka lakukan
  • Jangan menikmati diri sendiri (”Don’t have fun”)
  • Jangan berusaha untuk mengubah situasi keluarganya
  • Jangan membahas hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas Anda atau orang lain
  • Jangan mempertanyakan kepercayaan atau keyakinan orangtua Anda

 

Karakteristik orang yang berasal dari keluarga yang disfungsi

  • Mereka hanya bisa menerka mengenai apa yang normal dan sehat dalam konteks hubungan mereka dengan orang lain
  • Mereka seringkali mengalami kesulitan dalam mengerjakan suatu proyek dari awal sampai proyek tersebut terselesaikan
  • Mereka cenderung menipu dan membohongi orang bahkan dalam situasi-situasi di mana mereka bisa menjawab dengan benar
  • Mereka cenderung menghakimi diri sendiri tanpa belas kasihan
  • Mereka cenderung tidak dapat bersenang-senang
  • Mereka cenderung menganggap diri dengan sangat serious
  • Mereka cenderung mengalami kesulitan dalam pembentukan hubungan-hubungan yang dekat dan intim
  • Mereka cenderung berreaksi besar terhadap perubahan yang di luar kontrol mereka
  • Mereka mencari terus penerimaan dan pujian dari orang lain
  • Mereka merasa bahwa mereka berbeda dengan orang lain
  • Mereka cenderung menjadi terlalu bertanggung jawab (dengan cara yang over and tidak sehat) atau sama sekali tidak bertanggung jawab
  • Mereka cenderung sangat loyal, bahkan setelah sudah terbukti bahwa orang lain itu tidak layak menerima loyalitas mereka
  • Mereka cenderung impulsif, tidak mempertimbangkan konsequensi tindakannya

 

Proses konseling dengan orang yang berasal dari keluarga yang disfungsi

  • Pelayanan untuk memulihkan hati mereka dari dampak latar belakang mereka
  • Pelayanan untuk membentuk hubungan yang sehat dengan orangtua dan saudara-saudara mereka
  • Pelayanan untuk membentuk hubungan yang sehat dengan orang lain di luar konteks keluarganya

 

Tujuan konseling dengan orang yang berasal dari keluarga yang disfungsi

  • Menolong mereka untuk mengenal Tuhan dengan sungguh-sungguh dan untuk bertumbuh semaksimal mungkin di dalam Kristus
  • Menolong mereka untuk menjadi berkat bagi orang lain karena ia membentuk hubungan-hubungan yang sehat dengan mereka
  • Menolong mereka untuk menjadi suami atau istri dan ayah atau ibu yang membentuk rumah tangga yang sehat sehingga memberkati anak-anak mereka.

Karakteristik keluarga yang sehat

  • Keluarga yang terbuka terhadap orang lain dari luar sistem keluarga
  • Keluarga mengijinkan orang luar untuk masuk ke dalam sistem keluarga dan anggota-anggota boleh mencari bantuan di luar keluarga kalau perlu
  • Orangtua menentukan garis-garis batas yang tepat antara satu generasi dengan generasi berikutnya.
  • Keluarga mengetahui bahwa situasi-situasi yang membuat stres akan terjadi dalam kehidupan semua orang. Mereka mengerti bahwa dampak stres bisa positif kalau pendekatan mereka benar
  • Anggota-anggota keluarga bekerja bersama-sama untuk mencari solusi bagi masalah-masalah yang mereka hadapi. Mereka berpusat pada solusi dan tidak mengutamakan siapa yang bersalah
  • Anggota-anggota keluarga berpusat pada apa yang dapat dikontrol dalam kehidupan mereka. Mereka cenderung menerima situasi-situasi yang diluar kontrol mereka
  • Mereka membuat dan merevisi praturan-praturan supaya mereka bisa menghadapi kehidupan mereka setiap hari dengan efektif. Waktu mereka stres mereka saling mendukung dan bekerja sama untuk merevisi praturan mereka dan untuk mengevaluasi hasilnya
  • Mereka menyadari bahwa keputusan dan kebiasaan mereka bisa fleksible. Praturan dan pengharapan yang terlalu kaku (rigid) cenderung ditantang oleh anggota-anggota keluarga
  • Karena mereka menghadapi stres dengan efektif, mereka lebih konfiden. Mereka cenderung menganggap tantangan sebagai kesempatan

 

Penerapan

  • Kita perlu berdoa dan minta bimbingan dari Tuhan supaya Roh Kudus menunjukkan kepada kita kalau ada aspek-aspek tertentu dari kehidupan keluarga asal kita yang disfungsi
  • Kita perlu berdoa dan minta bimbingan dari Tuhan supaya Roh Kudus menunjukkan kepada kita kalau kita memainkan peran yang tidak sehat dalam konteks keluarga asal kita
  • Kita perlu berdoa dan minta bimbingan dari Tuhan supaya Roh Kudus menunjukkan kepada kita di mana kehidupan kita pada masa kini masih terpengaruh oleh keluarga asal kita yang disfungsi
  • Kita perlu mencari bimbingan dari orang lain yang dapat menolong kita untuk menolak pola-pola kita yang disfungsi dan untuk membentuk pola-pola baru yang lebih sehat.

 

Broken Home